Bab 5

27 0 0
                                    

Yuhuu..monggo diaturi aku upload lagi. Maklum lagi semangat.
Kalian sehat semua kan ya..tetap semangat walaupun dirumah aja. Isi dengan kegiatan yang bikin kamu nyaman.

Yuukk akkhh lanjut lagi. Walaupun garing kayak rengginang hahahhaa

Yukkk akkhh dimulai.

******

"mau kemana nirmala, urusan kita kemarin belum selesai"

Tangan besar penuh tato menarik lengan kiri nirmala dengan sekali tarikan yang membuat nirmala kesakitan.

Dengan satu tarikan yang kuat yanto menarik lengan kecil nirmala, betapa terkejutnya nirmala bertemu kembali dengan yanto artinya kembali di hadapkan dengan masalah uang, darimana yanto bisa tahu kalo nirmala bekerja di café ini seingatnya dia tidak pernah menceritakan tempat ini kepada siapapun kecuali tante suryani.

"urusan kita kemarin belum selesai, dan aku pastikan lo nggak bisa kabur lagi" yanto lalu melirik tukang ojek online "jalan pak, adek saya nggak jadi naik ojeknya" sambil mengembalikan helm ojek online tersebut.

Setelah kepergian ojek online kini hanya tinggal nirmala dan yanto, tentu saja yanto mengambil paksa uang yang dikembalikan oleh ojek online tersebut padahal nirmala sudah memberikannya sebagai tanda minta maaf karena sudah mengcancel orderannya.

"kalo mau minta duit, aku nggak punya. Jujur saat ini aku lagi kebingungan nyari biaya berobat buat tante suryani dan jangan seenaknya minta duit, nggak mikir tante suryani itu ibu kandung lo sendiri, dan lo nggak sama sekali mikir kesehatannya" nirmala memberanikan diri untuk melawan yanto, ia sudah jengah dengan prilaku yanto yang semena-mena terhadap dirinya.

Nirmala menghempaskan tangan kirinya dari genggaman yanto, entah darimana keberaniannya untuk melawan yanto bahkan tadi ia sempat menatap tajam ke mata yanto yang berwana merah, nirmala yakin kalo yanto masih ada pengaruh minuman keras

"gue juga usaha" yanto kembali menarik lengan kirinya

"usaha apa" tantang nirmala kali ini suaranya sudah sedikit naik dan untungnya di parkir khusus karyawan yang terletak bagian samping café tidak ada orang. "nggak bisa jawab kan, dalam waktu dua minggu uang untuk operasi tante suryani harus ada atau kankernya akan semakin parah" mata nirmala sudah sedikit panas tapi tatapan amarahnya tidak lepas dari yanto.

Sewaktu muda tante suryani menikah dengan om Hendra, duda beranak satu perempuan, istri dari om Hendra selingkuh dengan laki-laki yang sesama teman TKW dimalaysia. Anak perempuannya sudah lama meninggal di umur 13 tahun karena penyakit polio yang di derita sejak kecil, setelah lima tahun menikah yanto hadir kasih sayang tante suryani tetap sama tidak ada yang di bedakan, mungkin karena terlalu sayang kepada yanto sikap manja, menang sendiri, suka berkelahi dan selalu di bela oleh om hendra apa yang menjadi keinginan dari yanto selalu di sanggupi oleh tante suryani da nom Hendra membuat yanto menyalah artikan kasih sayang tersebut. Tepat ketika yanto berumur 17 tahun om Hendra meninggal akibat kecelakaan pada saat menjadi penambang pasir illegal.

"sedikit saja berterimakasih ke tante suryani karena beliau sudah merawat lo dengan baik" ucapan nirmala kembali lembut

"nggak usah pusing-pusing mikirin biaya berobat ibu karena aku sudah punya solusinya" yanto berkata enteng sambil berkacak pinggang.

Nirmala mengerenyitkan dahinya solusi?, yanto baru saja menyebutkan solusi, apa yang sebenarnya yanto rencanakan. "lalu, apa solusinya?" nirmala memberanikan diri untuk menanyakannnya tangannya sudah dilipatkannya di depan dada matanya tertuju ke yanto, jelas nirmala penasaran dengan apa yang akan dikatakan yanto.

"sekarang sudah saatnya giliran lo yang berbuat banyak buat ibu, dari kecil yang selalu ngasih biaya sekolah dan kebutuhan lainnya ibu" yanto memulai pembicaraannya sambil mengambil sebatang rokok lalu mematik korek api, di hisapnya dalam-dalam nikotin tersebut lalu di hembuskannya ke atas, nirmala yang tidak bisa menciupm aroma rokok tentu saja langsung batuk.

Dewa NirmalaWhere stories live. Discover now