Pantai

5.7K 601 16
                                    

"Perasaan itu gak bisa dipaksakan. Seharusnya lo tahu itu."

-PASUTRI GAJE-

🌻🌻🌻

Mengganggu Bella mungkin sudah mendarah daging di diri Zean. Bella menghela napas panjangnya. Zean tidak pernah diam saat di dalam mobil.

"Lo bisa diam gak sih, Cup!" kesal Bella akhirnya.

"Gue bakal diam kalau mulut gue udah gak berfungsi," balas Zean.

Menyebalkan sekali. Bella menatap Galih yang sepertinya sama-sama msrasa terganggu atas adanya Zean ditengah-tengah mereka. Seharusnya acara pergi ke pantai ini hanya mereka berdua saja. Tapi karena mulut cor semen rusak ini Bella harus terpaksa membawa Zean.

Di ruang tamu, entah datang menggunakan apa, Zean juga sudah ada di samping Galih. Zean datang kerumahnya dengan alibi pengen tanya soal dari Ibu Diah. Zean emang menyebalkan.

"Mah, aku mau kepantai bareng Galih, boleh kan?"

Laras tersenyum, ia menatap Galih dan Bella secara bersamaan, lalu ia menatap Zean juga. Laras membuang napasnya pelan, padahal dulu Laras pikir anaknya ini akan pacaran dengan Zean eh ternyata sama orang lain. Apa boleh buat, urusan hati tidak ada yang bisa memaksakan.

Galih anak yang sopan, terlihat baik, Laras sedikit percaya pada lelaki itu.

Laras mengangguk, "iya Mama ijinin tapi pulangnya jangan kemaleman."

Bella dan Galih serentak tersenyum, tadinya mereka pikir Laras tidak akan setuju.

"Makasih Mah," seru Bella.

"Bentar dulu Tan, sebaiknya jangan berduaan saja deh Tan. Gak ada yang jaminkan mereka berdua aman-aman saja. Saran aku sih, mending aku juga ikut Tan, biar ada yang awasi. Yaa siapa tahu diantara mereka berdua ada yang khilaf. Yakan?" Zean mulai menghasut pikiran Laras.

Laras menerima dengan baik, apa yang dikatakan Zean ada benarnya. Wajah Bella mendadak cemberut.

Mau Ucup apa sih! Batin Bella.

"Gak perlu takut Mah, Bella bisa kok jaga diri. Lagian juga Galih anak baik-baik kok."

"Iyaa Tan, saya gak mungkin rendahin Bella dengan cara murahan seperti yang dimaksudkan Zean," Galih mencoba meyakinkan.

Laras dilema. Tapi ia juga harus was-was kan? Ini zaman yang modern. Laras tidak bisa langsung percaya saja, orang yang dikenal baik bisa saja jahat sebenarnya.

Laras menatap ketiganya. "Apa yang dikatakan Zean ada benarnya. Lebih baik Zean ikut dengan kalian."

"Tapi Mah, aku gak mau ada Ucup. Aku sama Galih pacaran Mah, masa iya harus ada Ucup juga."

"Woi Jubaidah, maksud emak lo ini baik. Masa lo gak terima sih. Lo mau jadi anak durhaka nolak permintaan emak lo," ucap Zean.

Laras tersenyum kecil mendengar perdebatan kecil antara Zean dan Bella.

"Pergi bertiga bersama Zean, atau kalian berdua tidak jadi pergi kepantai," ucap Laras memberikan pilihan yang keduanya tidak menguntungkan untuk Bella dan Galih.

Bella sudah kalah. Ia menghela napas panjangnya, ia menatap Galih.

"Yaudah Tan, kami bakal bertiga pergi ke pantainya," putus Galih.

"Nah gitu dong kan jadinya enak," ucap Zean merasa menang.

Laras berdiri dari kursinya, "yaudah kalau gitu Mama pergi dulu ke pengajian. Zean tante titip Bella yaa."

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora