part 35

205 14 0
                                    

Author POV

Evelyne diam duduk di mobil dengan mengedarkan pandangannya ke jalanan yang sudah basah karena hujan, sementara itu Azelvin terlihat fokus menyetir dan mengacuhkan Evelyne.

Kenapa Evelyne tidak mengerti kalau Azelvin marah? Kenapa? Kenapa? Kenapa?

Sedari Evelyne kembali ke kantor tadi, Azelvin sudah mengacuhkannya dan langsung menarik tangan Evelyne  untuk mengikutinya masuk ke mobil.

Azelvin tahu apa yang dilakukan Evelyne sedari tadi, Azelvin pikir Evelyne hanya pergi sebentar tapi ternyata berjam-jam Evelyne pergi dengan Edzard.

"Sir sebenarnya kita ini hendak kemana?" Tanya Evelyne membuka suara, tetapi Azelvin diam.

Evelyne yang merasa diacuhkan hanya menghembuskan nafas kasar dan memilih untuk memperhatikan bulir-bulir air yang jatuh dari langit.

Hujannya tidak kunjung mereda, sebenarnya tidak terlalu deras tetapi cukup menganggu perjalanan mereka.

Evelyne melihat kearah jendela, disana Evelyne melihat sepasang remaja SMA yang sedang berteduh, karena mereka menaiki motor sebelumnya.

Lelaki itu memakaikan jaketnya pada sang perempuan dan lelaki itu juga memeluk perempuan itu dengan erat untuk memberikan kehangatan.

Evelyne tersenyum melihat itu karena mengingatkannya pada kejadian yang pernah dia alami juga.

Dia melihat Azelvin yang masih fokus pada jalanan, senyum mengembang dibibir Evelyne.

"Sedang mengingat sesuatu nona?" Ucap Azelvin yang masih terlihat fokus pada jalanan. Sebenarnya Azelvin tahu apa yang dilihat Evelyne tadi, Azelvin juga tahu apa yang sedang dilakukan Evelyne sekarang, Azelvin juga tahu alasan mengapa Evelyne tersenyum.

Evelyne kini tengah memikirkan tentang kejadian yang dulu pernah dia alami. Saat itu Azelvin mengantarkannya pulang, Evelyne membonceng motor Azelvin, dan saat itu hujan turun dengan derasnya, sehingga mereka berteduh di halte, karena mereka tidak membawa jaket jadi Azelvin memeluk Evelyne sangat erat, hingga Evelyne dapat mendengar degup jantung Azelvin.

Evelyne terlalu larut dalam pikirannya, akhirnya mereka telah sampai pada tempat tujuan.

Azelvin keluar terlebih dahulu dari mobil, dia membukakan pintu Evelyne, dia juga menjadikan jas nya sebagai payung untuk mereka.

Azelvin mengeringkan rambut Evelyne menggunakan jas nya, sementara Evelyne mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Rumah sakit jiwa? Untuk apa Azelvin membawanya kemari?

Itulah yang berada di pikiran Evelyne sekarang.

"Ikut gue" ucap Azelvin dan Evelyne mengangguk, dia melangkahkan kakinya mengikuti Azelvin.

Mereka memasuki sebuah ruangan.

"Mas Azelvin, Bu ini ada anak ibu" ucap seseorang perawat kepada orang yang tengah duduk di ranjang yang ada di ruangan itu.

"Elvin... Ini evin kan?" Ujar perempuan yang kini tengah memegang pipi Azelvin.

"Iya ma ... Ini Elvin ... Azelvin"

"Dia..." Ucap Ariel mengarahkan telunjuknya pada Evelyne.

"Cucu dimana cucu... Mana cucu ku... Mana cucu" racau Ariel

"Ma... Mama jangan kaya gini dong Ma..." Azelvin yang tidak ditanggapi Ariel, Ariel malah turun dari ranjang dan menghampiri Evelyne.

"Cucu... Mana cucu... Cucu ku nggak dibawa? Nggak diajak? Mana cucu.....CUCU..... MANA CUCU MAMA... MANA???  Kamu sembunyikan dimana cucu ku... Aku ingin melihatnya... Aku ingin melihatnya saja aku tidak akan melukainya lagi... Mana cucu ku" racau Ariel sesekali mengelus perut rata Evelyne.

Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang