part 36

224 16 0
                                    

Azelvin POV

Aku tidak pernah merasa setakut dan secemas ini.
Tapi kini hanya untuk mengetuk pintu rumahmu saja membutuhkan nyali.
Ada keraguan dalam diriku.

Tuhan tolonglah aku berikan sebuah keajaiban.
Atau setidaknya putar waktu, aku ingin memperbaiki kesalahanku.

Tok tok tok

Suara yang timbul karena tanganku mengetuk pintu.

"Mr. Azel" ucapnya yang baru saja membuka pintu.

Aku memeluknya erat, sangat erat karena dia berusaha memberontak.

Perlahan aku tidak kuat menahan kesedihanku, air mata lolos membasahi pipiku bahkan isakan pilu mulai terdengar.

"Sir are you okey? Terjadi masalah di kantor?" Tanyanya

"Dengarkan aku" ucapku lirih dan masih memeluknya.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia menjalani harinya dulu.
Dalam keadaan seperti itu seharusnya dia mendapatkan suport tapi keluarganya pergi meninggalkannya dan aku... Aku juga pergi meninggalkannya.

Aku ingin merobek mulut-mulut hina yang sudah mencemoohnya.

Tak bisa terbayang olehku, semua yang dia alami karena kesalahanku.
Berapa banyak kesulitan yang kau dapat?
Berapa banyak kesedihan yang kau dapat?
Aku tahu itu tidak akan dapat terhitung.
Jadi biarkan aku yang membayar semuanya, biarkan aku yang memberi kebahagiaan yang seharusnya kau dapat.

"Sebenarnya ada apa?" Tanyanya dan melepas pelukan. Mungkin karena aku terlalu lama diam.

"Azelvin, aku tahu kau bos ku, tapi kau seharusnya tidak berbuat seenaknya. Lagipula ini bukan jam kerjaku kan? Jadi biarkan aku istirahat dan bekerja lagi esok, Mr. Azel jika tidak ada hal yang ingin ada sampaikan lebih baik anda pulang" ucapnya

"Maaf... Maafkan aku"

"Sir, sebenarnya ada apa ini? Tolong biarkan saya istirahat, jika memang ada hal yang tidak mengenakkan yang harus saya dengar katakan saja"

"Maaf" ucapku lagi

Tidak ada kata yang bisa ku ucapkan lagi selain maaf, bahkan seharusnya kata maaf tidak cukup untuk semuanya.
Untuk kesedihan yang kau dapat karena ku, semuanya tidak cukup hanya dengan kata maaf.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba Mr. Azel datang ke rumah saya, peluk peluk saya nggak jelas, nangis-nangis, dan sekarang minta maaf. Sir tolong jika tidak ada sesuatu yang penting lebih baik anda pulang karena saya harus istirahat"

"Kenapa tidak bilang?" Tanyaku

"Hah" ucapnya yang terlihat kebingungan.

"Azka Aleston"

Evelyne membeku, bukannya menjawab pertanyaan dari ku dia malah pergi, masuk kedalam rumahnya. Aku mengikuti langkah kaki Evelyne dan menutup pintu.

Lama kita berada dalam keheningan sampai Evelyne akhirnya berbicara.

"Lo udah tau?" Tanyanya

"Kenapa lo nggak pernah ngasih tau gue? Kenapa Vel? Gue juga berhak tau" ucapku

"Gue pikir semuanya udah berlalu, jadi seharusnya kita tidak lagi membicarakan ini"

"GUE BERHAK TAU VEL, GUE BERHAK" ucapku emosi

"Mama lo bilang sama gue untuk tidak mengganggu putranya, Mama lo nggak mau masa depan Lo hancur"

"Seharusnya Lo..." Ucapan ku terpotong

Heartbreak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang