Lima

1.1K 254 75
                                    

Play MulMed🎵

"Halo, Princess kuda pony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Princess kuda pony. Mau dibelikan apa hari ini?" Tanya Kaila yang sedang melakukan video call dengan Delia yang dibantu oleh Bibi Yuti.

Kaila baru saja memasuki mobilnya bersiap untuk membelikan sesuatu untuk Delia, dan setelahnya ia menjemput putrinya pulang ke Himoya.

"Delia mau es krim, Ma!" Kaila bisa melihat wajah berseri Delia di layar ponselnya.

"Siyap, nanti Mama belikan. Mau rasa apa?"

"Stroberi!"

"Okeee, Mama berangkat dulu yaaa. Tunggu Mama jemput bawa es krimnya. Siyap?"

"Siyap!"

"Dadah, Mama!" Tangan Delia digerakan oleh Bibi Yuti untuk melambai pada Kaila di layar.

Setelah mematikan sambungan, ponselnya kembali berbunyi. Namun kali ini sebuah pesan, itu dari Dika.

Chandika Himoya:
Lain kali, aku aja yang jemput. Biar berangkat sama pulangnya kita barengan.

Kaila hanya membaca lalu ia matikan layar ponselnya. Sepertinya Kaila tidak perlu membalasnya, atau.. nanti? 

Kaila mulai menjalankan mobil kecilnya membelah jalan raya. Selama di perjalanan ia menyalakan musik yang tenang dan santai.

Rasanya begitu aneh jika Kaila akan bertemu dengan Dika setiap hari untuk 3 bulan ke depan. Dan ia merasakan sedikit menggebu jika di dekat Dika. Mungkin ia harus menahan emosi saat Dika mulai melontarkan kata-kata rayuannya. Tapi Kaila tidak benar-benar marah, emosinya hanya sebentar.

Sesampai di mini market, Kaila menghentikan mobilnya di area parkir lalu keluar untuk membelikan es krim Delia.

Seorang pria yang baru keluar mini market tersebut berpapasan dengan Kaila. Sepertinya Kaila tidak mengenalinya. Pria itu berniat menunggu Kaila keluar, duduk di atas motor besarnya sambil memantau setiap pergerakan Kaila. Dari mengambil es krim sampai ke depan kasir untuk bayar.

Baru Kaila di depan pintu, pria itu langsung menghampirinya lalu menarik tangan Kaila dengan kencang.

Kaila yang terkejut hampir saja berteriak. Tidak, hal ini terkejut yang berbeda setelah mengenali siapa yang menariknya, ia mulai ketakutan. Sudah satu tahun yang lalu Kaila tidak melihat pria ini.

Jantung Kaila berdegup dengan kencang sambil meronta minta dilepaskan tangannya. Pria itu membawa Kaila ke samping mini market yang begitu gelap, yang hanya ada sedikit penerangan untuk mereka bicara.

"Lepaskan!" Pria itu melepaskan tangannya setelah mereka berdiri berhadapan. "Untuk apa anda menemui saya lagi?"

Jika bertemu dengan pria ini, ada suatu hal yang Kaila takutkan.

HimoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang