pelukan ?

2.3K 332 41
                                    

"pagi bu." kama menyapa bu sekar yang tengah menyapu halaman depan rumah

"pagi... temennya tio ya ?"

"iya bu, saya kama temennya tio tapi saya mau jemput ratih buat berangkat ke sekolah."

"loh kenal sama adek juga to ?"

"iya bu."

"mari silahkan masuk dulu nak. udah sarapan belum ?"

"udah bu."

kama dan ibu sekar berjalan memasuki rumah dan langsung menuju ruang makan.

"duduk dulu nak, ibu buatin minum bentar." ucap bu sekar seraya meninggalkan kama berdua dengan ratih yang tengah melahap sarapan paginya

"berangkat jam berapa dari rumah kak ?" tanya ratih

"setengah enam."

"busyet. emang kamu bangun jam berapa ?"

"subuh ."

"mau sarapan sekalian gak kak ?"

"nggak."

"oke."

"nih ngemil gorengan kak." ucap ratih yang mendorong piring berisi gorengan kearah kama

"lo kalau makan, makan aja. gausah sambil ngobrol. tambah lama."

"hish."

"anjir pagi banget lo !!!" ucap tio heboh sambil mendekat kearah kama

"iya, abis kejatah nyalain traffic light tadi."

"hah ?" jawab tio dan ratih bersamaan

"kan semalem lewat jam sepuluh warnanya yang nyala cuman orange, nah jam lima tadi jatah gue buat ngatur ulang lagi biar yang ijo sama merah ikutan nyala."

ratih pun tergelak dan kemudian menyemburkan tawanya

"anjir ... pantesan tiap malem si orange cuman sendirian. ternyata si merah sama ijo lagi pada tidur."

"merah sama ijo lagi istirahat soalnya kalau siang kerja keras."

"lah anjir .. bener juga lo. berarti kalau pagi lo selalu bangunin merah sama ijo ?"

"yo'i"

"terus berarti tiap malem, lo juga yang nidurin merah sama ijo ?"

"anj___ ya nggak nidurin juga Yo."

tio dan kama pun tertawa bersamaan yang membuat fokus ratih tertuju pada kama.

manis

ehh

"ini minumnya, susu coklat suka kan ?" tanya bu sekar

"suka bu, makasih."

"bang !! mandi sana !! gak malu ? ngeliat temen sama adek udah rapi sama wangi gitu ??"

"iya bu." jawab tio yang beranjak dari tempat duduknya

"ati² sama ibu gue, " bisik tio kearah kama
dan kemudian berlalu menuju kamar mandi

"nak kama udah lama temenan sama tio ?" tanya bu sekar

"setahun lebih sih bu. sebenernya saya temennya affan dan karna dia juga saya jadi akrab sama tio."

"ohh gitu, kok gak pernah main kesini ?"

"beberapa kali sempet mampir sih bu, cuman emang pas gak ada ibu dirumah."

"rumah kamu dimana sih nak ?"

"saya aslinya semarang, cuman pas masuk SMA bapak pindah tugas ke magelang, jadi sekarang saya tinggal di Taman Agung."

"buk, coba tanya nama lengkapnya kama deh. pasti ibu makin tertarik sama dia." ucap tio yang sudah keluar dari kamar mandi

"cepet banget mandinya bang ?? yang disabunin tangannya doang ya ?" ejek ratih kepada tio yang langsung mendapatkan jambakan pelan di rambutnya yang panjang

"emang nama panjang kamu siapa ?" tanya bu sekar

"kamajaya rajendra."

"subhanallah. yakin nama kamu kamajaya ?"

"iya bu."

"kamu ___ jadi mantu ibuk aja ya nak . kan pas tuh kamajaya sama ratih."

uhukkkk

ratih langsung tersedak susu hangat yang tengah ia minum, membuat tio tertawa puas.




✨💫

jam enam lebih seperempat kama dan ratih pun berangkat sekolah bersama. jalanan masih cukup sepi, hanya sesekali berpapasan dengan tukang sayur yang bersepeda motor. letak sekolah memang berada di kaki gunung Merapi jadi sepanjang jalan hanya ada perkampungan dan sawah, nggak ada lampu merah sama sekali. yang ada hanya jalanan yang berkelok dan naik turun, udara pagi hari pun seringkali berkabut. seperti pagi ini.

baru setengah perjalanan, kama menghentikan motornya di depan sebuah toko yang masih tutup. dia mematikan mesin motor dan kemudian melepas jaket yang dia pakai.

hanya melepas beberapa detik dan memakainya kembali namun membaliknya, sehingga resleting yang seharusnya berada di depan kini berada di belakang punggungnya.

"majuan dikit !" pinta kama

"hah ?"

"ck." kama berdecak dan langsung mengulurkan tangannya ke belakang, mencari keberadaan tangan ratih dan kemudian menariknya.

kama melingkarkan kedua tangan ratih keatas perutnya. gerakan kama barusan membuat tubuh ratih terayun kedepan dan membentur punggung kama.

kama semakin mengeratkan tangan ratih ke perutnya, sehingga kini tubuh ratih bagian depan menempel di punggung kama sepenuhnya.

jika dilihat, ratih nampak seperti tengah memeluk tubuh kama dari arah belakang.

"kenapa gak pakai jaket  ?" keluh kama

"kkk__ kenapp_ pa ?"

"lo kedinginan kan ? makanya jadi gagu gitu ?"

"eng__ gak."

"ck. gue bukan affan yang rela ngasih jaketnya buat lo disaat dingin berkabut kayak gini. "

"ha ?"

"kalau jaket gue kasih ke elo, ntar gue yang kedinginan. jadi mending kayak gini."

kama menyalakan motornya dan kembali melajukannya menuju sekolah.

"kaku banget sih." ucap kama seraya memasukkan tangan kirinya ke dalam jaket yang membungkus tubuh bagian depannya, menyentuh tangan ratih yang saling bertaut di atas perutnya.

"lo belum pernah meluk cowok ya ?" tanya kama seraya mengelus punggung tangan ratih yang terasa semakin dingin

berkat kaca spion  kama bisa  melihat wajah ratih yang merona, jelas warna merah itu bukan karna kedinginan, karena rona itu hanya ada di kedua pipinya tidak sampai hidung.

entah dorongan perasaan darimana, ratih tiba - tiba merileks kan tubuhnya dan memeluk tubuh kama semakin erat serta menumpukan dagunya diatas bahu kama.

kama tersenyum dibalik helm nya dan melepaskan tangannya dari punggung tangan ratih, dia kembali fokus memegang stang motor.

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang