05

1.8K 237 26
                                    

Aku akan selalu menulis tentang Chenle. Diary ini ada karena Chenle. Sebab dia adalah candu yang menguasai diriku. Dia adalah partikel penting dalam hidup ku.

Sebenarnya tulisanku tidak akan selalu seperti ini meskipun topiknya masih Chenle. Aku ingin menceritakan semua perasaan senang, sedih, atau apapun itu ketika dengan Chenle. Semuanya tidak melulu baik-baik saja. Sebagai yang termuda, kadang aku dan Chenle suka sedikit keras kepala.

Ini saat aku belum menyatakan perasaanku,

"Memang kenapa hah? Bukannya kemarin kau juga pergi dengan Renjun hyung? Kenapa kau melarang ku pergi dengan Kun-ge?"

Bodoh. Dengan lantangnya aku melarang Chenle bertemu kun-ge. Bukan melarang tapi apa ya, saat itu aku moodku lagi turun-turun nya dan Chenle dengan kemeja kotak-kotak panjang berteriak padaku bahwa ia akan bertemu Kun sialan itu. Mianhae Hyung.

"Ini kan liburku. Kau iri karena tidak dapat libur?"

Bukan Chenle. Aku sama sekali tidak memperdulikan hari libur. Bahkan aku tidak ingin libur karena sudah pasti aku tidak akan menghabiskan waktu denganmu. Hanya saja, oke baiklah. Aku cemburu.

"Kau menyukaiku? Sungguh? Kau ini gila ya"

Iya. aku gila karena terlalu mencintaimu.

"Hehe sebenarnya aku juga menyukaimu jisungie"

Sial. Semudah itu?

Aku pikir ini akan seperti drama yang sering Haechan hyung tonton atau seperti FTV di Indonesia yang pemainnya berusaha menolak namun sebenarnya mau. Aku kira Chenle akan seperti itu. Malah aku pikir ia akan menamparku dan menendangku ke luar dorm.

Dia begitu lembut meskipun sedikit keras kepala.

"Jangan sok jadi Dilan deh, kau bukan Jaemin hyung"

Itu saat aku menggodanya dengan,  "jangan rindu, berat. kamu gk akan kuat, biar aku saja"

Oh oke, bagaimana kalau begini, " Jangan rindu. Berat, kaya heachan Hyung"



Plak




Satu tamparan dari Haechan Hyung karena dia menguping pembicaraan kami.

"Jadi maksudmu aku gendut?" Protes Haechan. Aku mengatupkan tanganku, bukan untuk minta maaf tapi,

"sawadikap" ucapku lalu menarik tangan Chenle untuk menjauh dari Haechannie.

"Jisungie, sejak kapan kau menyukaiku?"

"Sejak kau menginjak kakiku dengan Hoverboard"

"Jinjja? Itu lama sekali"

"Itu tandanya aku serius padamu"

"Cih. Ngomong-ngomong bukannya saat itu kau marah ya? Aku sampai takut karena Jaemin hyung terus mengomel"

Hehe sebenarnya itu,

"Chenle-yaa! Yang kau injak ini kaki manusia" pekik Jaemin hyung saat memeriksa kakiku. Chenle berhenti tertawa, ia menghampiriku kemudian membungkuk.

"Apa sakit" tanyanya polos. Jaemin hyung menepuk jidatnya. Aku tidak bisa berkata-kata lagi karena sungguh rasanya sangat linu.

"Mianhae" sesalnya. Ia menggosok kakiku sambil menangis.

"Kenapa jadi dia yang menangis" Jaemin hyung menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan kami berdua. Chenle terus terisak sementara aku sibuk menenangkannya.

"Jangan menangis. Yang sakit kan aku" kataku. Meskipun saat itu aku kesal tapi melihat Chenle terisak membuat ku tidak tega memarahinya.

"Mianhae" katanya lagi. Ia mengangkat kepalanya dan menatapku iba. Aku tersenyum canggung supaya Chenle menghentikan tangisannya.

Sejak saat itu hubunganku dan Chenle menjadi sedikit renggang hingga akhirnya Jaemin hyung berinsiatif menaruh kami di kamar yang sama. Melawan rasa canggung dan kesal karena Chenle tidak benar-benar menyadari kelakuannya.

"Jisungie kau tau? Waktu aku pura-pura menangis agar tidak dimarahi Jaemin hyung hahahahaha"

Pura-pura menangis katanya.

Agar tidak dimarahi Jaemin hyung.

Jadi, dia sama sekali tidak memperdulikanku?

"Aku juga pura-pura tidak mengerti bahasa Korea saat manager menegurku"

Oke, ini sudah termasuk tindakan kriminal.

Aku adalah yang termuda tapi kenapa Chenle terlihat lebih kekanakan daripada aku?

"Aku memaafkanmu karena aku menyukaimu"

Chenle menggenggam tanganku. Ia tersenyum lagi, kali ini sangat tenang seperti ada arti pada setiap tarikan bibirnya.

"Terimakasih" bisiknya. Untuk beberapa saat aku masih termangu karena Chenle mengatakan tepat di telingaku. Nafasnya, aku bisa merasakan nafasnya.















Sijeuni, kalian sudah tidur ya?

Di sini sudah pukul 1.52

Oke oke aku akan tidur sekarang.

Suara dari Jisung (Chenji)Where stories live. Discover now