Bab 3

42 1 0
                                    

BAB III

Mencari folder video di notebook yang menyerupai keadaan dan kejadian yang sama persis seperti yang direkam oleh perempuan ini bukanlah hal yang sulit lagi pula café itu adalah tempat langganan mereka berkumpul dan untung saja ada beberapa video yang pernah di rekam oleh temannya angel sewaktu mereka lagi bercumbu di parkiran.

"ini kasih sama yang nyuruh lo" ucap dewa sambil melemparkan hp tersebut kepangkuan perempuan itu yang masih duduk dengan wajah tertunduk.

"jangan lupa minta langsung imbalannya" lalu melangkah ke dapur dan membuka lemari les mengambil sebotol air mineral meneguk airnya yang dingin dengan tiga kali tegukan, setelah itu melirik ke perempuan itu dengan ekor matanya dan mendapati gadis itu yang masih diam tertunduk.

Mengambil satu botol lagi dari dalam lemari es, berjalan mendekati gadis yang masih ketakutan terlihat sekali dari tidak berubahnya posisi wajah tertunduk dalam. Dengan sengaja dewa menempelkan botol air mineral dingin itu ke pipinya "minum" ucap dewa lalu membanting pantatnya duduk di sebelah perempuan itu.

Nirmala mengambil air mineral dingin yang menempel di pipi kiri. Ingin rasanya memaki raksasa berwajah singa ini apa dia gak punya cara yang lebih sopan kalo mau ngasih minum ke orang.

Mencoba membuka tutupnya tapi tenaga nirmala seperti hilang dari tangannya, ia mengurungkan niat untuk membuka botol air mineral dingin itu walaupun saat ini kerongkongannya sangat kering ingin dibasahi, sepertinya air liurnya juga sudah habis karena dari tadi Cuma bisa menelan air liur untuk membasahi kekeringan di tenggorokkannya.

"ck, dasar lemah" ujar dewa langsung merampas botol air mineral lalu membukanya "minum habis ini lo bisa pergi jangan lupa ambil Imbalannya"

Nirmala mengambil dengan ragu-ragu air mineral yang diletakkan di atas meja dan langsung menandaskannya hingga setengah botol, seringai di wajah raksasa singa disampingnya ini terlihat jelas tapi nirmala tidak perduli karena tenggorokkannya sudah sangat perlu dibasahi.

"terimakasih, saya permisi" pamit nirmala berjalan pelan keluar ruangan yang di sebut apartement itu.

"hmm..." dewa hanya berdeham
Setelah kepergian perempuan yang membuat kepala dewa pusing menambah daftar masalah dalam pikirannya karena dewa harus mencari tahu siapa yang berani memata-matai kegiatannya mengacak rambutnya frustasi dewa melangkah menuju kekamarnya ia ingin mandi atau paling tidak berendam air hangat, tapi langkahnya terhenti karena bunyi bel.

Menautkan kedua alisnya dewa menatap tamunya malam ini, "kenapa datang lagi?" ucap dewa dengan malas ada nada sedikit tekanan amarah

"ada yang tinggal?" diam tak ada jawaban otomatis membuat dewa kembali merasai kesal lalu menutup pintunya dengan cepat.

"aakkhh...sakitt" nirmala berteriak karena salah satu tangannya terjepit, sebenarnya ia mau menjawab tapi raksasa berwajah singa ini menakutkan dan membuat nyali nirmala kembali menciut.

Mendengar teriakan kesakitan dewa langsung membuka lebar pintu sempat melihat tangan kanan perempuan itu merah ada sedikit darah segar yang keluar dari jari telunjuknya walaupun tidak banyak tapi dewa sempat meringis sendiri dibuatnya jangan salahkan dirinya kejadian itu juga bukan sepenuhnya kesalahan dewa "siapa yang nyuruh gak jawab pertanyaan" desis dewa tajam

"a-aa.."

"kamu nggak gagu kan ya, tadi aja kamu ngejawab semua pertanyaan aku dengan lancar" dewa menyilangkan kedua tangannya ke dada.

"saya mau pinjam uang untuk ongkos tadi kan kesini sama bapak dan saya nggak bawa tas, dan saya juga nggak tahu ini daerah mana" jeda sejenak nirmala menarik nafas pendek lalu menghembuskannya.

Dewa NirmalaWhere stories live. Discover now