Love In Hospital - 8

9.5K 662 16
                                    

Holaaaaa....... Aku update lagi 🙂

Warning : Di tengah mengandung adegan 21+ bagi yang nggak suka silahkan di skip yaa.... Aku udah ingetin lo 😉

Di part ini konflik terakhir oke, karena sesuai target cerita ini akan ending di part 10

Jangan lupa follow sebelum baca dan tinggalkan vote setelah baca 😄

Selamat Membaca
🥀🥀🥀

Pernikahan ku dengan Alana sudah berjalan 6 bulan, dan selama itu kami tidak pernah bertengkar. Alana adalah wanita yang ceria ketika kami saling mengenal. Aku sedang memperhatikan nya yang saat ini sedang berkutat di dapur membuat makan malam untukku. Wanita ini benar-benar mengurus ku total, setelah masa Wisudanya sebagai dokter umum selesai. Aku memang melarangnya bekerja dulu sampai anak kami bisa ditinggal, aku kadang tersenyum memikirkan istriku yang sedang hamil. Memang yang dikandung Alana bukan benih ku, tapi aku sudah menyayangi janin dalam kandungannya sejak aku memutuskan mau menjadi suami Alana.

“Mas makananya sudah siap, sekarang kita makan malam dulu” aku menahan tangannya ketika akan mengambilkan makanan untuk melayani ku.

“Aku bisa ambil sendiri sayang, kamu duduk aja”jujur aku kasian padanya dengan kondisi perut yang buncit dia tetap melayani ku dengan baik. Entah diatas meja makan dengan masakannya yang selalu menggugah selera ataupun di atas ranjang dengan servisnya yang selalu memuaskan. Dia tersenyum dan menggeleng.

“Aku nggak apa-apa kalau cuma buat layanin kamu ambil makanan mas”aku menghela nafas panjang. Satu lagi sifat yang aku tahu dari Alana setelah menikah dia cenderung keras kepala.

“Besuk-besuk kamu nggak usah masak sendiri. Biarin bibik aja yang masak Alana, percuma aku memperkerjakan dia kalau tetap kamu turun tangan di dapur”Alana menatapku sambil cemberut, dia sungguh menggemaskan.

“Aku nggak capek mas, aku itu cuma masak aja buat mas. Bersih-bersih rumah sampai baju kita sudah bibik yang lakuin, terus kerja belum boleh, sekarang masak juga mas larang terus aku mau ngapain dong? Aku kan Cuma pengen layanin mas dengan baik, lagi pula masak juga dibantuin bibik mas”ucapnya merajuk.

“Aku cuma nggak mau kamu capek sayang, tapi kamu masih bisa layanin aku yang lain kan? ”tanyaku menggodanya sambil menaik turunkan alisku.

“Dasar mesum”jawab Alana sambil melotot.

“Emang kamu nggak?”tanyaku sambil memicingkan mata. “Siapa coba kemaren yang tiba-tiba naik diatasku ketika tidur untuk memuaskan diri sendiri? Siapa yang selalu minta nambah ketika sesi pertama selesai?”jawabku santai. Wajah Alana bersemu merah, karena menahan malu. Semenjak kehamilannya memasuki trimester dua, libido Alana memang meningkat drastis yang jujur saya membuatku sangat bersyukur karena dia jadi aktif dan ekspresif soal urusan ranjang. Bahkan kemaren dia memuaskan dirinya sendiri ketika aku tidur, aku bangun ketika merasakan aku akan klimaks. Dia berdehem pelan untuk mengurangi rasa malunya.

“Itu juga bukan kemauan aku mas, si kecil yang minta,”ucapnya membela diri. Aku hanya terkekeh pelan.

“Suka-suka kamu lah yang, sekarang kita makan”ucapku final. Kami akhirnya makan dalam diam.

🥀🥀🥀

Aku sedang menunggu Alana yang sedang ganti baju di kamar mandi ketika HP Alana berbunyi nyaring dan menampilkan nama sahabat baru Alana yang biasa aku bilang kembarannya.

“Halo Ven,”iya sahabat baru Alana adalah Arvena, mereka menjadi sangat dekat ketika tahu bahwa Vena juga hamil jadi sering sharing tentang kehamilan. Karena kehamilan mereka yang hampir sama itulah kenapa aku bilang mereka kembar, dengan perut buncit mereka terlihat lucu kalau jalan bareng. Memang kandungan Alana lebih tua 4 minggu dari Vena.

“Bini lo mana Gas?kenapa kamu yang angkat telfonnya”

“ganti baju dikamar mandi, kamu mau ngapain telfon istri aku malam-malam begini”

“Aku mau ngajak dia besuk jalan Gas, buat temenin aku belanja. Tolong kamu bilang sama dia ya”

“Oke, ada lagi?”

“nggak... Ahh mas nanti dulu”aku melotot mendengar desahan Alana.

“Heh Nyonya Rajata, kalau mau indehoy nggak usah telfon bini gue Ven. Kesannya kayak pamer kemesraan aja, aku juga bisa Vena”di seberang sana Vena hanya terkekeh pelan dan kemudian telfon itu mati tanpa ada salam penutup. Benar-benar teman yang sangat sopan, aku tahu yang mematikan adalah suami posesif Vena yang sudah tidak tahan.

Tidak berapa lama Alana keluar dengan memakai lingerie yang sangat sexy, aku tahu ini merupakan sebuah kode rahasia ketika dia menginginkanku. Aku menyeringai sambil menatap tubuh sexynya yang berjalan pelan kearahku dengan menggoda, semenjak hamil bagian tubuhnya membesar di beberapa bagian intim yang membuatnya jadi terlihat lebih menantang.

Aku hanya diam pasrah ketika dia tiba-tiba duduk diatas pahaku, sehingga bagian intim kami bergesekan tanpa sengaja. Aku meletakkan tanganku dibelakang kepala untuk ku jadikan bantal.

LOVE IN HOSPITAL (END)Where stories live. Discover now