41. Jadian?

6.9K 288 24
                                    

41. Jadian?

"Hufttt.. Huftttt.. Huhh capek gue... " nafas Andhara tersengal-sengal karena abis lari-larian dari dalam rumah kaca. Begitupun Adytama, yang ada di samping Andhara.

Andhara dan Adytama duduk dahulu di kursi yang ada di luar rumah 3Dimensi, untuk menetralkan nafasnya sebentar dan menarik nafas dalam-dalam.

Pasalnya, di dalam rumah kaca tadi Andhara dan Adytama kebingungan nyari jalan keluarnya dan hampir tersesat. Apalagi kan yang namanya rumah kaca pasti dalamnya kaca semua.

Dan akhirnya mereka bisa keluar dengan lari-larian menuju pintu keluar. Dan mereka berdua kejar-kejaran, dengan perjanjian siapa cepat dia yang menang.

"Gue yang menang," kata Andhara, "abis ini lo yang beliin minum, gue capekk. Huhhh" ujar Andhara. Masih dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Apaan, nggak! Lo aja" cela Adytama tak mau.

Andhara mendelik tajam ke arah Adytama, "kok gue? Kan tadi perjanjiannya yang nyampe pintu keluar duluan, dia yang menang" tagih Andhara ngotot.

"Biar adil beli bareng" final Adytama. Lalu beranjak dari duduknya, meninggalkan Andhara yang masih ngos-ngosan di tempatnya.

Andhara berdecak kesal. Padahal tadi katanya yang menang minta apa aja boleh, lah tapi ini? Adytama yang kalah malah ingkar.

"Ayoooo, ilang nggak tanggung jawab gue" teriak Adytama yang sudah jauh.
Andhara akhirnya bangkit juga. Dengan langkah kesal, ia hanya bisa menghentak-hentakan kakinya menyalurkan rasa dongkol di hatinya.
"Udah ngajak, nggak mau nungguin lagi" gerutu Andhara seraya mencabikan bibirnya.

Tanpa Andhara ketahui bahwa Adytama sudah cekikikan di tempat menertawakan tingkah Andhara. Ia tau kalau Andhara sedang kesal dan dongkol karena ulahnya, tapi entah kenapa mengusili Andhara rasanya senang sekali.

----

Andhara dan Adytama sekarang sedang duduk di Cafe Batavia yang ada di area Kota Tua. Lebih tepatnya berada di area Kota Tua bagian depan. Memesan minuman segar untuk sekedar melepas dahaga.

Dan sekarang sudah pukul delapan malam, dan tempat wisata ini semakin malam semakin ramai pengunjung. Apalagi lapangannya, banyak orang pada duduk entah menunggu apa. Andhara tidak tau!

"Tam, pinjem hp-nya dong"

"Buat apa?"

"Mau liat-liat poto tadi"

Adytama langsung menyerahkan ponselnya ke depan Andhara. Senyum Andhara mengembang, tidak susah ternyata pinjam ponsel milik Adytama.

"Oh, nggak di pola" gumam Andhara dan langsung menggeser layar kunci keatas dan terbuka.

Andhara langsung menuju ke galeri, melihat foto-foto. Setiap Andhara minta foto pasti pakainya hp milik Adytama, padahal Andhara sudah bilang untuk pakai ponsel Andhara saja. Tapi Adytama tidak mau, dengan alasan 'nggak bisa pakai hp orang' 

Dan benar, ternyata hasil jepretan dari ponsel Adytama lebih bagus. Mungkin jika dibandingkan dengan kamera di ponsel Andhara, pasti hasilnya beda jauh.

Andhara sih tidak heran. Dari merk-nya saja Andhara sudah tau kalau ponsel Adytama sangatlah mahal.

"Wahhh, poto gue bagus-bagus" ujar Andhara seraya menggeser fotonya.

"Siapa dulu yang fotoin" sahut Adytama berbangga diri.

Andhara mengalihkan pandangannya menatap Adytama, "Ini juga gegara hp lo mantul, bukan karna lo yang fotoin" ucap Andhara.

ADYTAMA [Completed]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang