Dua

9K 537 11
                                    

Sekarang hari senin. Dan upacara bendera adalah hal lumrah untuk mengawali minggu belajar bagi anak sekolahan seperti Lena.

Seragam rapi, cek.

Sepatu, cek.

Sabuk, cek.

Topi, cek.

Dasi,...

Lena nggak tau cara pake dasi. Gimana dong??

Jam menunjukkan pukul enam lebih lima puluh menit. Yang artinya kurang sepuluh menit lagi upacara akan dimulai. Tak ada pilihan lain, mau tidak mau dia harus meminta bantuan salah satu teman sekelasnya. Padahal biasanya sang mamilah yang membantunya mengikat dasi di rumah. Tapi berhubung maminya lagi nemenin si papi dinas keluar kota, jadinya ya gini. Dasinya lecek karna salah ngiket mulu.

"Heh, cebol. Sini lo."

Lena pura-pura tuli. Berjalan acuh menghampiri salah satu kawannya. Sayangnya, dasi yang semula berada ditangan Rani, temannya yang dia minta bantuan, langsung berpindah tangan pada si dakocan bongsor yang otomatis membuat tubuh Lena mau tak mau ikut berputar karna dasi yang melingkar dilehernya.

"Duh duh. Leher gue." Lena memegang lehernya, menatap cowok didepannya kesal.

"Sakit tau."

"Salah lo dipanggil nggak nyahut." Romeo menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Perasaan dari tadi nggak ada yang manggil nama gue deh."

"Ada. Cebol. Dan itu elo." Romeo menoyor kening Lena pelan. Membuat Lena berdecak kesal. Sebal dengan cowok didepannya ini.

"Udah ah, awas minggir. Si Rani belom selesai ngiketnya ini." Lena menarik dasi yang menjuntai ditangan Romeo. Hendak berbalik ke arah Rani yang sudah duduk dibangkunya lagi karna kedatangan Romeo dan tak ingin mengganggu aktifitas kedua sejoli itu.

"Sini gue aja yang ngiketin."

"Ogah ah. Dasi lo aja belom kepasang, mau sok-sok an masangin dasi orang. Nggak usah sok yes deh."

"Dih, kagak percaya. Kalo gue bisa ngiket rapi lo mau kasih apa?"

"Ucapan terimakasih."

"Dih, apaan ngasihnya cuma gitu."

"Jadi orang harus bersyukur. Masih untung gue ngucapin terimakasih. Malah ngelunjak. Emangnya minta apa?"

"Kalo gue bisa, lo mesti jadi pacar gue. Gimana?"

Lena menatap romeo datar. Bahkan bibirnya membentuk garis lurus.

"Mending gue nggak usah pakai dasi aja sekalian." Tangan Lena bergerak menarik ujung dasi yang dipegang Romeo. Tapi langsung ditarik Romeo kembali.

"Iya iya nggak. Gitu aja ngambek."

"Dih, siapa yang ngambek."

"Elo lah."

"Nggak ya."

"Huh, nggak mau ngaku."

"Awas ah. Upacaranya mau mulai nih. Mana dasi gue belom jadi lagi." Sungut Lena kesal. Mencoba menarik bagian dasi yang menjuntai ditangan Romeo.

"Iya iya bentar. Sini, deketan." Tangan Romeo menarik bahu Lena pelan agar mendekat. Kemudian melepas simpul dasi dan mulai menatanya dari awal. Kepala Lena menunduk memperhatikan setiap gerakan tangan Romeo di depannya. Mengawasi jangan sampai tangan itu cowok melenceng kemana-mana. Bahaya.

"Yang bener masangnya. Harus rapi."

"Siap nyonya."

"Itu miring."

LUGUWhere stories live. Discover now