Sembilan

2.3K 278 93
                                    

Play MulMed🎶

"Tolong minta tanda tangan kepala divisi perencanaan," Sekretaris Rina meletakkan sebuah map ke atas mejanya untuk memerintah Kaila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tolong minta tanda tangan kepala divisi perencanaan," Sekretaris Rina meletakkan sebuah map ke atas mejanya untuk memerintah Kaila.

Kaila yang baru menutup telponnya, langsung berdiri tanpa kata meraih map itu yang meja mereka berjarak kurang lebih 4 meter.

Rina melihat jam dinding, "jangan pake lama, sebentar lagi Direktur Vino ada pertemuan." Kaila mengangguk kecil dan langsung pergi ke lantai bawah di mana divisi perencanaan berada.

Sesampai di ruang perencanaan, Kaila meminta tanda-tangan dan ternyata beliau sedang ada tamu. Terpaksa Kaila menunggu di luar berharap tidak lama, karena nenek sihir Rina akan mengomel panjang lebar dan menyalahkannya di depan Pak Vino.

Kaila melihat-lihat ruangan lain yang hanya kaca sebagai penghalat ruangan. Ia memang jarang ke lantai ini. Matanya tak sengaja melihat Dika yang sedang berkutat dengan berkas-berkasnya di suatu ruangan.

Ternyata ruangannya di sini?

Ruangan yang luas dengan fasilitas hampir sama seperti ruangan komisaris. Dika tidak sendirian di ruangan itu, ada dua rekan kerja lainnya juga yang sedang berkutat dengan berkas-berkas.

Kaila memperhatikan Dika dari luar. Untuk pertama kalinya ia melihat pria itu mengenakan kacamata.

Apa itu kacamata minus?

Dengan betahnya Kaila memperhatikan Dika tanpa pria itu tahu keberadaannya. Dika pria yang good looking, dan... seksi. Tubuh tegap dan tinggi itu terbungkus kemeja serta jas hitam yang begitu pas. Membuat Kaila membayangkan sebesar apa bisep pria itu, karena lengannya yang sering Kaila lihat saja sudah berotot.

Kenapa aku jadi bayangin tubuhnya?

Kaila menutup mata lalu menggeleng, setelah membuka mata dan tanpa sengaja kembali menatap Dika yang menyadari keberadaannya. Kaila jadi salah tingkah seperti kepergok mengintip.

Dika berdiri sambil melepas kacamatanya, ia berjalan menghampiri Kaila di luar ruangan dengan senyum yang merekah ketika tahu itu benar-benar Kaila.

"Ay? Kamu ngapain di sini, cariin aku ya?"

Seketika wajah Kaila kembali datar karena kePDan pria itu. "Aku lagi nunggu Bapak Rizky buat minta tanda tangan. Gak sengaja liat kamu di sini tadi, ternyata mereka kasih ruangan yang nyaman 'ya buat kalian."

Dika mengangguk, "lumayan dapet ruangan yang enak."

Kaila melihat jam tangan di pergelangan tangannya. "Oh iya, nanti siang kita makan mie ayam ya? Aku lagi pengen makan itu," Tanpa sadar Kaila meneguk ludahnya sendiri membayangkan mie ayam langganannya.

Dan itu di tangkap oleh Dika dan membuatnya mengulum senyum. Menggemaskan..

Selama Dika di sini, mereka memang selalu makan siang bersama. Tapi untuk pertama kalinya Kaila yang mengajaknya, seolah sudah terbiasa dengan keberadaan Dika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HimoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang