Hari Bersejarah

6.2K 566 16
                                    

"Rayuku yang terlalu basi atau cintamu yang terlalu tinggi?"

-PASUTRI GAJE-

🌻🌻🌻

Keduanya berjalan seperti sepasang kekasih, tapi ini hanya Bella dan Zean. Namun Zean akan meniatkan itu, malam ini setelah ia mengajak Bella nonton. Ia akan ajak Bella ke sebuah tempat dimana dia sering menyendiri, dan menulis kata, lebih sering puisi.

"Kita mau kemana?" tanya Bella setelah ia naik ke atas motor Zean.

"Ketempat dimana lo gak akan bisa lupakan untuk selamanya."

Bella menyungging senyum di belakang, "awas aja lo culik gue,"

"Culik lo? Gak mengutungkan buat gue. Mending gue bunuh lo terus organ tubuh lo bisa gue jual, kaya deh gue," celutuk Zean.

"Capek ngomong sama manusia yang dilahirkan tanpa otak," balas Bella, ia mengalihkan pandangannya menatap ke kanan.

"Jubaidah, jangan lupa pegangan."

Bella sedikit berpikir, kalau dia tidak berpegangan sekarang bisa-bisa kejadian yang dulu-dulu bisa terulang lagi, kejadian Zean yang menarik kedua tangannya lalu melingkar diperut lelaki itu, untuk berpegangan. Bella tidak mau Zean melakukan itu lagi. Dengan keputusan yang mendesak, dan tanpa diperintah dua kali tanpa bantahan, Bella melingkarkan kedua tangannya di perut Zean, memeluk lelaki itu dari belakang.

Zean yang menerima itu tersenyum senang, ia merasa menjadi lelaki yang  sangat beruntung.

***
"

Lo suka nulis yaa?" tanya Bella. Saat ia menemukan beberapa potongan kertas berisi puisi-puisi yang ditulis oleh Zean.

Rumah pohon, kini keduanya berada, yang isinya beberapa buku dan novel lalu kertas kertas yang dibiarkan berserakan, kertas yang berisi puisi.

Bella tidak menyangka jika Zean bisa menulis kata-kata yang sangat bagus, melahirkan kalimat yang sangat cantik. Bakat terpendam Zean dan hanya Bella saja yang mengetahuinya, kali ini apa yang dikatakan Zean membuat Bella merasa dia menjadi orang yang sangat spesial.

"Cuman iseng."

"Iseng kok bisa sebagus ini puisinya," ucap Bella, lalu ia ikut duduk disamping Zean, lelaki itu tampak tenang menatap bintang yang banyak malam ini.

"Kenapa gak jadi penulis aja?" tanya Bella. Ia rasa sayang bila bakat Zean ini tidak dikembangkan.

"Bukan cita-cita gue," putus Zean cepat.

"Puisi itu kan dari perasaan, sumber inspirasi lo nulis siapa?"

"Lo mau tahu siapa?" tanya Zean balik.

Bella mengangguk, ia sangat penasaran.

"Nama dia Jubaidah."

Bella langsung hilang empati, ia memukul bahu Zean, "gue serius Ucup."

"Jangan terlalu serius ntar ujungnya sakit," kekeh Zean.

"Dalam banget kalimatnya, pernah alamin rasa sakit yaa," selidik Bella.

Zean tersenyum tipis, "iya pernah."

"Sama siapa? Kapan? Kenapa? Dimana?" tanya Bella bertubi-tubi. Jujur saja Bella sangat penasaran sekarang.

"Kok lo jadi kepo sih, bukan lo banget tahu!" heran Zean.

Bella mendengus, "udah jangan alihkan pembicaraan."

PASUTRI GAJE [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang