8

1.1K 233 6
                                    

Asahi POV.

Hari itu, hari dimana untuk pertama kalinya aku menyatakan perasaanku pada seseorang. Kepada cinta pertamaku, Mirei.

Aku menyukainya sudah bertahun-tahun lamanya, tapi aku tak pernah berani mendekati Mirei.

Aku dikenal sebagai lelaki pendiam, tak pernah banyak bicara. Begitu juga ketika saat aku jatuh cinta pada Mirei.

Aku hanya memendam perasaanku, tak pernah kuberi tahu siapapun. Aku pikir dengan begitu aku akan tetap bisa melihat Mirei dari kejauhan. Meskipun aku tak pernah menyapanya ataupun mendekatinya.

Tapi seiring berjalannya waktu, aku tak dapat menahan isi hatiku yang telah menumpuk. Aku ingin mengatakan perasaanku pada Mirei, tapi aku pengecut, aku tak berani melakukan itu saat itu.

Lalu aku mulai terpikirkan untuk mendekati temannya Mirei yang bernama Mayuka. Aku pikir Mayuka bisa menolongku agar perasaanku tersampaikan pada Mirei.

Aku berhasil meminta tolong pada Mayuka. Dia begitu baik denganku. Dan dari Mayuka, aku mengetahui satu fakta tentang Mirei ..

Mirei penyuka sesama jenis.

Kau tahu kan bagaimana rasanya kecewaku waktu itu?

Aku benci mengetahui hal itu. Tapi aku tak bisa membenci Mirei-nya. Bodoh memang. Pada akhirnya aku mulai menulis surat, itu surat pertamaku, aku meminta Mayuka untuk memberikan surat itu pada Mirei. Aku berharap hatinya berubah dan mau menerimaku, ck, bodoh sekali aku waktu itu.

Saat hari kelulusan, aku diam-diam melihat Mayuka menyerahkan surat itu pada Mirei. Akhirnya perasaanku tersampaikan, pikirku.

Namun, tanpa dibaca, Mirei langsung merobeknya. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku sudah tak ada ide lain, aku pun berlari menghampirinya. Dan untuk pertama kalinya aku berdiri berhadapan dengan Mirei.

Aku menahannya dan menyatakan perasaanku.

Tak apa jika ini tak terbalas, setidaknya dia sekarang tahu perasaanku. Sisanya, terserah dia. Aku sudah menerima resikonya.

Dan Mirei bilang tak akan pernah membalas perasaanku, dia juga bilang dia sudah memiliki orang lain.

Aku membiarkannya pergi. Dan aku tak bisa menyahut ucapan 'maaf' dari Mayuka. Padahal Mayuka tak perlu minta maaf soal itu.

Hujan turun.

Aku masih membeku ditempatku berdiri.

Rupanya begitu rasanya ditolak, haha.

Aku ingin menangis, tapi aku menahannya.

Entah datang dari mana, seorang gadis berdiri dihadapanku dengan payung yang dibawanya. Dia memayungiku. Hingga kami berdua berdiri dibawah satu payung.

Dia juga anak SMP, tapi aku tak tahu asal sekolahnya. Aku hanya melihat pin nama yang tertempel di jasnya. Naomi Kimura.

"Kamu kenapa diam disini?", tanyanya. Dia manis. Itu yang kuingat.

"Gapapa kok kalau mau nangis, kamu udah basah kuyup jadi air matanya sama kaya air hujan" ujarnya sambil tersenyum. Aku berpikir gadis bernama Naomi itu sedang mengejekku, tapi nyatanya tidak.

Dia menarik tanganku, membuatku memegangi tongkat payungnya.

"Kamu habis ditolak? Maaf ya tadi ga sengaja liat sama denger.."

Ngeselin.

"Tapi gapapa, aku doain kamu bisa move on, ingat kamu bakal masuk SMA, kamu bakal ketemu orang-orang baru, jangan lupa belajar"

✔ LIGHT [Hamada Asahi]Where stories live. Discover now