Love In Hospital - 7

9K 632 9
                                    

Selamat malam aku update agak malam, karena part ini Sebagian berisi adegan 21 +

Jadi buat yang gak suka atau Dedek gemes yang otak Dan matanya masih suci silahkan di skip yaaaa 😁

Selamat Membaca
🥀🥀🥀

Untuk acara yang terbilang persiapannya kilat, resepsi yang disiapkan bunda sangat luar biasa. Aku melihat bunda sangat bahagia karena telah berhasil menikahkan anak semata wayangnya ini .

Setelah acara selesai aku langsung mengajak Alana menuju apartemenku. Aku melirik jam di pergelangan tanganku ketika aku berhasil memarkirkan mobilku. Ini sudah pukul 11 malam, aku melihat ke sampingku. Alana sudah tidur dengan nyenyak. Aku akhirnya memutuskan mengendong Alana tanpa membangunkannya. Sepanjang perjalanan aku memperhatikan wajah cantiknya yang damai dalam tidur.

Aku meletakkannya pelan-pelan diatas ranjang king size ku, untung tadi sebelum ke apartemen kami sudah berganti baju dengan baju yang kasual, jadi walaupun tidak berganti baju aku yakin Alana akan tetap bisa tidur dengan nyenyak. Aku merapikan anak rambutnya yang menutupi wajahnya, mungkin karena terlalu capek dia sama sekali tidak terganggu dengan semua aksi yang aku lakukan.

Aku memutuskan mengganti bajuku, hanya dengan bokser tanpa baju aku menyusul Alana berbaring. Aku memang terbiasa tidur tanpa baju. Aku meletakkan tangan kanan ku dibawah leher Alana kemudian menariknya kedalam pelukanku. Rasanya nyaman dan hangat.

“Malam ini kamu bisa bebas sayang, tapi besok jangan harap”Aku menghela nafas panjang, berharap bahwa yang bangun dibawah sana bisa segera tidur. Aku lelaki normal, bagaimana bisa tahan jika didepanmu ada wanita cantik yang sudah halal kamu ajak gulat telanjang diatas ranjang tapi tidak bisa kamu lakukan niatmu karena dia tidur cantik.

Sabar Gas.

🥀🥀🥀

Aku terbangun ketika merasakan ada gerakan disampingku, aku otomatis mengeratkan pelukanku.

“m-mas bagas”

“mau kemana?”tanyaku tanpa membuka mata.

“Aku mau ke toilet dulu mas”aku membuka mata perlahan dan melihat jam, ini baru pukul 2 dini hari. Aku menghela nafas panjang dan melepaskan pelukanku pada Alana. Ternyata aku baru tidur 1 jam, karena menahan hasrat dan sekarang sudah harus bangun.

“Jangan lama-lama, kamu sekalian ganti baju tidur di lemari biar lebih nyaman tidurnya”ucapku sambil bangun dan bersandar di kepala ranjang. Alana hanya mengangguk dan pergi. Diam-diam aku menyeringai, ada untungnya juga Alana bangun sekarang jadi aku tidak harus menahan pusing sampai besuk pagi.

“Alana....kamu nggak papa?” tanyaku sambil mengetuk pintu kamar mandi. Sudah 20 menit dan Alana belum keluar dari kamar mandi membuatku jadi khawatir.

“nggak pa pa mas”jawabnya dengan terbata.

“Kenapa lama banget? Cepet keluar kalau sudah!”ucapku tidak sabar. Aku bersandar di dinding samping pintu. Tiba-tiba Alana membuka pintu mengintip keluar. Aku hanya memperhatikan tingkah aneh istriku ini.

“Aman...”ucapnya lega. Entah mungkin dia berpikir aku tidak ada dikamar. Kamar ini memang sedikit gelap karena lampu utama aku matikan, hanya menyisakan lampu tidur diatas nakas. Aku tersenyum melihat tingkah istriku ini. Tapi senyumku hilang sempurna, ketika dia sudah keluar dari kamar mandi dan berjalan pelan menuju ranjang. Bukan karena ketahuan tapi karena pakaian yang dikenakan Alana, aku lupa bila yang aku siapkan di lemari adalah lingerie semua. Aku menelan ludah dengan susah payah, junior ku langsung bangun hanya dental melihat body sexy Alana dari belakang. Tanpa menunggu lama aku langsung melangkah kearahnya dan memeluknya erat dari belakang.

“Kenapa berjalan seperti maling hmm?”ucapku lirih di samping telinganya. Tangan kanan ku memindahkan rambutnya menjadi satu disisi kanan agar aku leluasa mengecupi lehernya.

“M-mas”

“Hmmm”

“Ini.... Kita”

“Aku butuh kamu sayang, malam ini ijinkan aku mengambil hakku”ucapku disela kegiatanku mengecupi leher dan bahunya. Karena tidak mendapat jawaban aku menggigit dan meninggalkan tanda di leher Alana yang membuat istriku ini mengerang. Aku tahu dia terpancing hasrat juga. Aku menghentikan kegiatanku dan membalik tubuhnya. Menarik pinggangnya agar menempel tanpa ruang di tubuhku.

“Kamu bisa merasakannya kan, dia ingin tenggelam di palung terdalammu Alana.”ucapku sambil mengecupi bibirnya. Aku menyatukan kening kami.

“Tapi aku tidak akan  memaksa sayang, kalau kamu belum siap”ucapku lirih didepan bibir Alana. Mata Alana otomatis terbuka, aku tahu pancaran gairah di matanya. Dia juga menginginkanku, tapi aku juga butuh persetujuan secara lisan darinya.

Tiba-tiba dia memagut bibirku lembut, aku rasa Alana lebih suka menjawab dengan bahasa tubuh dari pada bahasa lisan. Aku membalas pagutannya dengan liar. Wanitaku luar biasa dia benar-benar bisa mengimbangi ku dan menjadi agresif. ciumannya benar-benar memabukkan. Kami saling melepaskan pakaikan yang melekat ditubuh kami sambil berjalan menuju ranjang tanpa melepaskan tautan bibir kami.

Aku membaringkan Alana ditengah ranjang dengan kondisi yang semi polos, karena yang tertinggal di tubuhnya hanya celana dalam renda sexy. Aku menatap lama pada gundukan kembar yang menggantung indah di dadanya.

“Cantik”ucapku sambil menunduk dan melumat salah satu putingnya. Alana mendesah keras. Aku benar-benar memanjakan dan memuja setiap inci tubuh Alana. Aku hanya ingin dia ingat setiap sentuhan ku.

“Akh... Sakit mas”Ucap Alana sambil meringis. Oke untuk ukuran gadis yang sudah tidak perawan milik Alana masih sangat sempit. Aku menggeram untuk menahan hasratku, aku harus mengutamakan kenyamanan Alana. Aku diam dulu agar Alana terbiasa.

“Masih sakit?”tanyaku sambil mengelus pipinya sayang.

“Sudah lumayan berkurang, mas bisa gerak sekarang”aku  mengecup kening Alana sayang.

“Aku janji malam ini aku akan buat kamu puas sayang”janjiku yakin sambil menggerakkan junior ku keluar masuk dengan tempo pelan kemudian bertambah cepat. Malam ini aku membuktikan janjiku, sudah tiga kali Alana klimak dan aku baru mendapatkan klimaksku.

“Terima kasih”ucapku sambil mengecup keningnya. Sebenarnya aku menginginkannya lagi tapi aku harus ingat kondisi Alana yang sedang mengandung. Jadi aku tidak boleh terlalu brutal padanya.
Aku menariknya kedalam pelukanku dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polos kami. “Sekarang kita tidur lagi”ucapku pelan sambil mengelus punggung polosnya. Aku merasa sangat nyaman dalam kondisi ini, selama ini aku sering menghabiskan malam dengan wanita tapi itu hanya untuk kebutuhan biologis ku saja. Setelah aku puas aku akan menyuruh mereka pergi, aku tidak pernah menghabiskan waktu ku sampai pagi dengan mereka tapi kali ini rasanya beda.

TBC

Terima kasih buat yang sudah Membaca sampai part ini, 🙏

Jangan lupa vote Dan coment nya ditunggu

29 Maret 2020

LOVE IN HOSPITAL (END)Where stories live. Discover now