6. Bertemu kembali

18 0 0
                                    

Holla, aku datang
Semuanya tetap jaga kesehatan ya.

Yukkk cap cusss... ketemu sama mas Dewa yang sudah ingat sama Nirmala

*****

Mengerjapkan matanya perlahan, cahaya lampu yang pertama kali di tangkap oleh matanya lalu suansana kamar bewarna kuning gading dengan dinding bermotif bunga pemandangan yang asing bagi nirmala.

Mengumpulkan sisa dari ingatan apa yang terjadi, yang dia ingat hanya berlari dan kakinya tersandung trotoar lalu ia terjatuh. Dimana dirinya sekarang? Ini tempat apa? Rumah siapa? Apa ini rumah badrun? Seluruh pertanyaan itu singgah dikepala nirmala dan pertanyaan terakhir membuat tubuh nirmala bangkit dari tempat tidur. Kepalanya berdenyut, akkhh sakit tubuhnya masih lemas diliriknya kaki kanan terdapat luka lecet dan sepertinya sudah di obatin.

Kembali mencoba untuk berjalan sungguh nirmala ingin lari dari rumah ini, ia tidak mau menikah dengan badrun dan menyerahkan semua sisa hidupnya untuk lelaki brengsek itu, bagaimanapun caranya ia harus kabur. Melangkahkan kakinya yang sakit dengan sedikit cepat walaupun terseok-seok ia harus keluar dari rumah mewah ini.

Clekk..

pintu kamar terbuka, nirmala menggelengkan kepalanya tidak, jangan badrun Tuhan, beri aku satu kemudahan untuk melalui malam ini, nirmala merapalkan doa tersebut dalam hatinya memohon semoga Tuhan memberikan sedikit kemudahan untuknya.

“astaga neng, jangan bangun dulu” ucap wanita yang kira-kira umurnya sekita 52 tahun itu sambil meraih tubuh nirmala yang hampir terjatuh.

“saya dimana?” Tanya nirmala setelah tubuhnya dipapah ke tempat tidur

“Saya mbok nah, pegawai dirumah ini”

“apa ini rumah badrun?” Tanya nirmala

“badrun?” mbok nah menatap tamu tuannya itu dengan bingung sejak kapan majikannya mengganti namanya dengan badrun.

“emang badrun siapa neng?” mbok nah bertanya sambil meraih gelas lalu ia berikan ke tamu anak majikannya.

“jangan bohong ya bu, ibu sudah tua” ucap nirmala sambil matanya berputar-putar mencari jawaban

“saya nggak bohong kok neng, saya sudah 25 tahun kerja disini mana mungkin saya bohong lagipula majikan saya namanya bambang wicaksono bukan badrun” mbo nah menjelaskan dengan sedikit kesal ke tamu anak majikannya, ada nada tidak rela dari mbo nah menjelaskan betapa keren dan berwibawanya nama majikannya kenapa pula harus di rubah menjadi badrun seperti penjahat di film india saja.

“sudah siuman?” suara berat laki-laki yang berdiri sambil menyandarkan bahunya di pintu memotong penjelasan dari mbo nah.

“eh den bagus, ini lho den kok tamunya aden malam ini aneh yahh. Dia malah ganti nama bapak jadi badrun, kan mbo nah nggak rela” mboh nah terkadang muncul sikap kritiknya mungkin karena sudah lama mengabdi di rumahnya.

“nggak apa-apa mbo, maklumin aja kan baru siuman” ucap dewa berjalan masuk ke dalam kamar dan mendekati dua wanita yang sedang duduk di pinggiran kasur.

“ini tehnya diminum dulu mumpung masih hangat, supaya perutnya juga hangat” mbo nah meyodorkan gelas ke tamu anak majikannya itu.

Nirmala menatap gelas berisi teh yang sudah berpindah ke tangannya itu dengan tatapan menyelidiki.

“tenang minuman itu aman, nggak ada racun atau obat perangsang” dewa berkata demikian karena sejak tadi ia heran melihat gadis itu hanya kerutan di dahi dan tatapan curiga yang di lemparkan ke dirinya, padahal dewa sudah menolong coba jika dewa tidak menolongnya mungkin saja ia sudah dibawa sama tiga laki-laki itu.

Ck, dasar tidak tahu cara berterimakasih.

Diam tidak ada tanggapan dari gadis itu membuat dewa kesal, mengambil gelas yang di pegang lalu menengak hingga setengah isi gelas.

“see, nggak ada apa-apa kan, gue nggak mati keracunan atau terangsang karena pengaruh minuman ini” ucap dewa sambil memperlihatkan badannya dengan gelas lalu melipat kedua tangannya di dada.

“lo tadi nabrak mobil gue” dewa mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya. “terus lo pingsan, yaa karena gue orang baik jadi gue mau tanggung jawab padahal yang salah itu lo, kenapa muncul tiba-tiba pas mobil gue lagi berjalan di lajur yang benar dengan kecepatan yang standar dalam kota”

Nirmala mengurutkan kejadiannya dari mulai bertemu dengan yanto sampai kejadian yang diceritakan pria yang ada di depannya ini.

“dan kalo gue nggak salah tebak, lo cewek yang di club itu kan, yang memanfaatkan permasalahan gue untuk kepentingan pribadi lo” jeda sejenak sambil menarik kursi yang di dekat meja rias lalu dewa menjatuhkan pantatnya ke kursi itu

Duduk sambil kaki kirinya menopang kaki kanannya “dan gue pastiin tiga orang cowok yang ngejar lo tadi salah satunya cowok yang pernah gue tendang perutnya, benar tidak Nirmala Sukma” ucap dewa penuh keyakinan.

Dewa sempat membuka tas wanita itu mencari informasi identitas bukan maksud lancang tapi untuk jaga-jaga saja, disaat mencari indentitas wanita itu dewa menemukan id card toga tempat usaha berbeda. club, café dan toko cantik kosmetik dari situlah dewa mulai mengingat semua kejadian sampai ia bertemu kembali dengan wanita yang bernama nirmala sukma ini.

Apa gadis ini bekerja di tiga tempat tersebut?, tapi bagaimana bisa?. Ingatkan dewa untuk menanyakan hal ini.

Sumpah rasanya nirmala ingin tenggelam kedalam dasar bumi saat ini juga, bagaimana bisa ia bertemu dengan lelaki ini kembali, mengingat kata-kata yang pernah dilontarkannya untuk jangan pernah muncul dihadapannya lagi.

Bagaimana kalo laki-laki sombong ini menuntut dirinya via jalur hukum akibat menyebrang jalan tidak hati-hati dan membahayakan orang lain.

Bagaimana bisa Jakarta yang katanya luas ini bisa bertemu kembali dengan laki-laki berwajah serigala ini.

Hmm...sebenarnya bukan wajahnya yang seperti serigala hanya saja tatapan mata yang tajam dari laki-laki yang sedang duduk di hadapan nirmala inilah yang seperti serigala.

Wajah tampannya akan hilang seketika jika sudah melayangkan tatapan tajam.

TBC

****

Sampe situ dulu yah. Karena aku lagi kehabisan ide.

Tapi tetap aku akan menulis cerita ini sampe tamat walaupun garing

See you 😙💛

Dewa NirmalaWhere stories live. Discover now