07

1.5K 226 39
                                    

Sijeuni, huh aku hampir melupakan catatan ini. Beberapa hari kemarin aku sedang memperbaiki hubunganku dengan Chenle. Kami bertengkar.

Sijeuni, aku minta maaf karena membuat Chenle kalian menangis. Kemarin malam dolphin China itu meneriakiku habis-habisan. Itu membuatku takut. Lebih baik mendengar suara tawanya daripada isakan lirih yang keluar dari mulutnya.

Sijeuni!!! Apa yang harus aku lakukan?

Chenle bilang aku ini terlalu memonopoli hidupnya. Aku membuat Chenle merasa jauh dari yang lain. Aku terlalu mengedepankan perasaanku. Sijeuni, itu tidak benar kan? Kalian tau aku sangat mencintai pemuda Shanghai itu.

Begini ceritanya. Hari itu Chenle terlihat murung dan memilih tidak ikut makan malam bersama kami. Kata Renjun hyung, Chenle hanya kelelahan. Aku pikir itu hal biasa jadi aku melanjutkan makanku dan tidak menyusul Chenle. Aku sama sekali tidak tau bahwa tindakanku ini mengakar ke mana-mana.

Chenle marah. Ia tidak ingin sekamar denganku. Malam itu ia mendatangi Jaemin hyung dan seperti dugaanku, mereka sedang bernego masalah roomate. Chenle benar-benar serius ingin menjauh dariku. Katakan Sijeuni, apa yang sudah aku lakukan sehingga Chenle begitu marah? Beruntung Jaemin hyung menyikapi perilaku Chenle dengan dewasa sehingga kami tidak perlu bertukar kamar. Jaemin hyung menyarankan agar aku dan Chenle berbicara berdua.

"Hyung, apa aku punya salah padamu? Aku minta maaf. Jangan diamkan aku seperti ini. Aku takut" kataku ragu. Aku masih menunduk sembari memainkan ujung kemejaku. Chenle hanya berdehem menanggapi omonganku.

"Aku minta maaf hyung tolong jangan seperti ini" kataku lagi. Lagi-lagi Chenle hanya berdehem. Aku mencoba sabar menghadapi dolphin ini. Aku bahkan tidak tau apa salahku.

Hening

"Hyung" kugenggam tangan nya yang mengepal kuat. Kepala ku mendongak untuk melihat wajahnya. Mata kami bertemu, saling menatap hingga salah satu dari kami mengalihkan pandangan. Itu Chenle.

"Jisungie, apa sebaiknya kita putus saja?"

Sijeuni!!!!!!!!!!

Nuna!!!!!!!

Eomma Appa huweee!!!

"Aku tidak bercanda Jisung. Aku pikir akan lebih nyaman jika kita tidak terikat hubungan apa-apa"

"Apa salahku hyung?"

"Kau tidak salah Jisung"

"Katakan hyung, apa salahku?"

"Kau tidak salah. Aku hanya ingin kita lebih dekat lagi"

"Kita bisa menikah kok hiks"

"Menikah kepalamu! Kau bahkan belum legal"

"Hyung aku mohon. Jangan katakan ini lagi"

"Jisungie aku tidak bercanda. Maaf karena membuatmu khawatir dan aish kenapa kau menangis hah?"

"Kau bohong hyung! Katamu kita akan selalu seperti ini. Katamu Chenji itu sebuah keharusan yg nyata. Hyung bohong!! Kenapa hyung setega ini? Apa aku kurang menyayangimu hyung? Apa karena aku tidak bisa memberi semua yang hyung mau? Aku minta maaf karena terlahir dengan kekayaan yang tidak sebanding denganmu. Hyung tolong jangan putuskan aku"

Malam itu aku merengek seperti bayi. Aku terus mengekori Chenle dengan menarik ujung bajunya. Persetan dengan tatapan melas Jeno hyung atau muka meledek Haechan hyung. Aku benar-benar tidak ingin berpisah dengan Chenle.

"Lepaskan Jisung!! Berhenti menangis sialan matamu hilang semua"

"Hyung!!!"

"Hyang Hyung Hyang Hyung! Aku bosan dengar rengekanmu"

"Hyung kenapa jadi seperti ini huaaaa"

"Yak Park Jisongggggg!!!! Ingusmu itu haishh sial bajuku jadi kotor"

"Aku tidak akan melepaskan hyung sebelum hyung menjelaskan semuanya"

"Apa masih kurang jelas tuan muda Park Jisung yang terhormat? Aku ingin kita putus"

"Jaemin eomma!!!! Huaaaaa tidak hyung jangan- kau pasti bercanda kan? Iya kan?"

"Sudah tau bercanda kenapa masih menangis?"

Hening

"Hyung! Hueeee kau menakuti ku sialan hiks! Jangan seperti itu lagi. Aku hampir bunuh diri asal kau tau"

"Habisnya aku kesal. Kau menyebalkan Jisungie"

"Maaf. Maafkan aku hyung. Jangan katakan itu lagi ya? Aku mencintaimu"

"Aku tau kok"

Ini pertengkaran kedua kami setelah insiden Hoverboard dulu. Aku tidak habis pikir kenapa Chenle mengerjaiku dengan cara seperti itu.

"Bocah! Kenapa jadi kau yang balik marah hah?"

"Kau menyebalkan hyung. Untung aku tidak punya riwayat penyakit jantung"

"Baguslah. Artinya aku bisa mengerjaimu lagi"

"Hyung"

"Hmm?"

"Jangan ulangi lagi. Aku mohon. Aku tidak bisa bercanda seperti itu. Aku ah, aku sungguh takut kau pergi"

"Astaga Jisungie jangan menangis cup cup maafkan lele"

"Kau tau betapa kalutnya aku tadi hiks"

"Aku minta maaf huh ya ya ya? Jangan menangis lagi"

"Hyung, jangan lepas sampai aku tidur ya?"

"Hmm baiklah kalau begitu cepat tutup matamu"

"Saranghae, neomu saranghae"

Sijeuni, Jisung kalian hampir mati ketakutan. Kalau saja Chenle tidak mengatakan kalau itu hanya lelucon sialannya, aku tidak tau apakah aku masih ada di sini untuk berbagi kisahku pada Sijeuni.

Saat itu aku sempat marah pada Chenle. Sekedar mendiaminya supaya ia sadar dan tidak mengulanginya lagi. Tapi itu hanya bertahan beberapa jam saja karena lagi-lagi aku harus bertekuk lutut pada pesonanya. Walaupun menyebalkan dan berisik tapi aku tetap mencintainya sebagai Chenle-ku.

Sijeuni, jangan marah pada Chenle karena sudah mengerjaiku ya. Kalian tau sendiri kan bagaimana anak itu bertingkah seenaknya dan jangan marah padaku juga.

Sijeuni-dul!!!! Hari ini aku membuat sabun dengan Chenle. Kami kembali lagi, kalian pasti rindu kan? Iya kan?
Rasanya terlalu panjang jika harus aku tulis di sini, maka dari itu silahkan tonton kami di YouTube channel Nct daily.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chonjieeeeeee igot jogot hahahhahaha




Pai pai Sijeuni



Pai pai Sijeuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara dari Jisung (Chenji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang