Empat

5.7K 442 15
                                    

"Mamiiiiii, gigi Lena sakitttt!!! Hiks hiks hiks, rasanya senut-senut."

Rahma memelototi anaknya dari sebrang layar. Kembali mengomel, tak peduli jika sedari tadi anaknya terus memegangi pipinya yang terasa sakit.

"Jujur sama mami, kamu tadi makan apa?"

"Nggak makan sembarangan mami, cuma makan bakso sama batagor doang. Cius, beneran deh." Lena masih dalam posisi rebahan diatas ranjang. Tangannya menyandar pada guling, memegang pipi bagian giginya yang terasa sakit.

"Jangan bohong ya sama mami, kamu nggak bakal sakit gigi kalo nggak jajan sembarangan!"

"Beneran mami, tadi cuma jajan bakso sama batagor doang."

"Cuma makan?"

"Ya minum dong mami. Mami tuh gimana sih, dikira Lena nggak ngerasa seret apa."

"Minum apa kamu tadi?"

"Air mineral samaaaa..." Hampir saja Lena kelepasan.

"Sama apa Lenaaaa?" Pelototan Rahma makin tajam.

"Mami liatin Lenanya jangan gitu dong. Jadi makin sakitkan giginya." Lena pura-pura meringis sakit. Duh, tapi kok jadi tambah sakit beneran ya.

"Buruan bilang sama mami!"

"Es Capcin. Itu juga dibeliin si bongsor. Lena nggak nyuruh dia beli loh. Aduhhhhh..." Gigi Lena makin senut-senut.

"Alahhh.. Mami nggak percaya. Nggak mungkin Romeo beliin kamu jajan kalo bukan kamu yang minta. Yaudah, kamu nginep dirumahnya tante Anisa aja. Nanti mami yang bilang. Jangan lupa obatnya diminum. Mami masih lama disini. Udah tau nggak bisa jajan yang manis-manis malah minum gituan."

"Kan enak mamiiii. Lagian mami itu anaknya masih sakit malah diomelin mulu. Lena kabur nih lama-lama."

"Paling kamu kaburnya ke rumah tante Anisa sama om Robert."

"Yakan yang deket cuma rumah mereka."

"Ck, pokonya jangan lupa obatnya diminum. Nanti kalo mau ke rumah tante Anisa obatnya juga dibawa. Inget juga. Jangan ngerepotin mereka. Kamu kalo di rumah mereka sukanya ngerepotin mulu. Ini mami matiin ya. Assalamualaikum." Dan layar handphone Lena kembali menampilkan gambar pacar halunya, padahal dia belum sempat menjawab salam.

"Mami itu kebiasaan. Coba aja tadi yang ngangkat papi." Gerutu Lena sebal.

Lena melangkah keluar kamar. Menghampiri kotak yang berisi bersediaan obat keluarganya. Mengambil satu kaplet obat gigi yang memang menjadi persediaan jika dia sewaktu-waktu sakit gigi seperti ini.

Suasana rumahnya terasa sepi sekali. Lena celingukan menatap seisi rumahnya, kok kayak ada yang liatin ya. Tapi kondisi rumahnya saat ini benar-benar sepi. Pintu dan jendela bahkan tertutup rapat. Saat suasana hening seperti ini dia jadi inget tulisan yang pernah dia baca di instagram. Katanya, kalo kita ngerasa ada yang liatin, tapi disekelilingmu nggak ada siapa-siapa, itu emang karna ada mereka yang tak tampak lagi liatin kamu. Kannnnn...Lena jadi merinding.

Dengan terburu Lena mengambil beberapa kaplet obat lalu dimasukkan ke saku bajunya. Kemudian dia lari keluar rumah. Bodo amat kotak obatnya belom dia balikin lagi ketempatnya. Dan untungnya tadi dia sempet bawa hape ke dapur. Kan takut kalo harus balik ke kamar lagi.

Diluar rumah, Lena langsung mengunci pintu rumah dan gerbangnya dua kali. Harus aman pokoknya. Dia terdiam di depan pagar mengingat-ngingat tadi dia nyalain air sama kompor nggak ya??? Enggak-enggak. Kayaknya enggak deh.

Menggangguk yakin, Lena melanjutkan langkah ke rumah tetangga yang akan menjadi  tempatnya menumpang beberapa hari ini.

Brmmmmmmm

LUGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang