first time

1.2K 167 20
                                    

hi semuaaaa, apa masih ada yang baca ini??? mmf aku sedih banget jadi kehilangan feel nulis ini. tapi, i'll try my best kok♡


"perlu lo tau, sebenernya- gue gak hamil." ujar yena.

felix terbelalak kaget, "hah?"

"gue gak hamil." tegas yena.

felix tepis tangan yena, "bercanda lo gak lucu."

"gue gak bercanda. lo mau tau kebenarannya kan?"

yena menyesap americano-nya.

"ikut gue ketemu changbin."

tangan felix ditarik paksa mengarah ke unit apartemen changbin.

sesampainya mereka disana, changbin baru saja ingin keluar.

"lah, kalian ngapain?" tanya changbin.

"bin, kita perlu bicarain ini biar semuanya jelas." ucap yena.

"hah? bicarain apaan?" changbin kebingungan.

"masuk dulu ke apartemen gue sini, gak enak diliat tetangga." ajak changbin.

felix sedari tadi hanya diam, dia ingin marah tapi ketika melihat changbin, dia merasa rindu.

"ada apa? kenapa kalian bisa barengan?" tanyanya lagi.

"aku gak tau kak, tiba-tiba dia tarik tanganku." sahut felix.

"felix, lo harus dengerin ini dulu."

yena mengeluarkan sebuah pena, ia menekan tombol pada pena tersebut dan muncul sebuah percakapan.

dia seperti mengenali suara orang yang ada didalam percakapan tersebut.

"loh? ini kan suara jisung?" ucap felix.

"iya, emang ini suara dia. lanjut dengerin lagi." perintah yena.

setelah felix mendengarkan semua isi percakapan itu dengan teliti, dia mengepalkan kedua tangannya.

"jadi- selama ini dia-" felix menggantung perkataannya.

"iya, gue diancem sama dia." tukas yena.

felix menatap yena tidak percaya, "lo gak ngada-ngada kan?"

yena mendesis, "buktinya udah jelas kan? selanjutnya biar changbin yang jelasin ke lo."

yena pergi meninggalkan mereka berdua yang saling bertukar pandangan.

"fel, duduk dulu."

changbin menarik tangan felix dan mendudukannya di sofa.

"aku jelasin ya, tapi tolong jangan di potong dulu, oke?" felix mengangguk.

"aku mau minta maaf sekaligus terima kasih, kamu masih mau kasih kesempatan untuk aku bicarain ini ke kamu."

"kak, langsung ke intinya aja." potong felix.

changbin menggeleng, "aku mau jelasin secara detail."

🌠

flashback on

changbin
yen, lo dimana? |

yena
| masih dirumah
| jemput dong

changbin
otw |

yena
| tiati sayanggg

changbin tiba dirumah yena dan langsung kedalam untuk menemui si pemilik rumah.

"progress-nya udah berapa?" tanya changbin.

"masih jauh kayaknya, lo mau kemana?" yena bertanya balik.

"mau ke perpustakaan sih, mau temenin?"

"lo ngapain sih ke perpustakaan?"

"cari referensi buat proposal gue lah."

"yaudah, tapi abis itu makan ya?"

changbin mengangguk dan mereka berdua beranjak pergi menuju ke perpustakaan.

changbin sibuk berkutat dengan laptopnya, yena sudah bosan dan mengajak changbin agar cepat menyelesaikannya.

yena memaksa changbin agar menemaninya makan, karena dia semalam terjaga penuh dan tidak makan sama sekali, sibuk mengerjakan project.

"gue terpaksa bohong nih sama felix." gumam changbin.

"gapapa, bohong demi kebaikan. kalo gue sakit, project-nya gak jalan loh, bin."

changbin rolling eyes, "jangan lah, bisa gila gue."

mereka berdua sedang menikmati hidangan, pandangan yena menangkap sosok felix sedang bersama seseorang.

"bin, itu felix bukan sih?"

"mana?"

"arah jam dua belas, sama cowok."

"lah, iya itu felix. sama siapa tuh?"

"ya mana gue tau! coba lo tanya lah."

changbin mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada felix.

tak perlu waktu lama, balasan dari felix membuatnya kesal.

"shit, dia bohong sama gue." changbin berusaha mengontrol emosinya.

"kita keluar aja yuk? takut nanti felix liat kita, bahaya." yena langsung menarik tangan changbin.

changbin dan yena masih berada di parkiran, melihat felix memasuki mobil orang lain.

padahal felix mengiriminya pesan, bahwa dia dijemput oleh kakak sepupunya.

"dia bohong lagi sama gue, yen."

yena menenangkan changbin dengan menggenggam tangannya, "maaf, gara-gara gue jadi gini."

"gapapa, ini demi kebaikan juga. biar gak ketauan gue lagi nyiapin sesuatu buat dia."

yena tersenyum, "sabar ya. ada gue disini, sayang."

"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
stillWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu