Park Jaehyung : Halte

770 70 2
                                    

I think I should apologize for this story:v

Kamu merenung sambil memandangi kepadatan jalan raya didepanmu. Untungnya bis yang kamu naiki sedang sepi, jadi kamu bisa dengan mudah duduk tanpa harus berdiri sepanjang perjalanan.

Kamu memikirkan kata kata temanmu yang entah berniat mengingatkanmu, iba padamu, atau mungkin menyindirmu. Karena hingga saat ini kamu tak pernah mempunyai pacar.

Apa itu salah? Tentunya tidak bukan? Iya, menurutmu. Pacaran sangat tidak penting, membuang waktu, membuatmu bersedih akan hal yang tak penting.

Kamu tersentak kaget saat ada sesuatu menyenggol kakimu. Ternyata itu tas seorang pria, dia masih cukup muda, bisa dibilang umurnya sebaya denganmu. Namun tunggu...

Kamu menatap kearahnya dengan pandangan tak percaya. Bagaimana dia bisa duduk disebelahmu, pria yang selama ini kamu perhatikan diam-diam selama ini. Yang selalu kamu tunggu kehadirannya saat menaiki bus.

Dia tersenyum kikuk membalas pandangan mu yang kini sedang syok dan kaget. Bahkan kamu tak pernah bermimpi bisa sedekat ini dengannya.

" Maaf, kenapa ya? "

Ucapannya seketika membuyarkanmu. Mengembalikan jiwamu yang tadi entah pergi kemana.

" Gapapa. Maaf saya kaget, tadi agak melamun "

Pria itu tertawa, matanya yang sudah sipit makin menghilang karena tawanya. Suaranya halus dan lembut, rasanya seperti mendengar alunan musik merdu.

" Gapapa kok, oh iya nama mba siapa? Kita kayaknya satu bis terus ya? "

Kamu kaget.

Kaget karena ternyata dia menyadari akan kehadirannya yang selalu satu bus dengannya. Kamu tidak menyangka kalau dia akan mengingat kamu sebaik itu

" Saya (Y/N), kita kayaknya seumuran, panggil nama aja gapapa "

" Oke. Gue Jae, Park Jaehyung "

Perkenalan singkat itu mengubah segalanya, semuanya.

" Udah dong kak, jangan diem terus, aku sedih tau, Bang Jae juga bakalan sedih, apalagi kalau itu makanan favorit dia gak dimakan sendiri "

Kamu yang saat ini sedang duduk diatas kasur sambil menunduk dan memeluk kakimu, menatap wajah Dowoon, adikmu yang selama ini menjagamu akan trauma kejadian itu.

2 bulan yang lalu...

" Jae, duduk didepan yuk, masa duduk dibelakang mulu. Bosen " Ucapmu sambil tersenyum

" Iya ayo deh, mau duduk dimana? "

Kamu segera menarik Jae menuju kursi yang berada pada baris kedua dari depan. Kamu duduk didekat jendela, dan Jae duduk disebelahmu.

" Abis ini mau ngapain lagi? " Tanya Jae sambil memainkan rambutmu dan menatapmu, sesekali dia membenarkan posisi kacamata bulatnya yang menurutmu menambah kesan lucu padanya

Kamu berfikir, setelah Jae pulang sekitar Jam 5 tadi, kamu sudah ber jalan-jalan, menikmati kuliner jajanan disekitar kalian, dan juga bermain permainan. Dan mungkin sudah cukup, saatnya pulang, kamu sangat yakin pasti Jae cukup lelah.

" Kita pulang aja ya, kamu pasti capek "

" Aku ga bakal capek kalau sama kamu "

"AWASSSS!!!!! "

Jae dan kamu tersentak kaget karena suara dari penumpang lain, belum sempat kamu mengalihkan pandanganmu, Jae lebih cepat memelukmu dan akhirnya kecelakaan yang tak diinginkan itupun terjadi.

Kamu terbangun, mendapati dirimu kini berada di ruangan rumah sakit, dengan infus dan di hampir tiap tubuhmu terbalut perban. Matamu menjelajah ruangan serba putih ini, dan berhenti ketika melihat dowoon yang sedang tidur di kursi dengan kepala disandarkan ke tembok

Dimeja tepat disebelahmu terdapat lonceng kecil, dengan catatan dari Dowoon.

" Kak, udah malem. Aku tidur sebentar ya, kalau ada sesuatu/pengen sesuatu bunyiin aja, aku bangun kok "

Kamu membunyikan lonceng kecil itu, dan Dowoon benar terbangun, dengan cepat ia mendekat kepadamu

" Kak, gapapa? Udah enakan kan? Masih ada yang sakit? Dimana? "

" Kakak gapapa, Jae mana? Perasaan tadi kakak sama Jae deh, dia gapapa kan? "

Dowoon diam seribu bahasa, menatapmu sendu, membuatmu semakin penasaran dan ingin tahu keadaan Jae.

" Dowoon, bisa kasih tau kakak dimana dia? "

" Kak, Bang Jae udah pergi. Kemarin malam tepatnya kak, kemarin malam terakhir Bang Jae nemenin kakak "

Kamu menatap Dowoon shock, airmatamu bahkan sudah mengalir, kamu tak percaya dengan ucapan Dowoon

" Bang Jae nolongin kakak, kalian kelempar keluar Bus, dan harusnya kepala kakak bentur trotoar, tapi karena posisi Bang Jae meluk kakak, kepala Bang Jae benturan dengan trotoar. Bang Jae meninggal di tempat karena kehabisan darah. "

Setelah cerita panjang dari Dowoon, saat itulah kamu hampir tak berbicara lagi, bahkan kamu tak makan jika bukan Dowoon sendiri yang menyuapi, tentunya harus makanan favorit mu dan Jae.

" Dengan kakak yang begini gak akan mengubah semuanya, gak bakalan balikin Bang Jae. Tujuan Bang Jae nyelamatin kakak, karena Bang Jae sayang sama kakak, mau kakak berubah dan gak begini terus, Bang Jae mau kakak lanjutin hidup lagi, bukannya begini kak "

Kamu menatap Dowoon yang kini sudah menangis, kamu menyalahkan dirimu sendiri atas kepergian Jae, tetapi kamu tak pernah melihat niat tulus Jae yang selama ini sayang dan rela melakukan apa saja.

" Beliin ayam satu box "

Dowoon yang tadinya sibuk menghapus air matanya, kini menatapmu tak percaya.

" Kalo lama gajadi nih " Ucapmu lagi, akhirnya setelah 2 bulan lamanya tidak bicara

" Oke oke, 2 box gue beliin deh " Ucap Dowoon yang langsung pergi keluar menuruti permintaan mu

Kamu tersenyum, melihat Dowoon bahagia. Memang sudah seharusnya begitu, Dowoon harus bisa memikirkan dirinya dulu, dia selalu memikirkanmu tanpa memikirkan dirinya dahulu.

Bahkan saat kamu memutuskan untuk tidak tinggal lagi dengan orangtuamu di luar negeri. Orang tuamu yang bahkan tidak peduli dengan keadaanmu saat ini, namun sangat menyayangi adikmu Dowoon.

Kamu tidak iri atau benci dengan Dowoon, Namun kamu sangat menyayanginya, kamu hanya tidak suka orang tuamu yang pilih kasih, kini mereka tidak akan perlu untuk memilih, karena kamu yang akan pergi.

Kamu menulis catatan kecil untuk dowoon.

" Dowoon, kakak pamit. Bukannya kakak masih menyalahkan diri kakak atas kematian Jae, tapi karena memang seharusnya kakak pergi. Kamu tak perlu merasa bersalah, karena ini keinginan kakak, bukan kesalahan kamu. Tolong jaga diri kamu ya, jangan pernah lupa buat mikirin diri kamu dulu. Bilang sama Mom dan Dad kalau kakak sayang mereka walaupun mereka gak sayang kakak, kakak sayang kamu, maaf karena menyia-nyiakan segala perjuangan kamu buat jaga dan bujuk kakak selama ini, Terima kasih buat semua, kakak sayang banget sama kamu "

Dengan cepat kamu pergi ke kamar mandi, tak lupa dengan sebotol kecil obat yang masih terisi penuh, kamu meminum obat itu satu persatu hingga habis, obat dengan dosis tinggi yang bahkan tidak disarankan dokter untuk kamu meminumnya.

Lalu kamu kembali ketempat tidurmu, memejamkan matamu dan tertidur, tertidur dan tak lagi terbangun.

.

.

.

.

.

Hmmm... Tidak mau berkomentar :')

-NauttMark

DAY6 - IMAGINE Where stories live. Discover now