terima kasih untuk kalian yang udah nunggu cerita ini lama banget. love you💕
"Memang kenapa, sayang? Aku ingin menyatakan rasa cintaku kepadamu tiap hari sampai akhirnya kamu membalas perasaanku juga. I love you so much and it hurts me when you always see me as a bad person" balas Jongin dengan tatapan sedihnya.
Kata-kata itu terngiang di dalam kepala Jihye. Apakah dia harus mengampuni perbuatan Jongin?
Tidak, dia telah menyakitimu. Dia berusaha memanipulasi pikiranmu.
Dari pagi hingga siang, jari Jongin masih berkutat dengan keyboard-nya dan juga mata-nya sangat fokus pada layar komputer.
Pikirannya masih kacau dengan pesan dari anak buahnya. Bagaimana bisa dia ketahuan saat melakukan aksi pembunuhan? Apalagi dia tertangkap oleh Suho, rivalnya.
Matanya menatap ke arah istrinya yang sedang duduk dan termenung.
"Jihye, nanti siang kita akan makan di restoranku, ya?" ucap Jongin.
"Iya, Jongin" balas Jihye tanpa menatap suaminya.
Kemudian Jongin berdiri dari kursi kerjanya lalu berjalan menuju sofa yang diduduki Jihye.
"Ada apa, hm?" tanya Jongin sambil meletakkan dagu di bahunya Jihye. Dia memeluk erat tubuh istrinya dan tak lupa juga untuk mengecup pipinya.
"Aku merindukan orang tuaku, sedih sekali kemarin aku tidak bisa bertemu dengan ayah" jawab Jihye.
Jongin terdiam sejenak lalu meraih tangan Jihye dan menggenggamnya erat. "Kapan-kapan kita akan berkunjung lagi" katanya. tepatnya di makam mereka, lanjutnya dalam hati.
Pikirannya mulai berpencar kemana-mana, hal yang ia pikirkan adalah jika Jihye mengetahuinya, dia akan pergi darinya. Namun Jongin tidak khawatir jika Jihye meninggalkannya, toh Jihye sudah menjadi miliknya dan dia sedang mengandung anaknya.
"Ini sudah siang, Jongin" ucap Jihye.
"Ah iya, ayo kita pergi makan. Kamu pasti sudah lapar kan?" ujar Jongin lalu mengecup pipi Jihye sambil terkekeh.
Jongin segera berdiri dari sofa lalu mengambil ponselnya dari meja. Tak lupa juga ia menggenggam tangan Jihye dengan erat karena ia tidak ingin Jihye jauh-jauh darinya. Kemudian mereka berjalan bersama keluar dari pintu.
"Jihoon, saya akan pergi makan siang bersama istri saya dan saya juga ingin membawakannya ke rumah sakit. Jika ada yang bertemu saya, katakan kepadanya lebih baik besok saja" perintah Jongin kepada sekretarisnya.
"Baik. Hati-hati di jalan, tuan presidir" ucap Jihoon dan hanya di balas 'Ya' saja oleh majikannya.
Jongin kembali lagi berjalan bersama istrinya menuju lift dan menekan tombol L, yaitu lobby.
"Aku kira kita hanya makan siang?" tanya Jihye.
"Kita harus ke rumah sakit, sayang. Sudah lama kamu tidak diperiksa dokter. Aku khawatir dengan anak kita" jawab Jongin lalu mencium bibir Jihye, melumatnya dengan lembut dan sesekali menggigit bibir bawahnya.
"Jo-Jongin, kita ada di lift, hmph.."
"Biarkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
husband | kji [ON HOLD]
Fanfiction[18+ and very slow update] he doesn't deserve to be called husband. ©2017