Bab 4

22 2 0
                                    

*Jaga kesehatan yang temans, di nikmati masa-masa diam dirumah, ambil sisi positifnya kalian bisa kumpul sama keluarga.

Yukk lanjut aja baca novel garing kayak rengginang tapi tetap di tulis hehehe


****

Bola panas raksasa dunia masih dengan semangat memancarkan sinarnya, melirik ke hublot yang bertengger di tangan sebelah kiri menunjukkan angka 14:30 PM.

Meninjau ke tempat proyek tender yang di menangkan oleh Dewa dan team beberapa bulan lalu mengadakan sosialisasi pendekatan ke para penjual yang tiap hari menjajakan barang dagangannya sebenarnya bukanlah hal yang sulit bagi dewa bisa saja ia menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelesaikan masalah ini tanpa harus dewa repot-repot ber panas ria di pasar. Jas berwarna coklat muda yang tadinya terpakai dengan gagah dibadan sekarang sudah berada di genggaman tangan kirinya kemeja lengan panjangnya sudah ia gulung sampai di siku.

Sudah empat jam dewa berada di pasar induk ia terpaksa harus turun tangan menghadapi beberapa masalah yang terjadi beberapa preman pasar sempat membuat keributan dengan beberapa team nya preman pasar tersebut juga mempengaruhi orang-orang yang mempunyai lapak untuk tidak mau mengikuti persyaratan selama masa perbaikan pasar induk menjadi pasar tradisional modern, alasan mereka adalah ketakutan berlarinya pelanggan ke pasar lain selama prosess pembangunan, padahal pihak perusahaan sudah menyediakan lahan sementara untuk mereka tapi pengaruh dari preman pasar merupakan hal yang sangat sulit ditaklukkan. Bukan hanya karena mereka preman tapi ternyata preman pasar tersebut mempunyai pengaruh yang cukup pesar bagi para pedagang, kepercayaan pedagang ke preman pasar lebih besar.

Setelah empat jam dihabiskan dewa dan team untuk melakukan pendekatan dengan pedagang di pasar induk akhirnya menemukan jalan tengah, perusahaan harus mengeluarkan beberapa persyaratan yang harus disetujui oleh pedagang pasar selama masa renovasi target renovasi yang harus selesai dalam waktu dua bulan lebih cepat dari target yang sudah di tetapkan alasannya karena mereka tidak mau berlama-lama di tempat lahan sementara takut langganan kabur, preman pasar pun berulah mengeluarkan pendapat yang tidak jauh dari kata kramat ialah uang keamanan mereka harus naik dua kali lipat menurut mereka menjaga keamanan di tempat lapak sementara jauh lebih sulit dan serta alasan-alasan tidak logis lainnya yang menurut dewa jalan keluarnya cuma satu yaitu uang.

“katanya es cendol disni enak pak” rian salah satu team marketing membuka percakapan.

“gimana kalo kita coba lagi pula kalo lagi cuaca panas begini yang di butuhkan Cuma yang segar-segar” itu suara zahid.

Yah, zahid bukan Cuma sahabat tapi partner dewa dalam bekerja. Zahid handal dalam memimpin membuat papanya dewa memberikan kerpercayaan untuk zahid memegang jabatan sebagai direktur di salah satu anak perusahaannya.

Zahid dibesarkan dari keluarga tidak mampu berbekal beasiswa selama di sekolahnya dan ketidak mampuan ekonomi keluarga membuat zahid yang dulunya hampir tidak bisa menamatkan kuliah, beruntung dewa bertemu dengan zahid yang waktu itu menolong dewa saat dewa mabuk dan nyaris tertabrak mobil, bermula darisitu papanya mulai membiayai kuliah zahid itulah awal perjumpaan dewa dengan zahid dan kehidupan dewa jangan ditanyakan lagi hal-hal lainnya yang membuat kepala orang tuanya pusing akibat ulahnya selama kuliah.

Berbekal dari didikan keras ayahnya dan zahid maka jadilah dewa seperti ini, jika tidak bertemu dengan zahid di bangku kuliah mungkin dewa sudah membusuk di jalanan karena waktu itu ayahnya sempat mengancam jika dewa tidak bisa menamatkan kuliah dewa harus dengan suka rela keluar dari rumahnya. Ck, papa sangatlah kejam, dan zahid jangan ditanya dia sangat keras ke dewa dan semua temannya.

“lo mau diam disni atau mau ikutan kita minum es” ajakan zahid membuyarkan lamunan dewa.

“ya, kali gue manyun disini kalian enak-enakkan sama yang dingin”

Zahid tertawa ringan “kirain lo dari tadi ngelamun, masih mikirin angel?” Tanya zahid tanpa beban dengan alis kanannya terangkat ke atas.

menarik nafas lalu membuangnya kasar, kata-kata zahid tadi kembali mengingatkannya ke angel yang sudah dua minggu ini menghindar semua pesan elektronik yang dewa kirimkan tidak sama sekali di respon angel.

Terkekeh ringan zahid berlalu menyusul dewa yang sudah meninggalkannya “cinta emang buat orang jadi gila ya bro” ejek zahid merangkul dewa dengan satu tangan lalu menepuk pundak kiri dewa yang langsung di tepis oleh dewa

“nggak usah rangkul juga, gue jijik walaupun lagi galau gue masih suka tempe daripada terong” sarkas dewa

“lagi galau juga masih ingat enaena” Zahid mencebik “udah lama puasa ya bro? maklum deh gua” ejek zahid lagi yang langsung di hadiahi tatapan tajam dari dewa, tapi zahid tetapla zahid tidak ambil pusing dengan tatapan tajam dewa.

Rian tidak bohong es cendol memang enak, penjualnya bilang dia membuat langsung tanpa pengawet dan perwarna yang khusus untuk makanan jadi memang tidak buat banyak cukup untuk jualan hari ini saja jika, untuk jualan besok istrinya dirumah sudah membuatnya kira-kira seperti itulah yang dikatakan penjualnya.

Dewa menikmati es cendolnya ia menyukai rasa manis yang pas, gula arennya enak, aroma daun pandannya semakin membuat lengkap es cendol mang udin, itu nama yang tadi dewa sempat baca di gerobak warna biru, tanpa rasa malu lagi dewa sudah menghabiskan dua gelas ini gelas ketiga, zahid hanya bisa menggeleng pasrah melihat tingkah dewa.

XXX

Sudah lewat dari jam Sepuluh malam itu artinya nirmala sudah bisa pulang dari café tempatnya bekerja, jalanan tempat café nya masih terlihat ramai, yaa memang seperti itu suasanya karena letak tempat cafenya yang cukup strategis di area dekat taman kota dan cuma berjaram satu kilo daerah perkantoran.  Menunggu ojek online yang dipesannya via akun yanto nirmala duduk sambil menatap langit malam.

Memikirkan kesehatan tante suryani yang sudah semakin menurun dikampung, kanker payudara yang sudah stadium dua dan harus di operasi membuat kepala nirmala berdenyut memikirkan biayanya.

Tante suryani adalah adik kandung dari ayahnya nirmala, Cuma tante suryani yang ia punya setelah meninggalnya ke dua orang tua yang dia cintai.

“mba nirmala?”

Nirmala tersentak dikarenakan ada yang memanggil namanya, ternyata petugas ojek online yang dari lima menit tadi di tunggu

“iya saya” berdiri sambil mengenakan tas ransel nirmala mendekati motor, sebelum petugas ojek online itu menyerahkan helmnya nirmala langsung memberikan ongkos “ini pak ongkosnya” sambil memberikan uang dua puluh dua ribu lalu mengambil helm yang ada di tangan kanan.

“belum juga sampe neng” ujar ojek online itu

“nggak apa-apa pak, sudah kebiasaan saya begitu” ucap nirmala sambil mengambil helm yang diserahkan sama bapak ojek online itu.

“mau kemana nirmala, urusan kita kemarin belum selesai”

Tangan besar penuh tato menarik lengan kiri nirmala dengan sekali tarikan yang membuat nirmala kesakitan.


TBC

Terima kritikan tapi nggak pakek cabe level 10 hihi.

Cuma lagi bingung mau ngapain, jadi terbitlah menghayal bebas hihihi efek dari covid 19 jadi di tuangkan ke dalam bentuk tulisan daripada manyun mending nulis. Kalo ada yang suka yaa monggo kalo ada yang nggak sukaa mohon maafff 😊😋😘

Dewa NirmalaWhere stories live. Discover now