debaran kama

2.2K 302 52
                                    

"lo nikung gue ?" tanya affan

"nggak. kita nggak lagi balapan naek motor." jawab kama yang terkekeh

keduanya kini berada di sekre pramuka, baru saja affan datang untuk menemui kama.

"kama. !!!" teriak affan yang membuat yudha dan radit ikut terlonjak kaget.

yudha dan radit pun segera beranjak keluar ruangan setelah kama menatap mereka berdua bergantian, seakan memberi kode supaya mereka berdua segera keluar.

"sejak awal, gue ngerasa posisi gue aman. dan gue nggak salah. kalau lo ngerasa gue tikung, emangnya lo udah jalan ?" tanya kama yang menaikkan sudut bibirnya

"lo masih diem ditempat , lo sama sekali gak ngasih pergerakan buat merjuangin ratih. lo cuman deketin dia tanpa ngasih kepastian, karna apa ? karna lo cuman jadiin dia cadangan." kama menghembuskan nafasnya kasar

"dan sekarang lo kelimpungan karna ratih mulai deket sama gue ?" imbuh kama

kama mendecih sambil beranjak dari duduknya, di berdiri sambil menyandar pada meja.

"kalau sejak awal lo emang suka sama ratih, bikin dia jadi prioritas dan tujuan lo, lo perjuangin buat dapetin dia dan tiba² gue masuk diantara kalian, baru gue terima kalau lo ngatain gue penikung. tapi kenyataanya lo sama sekali belum bergerak, dan langkah lo hanya selalu mastiin ratih selalu ngelihat lo. hanya itu. gak ada perjuangan sama sekali."

kama menyugar rambutnya ke belakang dengan santai.

"jadi bukan kesalahan gue kalau gue bertindak maju buat ngedeketin ratih karena gue lebih bisa ngasih perasaan gue, waktu gue, dan prioritas gue buat dia. dan yang pasti gue nggak main² sama dia karena gue jamin dia bakal jadi perempuan satu²nya yang bakal gue perjuangin, bukan hanya sebagai cadangan" tandas kama yang kini menatap tajam kearah affan

"oke, liat aja, gue bakalan buktiin kalau gue yang bakalan menang ngedapetin ratih." ucap affan penuh emosi

"nggak ada yang menang ataupun kalah, karna ini bukan pertandingan, ratih terlalu berharga untuk dijadikan bahan pertaruhan dan hadiah untuk pemenang. " ucap kama tak kalah sengit

"cihh, sok banget sih lo. seyakin apa lo kalau ratih bakalan milih lo ?" tanya affan yang mulai maju selangkah

"gue berharap lo ngedeketin ratih dan merjuangin dia emang murni dan tulus dari hati lo, karna lo emang suka dan sayang sama dia, jangan sampai lo maju dan berjuang cuman karna lo takut gue berhasil ngedapetin dia. yakinin perasaan lo.  lo takut kelingan ratih karna lo emang bener² punya perasaan sama dia dan nganggep dia itu berharga, atau cuman karna  ngerasa ego dan gengsi lo yang tersentil karena sekarang ratih jauh dari lo dan mulai deket sama gue. atau kasarnya lo berjuang cuman karna takut kalah saing sama gue." ucap kama yang kini tangan kirinya meremas pinggiran meja dengan erat menahan emosi

bugh

satu bogem yang lumayan keras affan layangkan di perut bagian kiri kama yang cukup membuatnya meringis.

"lo licik." desis affan

"terserah lo mau ngatain gue apaan, gue gak akan maju seandainya dari awal lo nggak mainin perasaan dia." ucap kama yang mulai terengah

"tau apa lo tentang perasaan gue ?"

"gue tau semuanya, gue tau siapa Gesti dan siapa Irma, yang gue nggak tau ratih itu lo jadiin pilihan keberapa ? kedua ? atau ketiga ? karna nggak mungkin kalau lo jadiin dia pilihan pertama sedangkan lo sama sekali nggak nunjukin usaha lo buat berjuang dan serius sama ratih." jawab kama yang mulai memegangi dada  karena sepertinya dia mulai sesak nafas menahan sakit di perut kirinya yang tadi kena bogeman affan

#3 TA  ( Kama & Ratih)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora