Gadan -39

976 55 13
                                    

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang dania sudah dengan perut buncitnya. Walaupun perut sudah sedikit membuncit tetapi, ia masih saja beberes rumah seperti, menyapu dan membereskan mainan-mainan anaknya

Dirumah ada pembantu, tetapi dania tidak bisa diam melihat pembantunya mengerjakan semua rumah, biasanya waktu ia tidak hamil, ia sering membereskan rumah agar cepat selesai. Dan juga membatu pembantunya agar tidak kelelahan.

hati malaikat

"Kenapa dan?" Tanya gabriel yang baru saja pulang kerja dan melihat dania duduk di sofa

"engga kenapa kenapa"

"engga mungkin, pasti kecapean kan" ucap gabriel tapi di hiraukan oleh dania

"dania, kan aku udah bilang jangan beres beres rumah, biarin bibi dulu ajah" ujar gabriel

"iya iyaa, bawel dehh"

"Bukan bawel dan, tapi aku bilangin yang baik"

"iya gabriel sayang" ucap dania sambil memegang rahang gabriel

seketika senyum gabriel mengembang kala dania memanggilnya sayang

"tumben"

"gak usah gr, baru gitu ajah udah terbang" ucap dania sinis

Dania bangkit dari sofanya dan berjalan menuju kamar difa.

"hormon ibu hamil suka labil" ucap gabriel

############

Dania masuk ke kamar difa daa melihat kamar difa di penuhi oleh mainan mainannya

"Difa" panggil dania

Dania melihat difa tidak ada dikamarnya

"difa" panggil dania lagi

Dania melihat ke penjuru kamar difa, dan melihat difa dibalik horden

"heyy" ucap dania mengagetkan difa

yang di kagetkan terpelojak dan langsung memeluk mamanya

"difa ngapain"

"mama ada orang di luar" ucap difa

Dania mengintip dari kaca yang tadi difa liat.

'ibu  yang kemaren?, ngapain dateng lagi' batin dania

"Difa, tunggu sini ya, mama temuin ibu itu dulu" ucap dania

"mama, jangann" ucap difa sambil memegang tangan dania

"kenapa?"

"Ibu itu jahat" ucap difa dengan raut wajah takut "difa mau sama mama" ucap difa

"engga papa kak, nanti mama sama papa yang keluar, difa diam disini, oke" ucap dania

"tapi difa mau sama mama" ucap difa

"difa tetep sama mama kok, tapi mama keluar dulu sebentar" ucap dania

'kok tiba tiba difa ngomongnya kaya gitu sih, seakan akan gua mau pergi ninggalin dia' batin dania

"iya mah"

"Ehmmm, selama mama diluar difa jangan ngintip kaya tadi ya" ucap dania

"iya mah"

"Pinter, gini ajah, difa beresin mainan difa taruh di tempatnya, okee anak baik'' ucap dania, difa mengangguk patuh.

dania mencium seluruh wajah difa.

"difa tetep sama mama" ucap dania dan diangguki lagi oleg difa

dania keluar dan menuruni anak tangga pelan pelan.

"diluar ada orang" ucap dania

"siapa?"

"ibu yang kemaren" ucap dania

"Yang rumah sakit jiwa itu?" Tanya gabriel

"iyaahh, ayukk cepet gab"

"sabar dan"

"Ngapain lagi sih, keburu kedengeran tetangga tuh, dia teriak teriak" ucap dania kesal

"bawa baigon dan"

"buat apa gabriel, dia bukan nyamuk"

"hehe yaudah, biar ga tegang tegang amat dan" ucap gabriel cekikikan

dania membuka pintu pagar dan melihat wanita urakan. Rambutnya ngembang tak ter urus, tidak pake sendal.

"Anak saya mana?" Ucap wanita itu

seketika dania melihat wajah gabriel dan matanya ter arah ke kaca kamar difa.

'Difa tidak mengintip, anak pintar' batin dania

Dania membuang bafas kasar " udah berapa kali saya bilang!, anak ibu gak ada disini!, jangan bikin emosi dong!" ucap dania kesal

"kamu juga bikin saya emosi" ucap wanita itu

"lah?, saya bikin ibu emosi?, kebalik kalii, ibu yang bikin saya emosi!!, kemaren dateng ke rumah orang, sekarang juga gebrak gebrak pager orang lagi" ujar dania

"dan, dann, jangan terlalu emosi" bisik gabriel

dania seakan akan melupakan kalau ia sedang berbadan dua.

"Anak saya mana?" Ucap wanita itu

"capek ya ngomong sama orang gila" bisik dania ke gabriel.

"Ngomong gab, jangan diem, kalo kamu diem aku jadi emosi terus" ucap dania melihat sinis ke gabriel

"ibu, emang ibu punya buktinya kalo kita yang ngambil anak ibu?" Tanya gabriel lembut

Dania melihat gabriel dengan tatapan bingung

"Enggak tap--"

"tuhh engga, kenapa masih ajah nyarinya kekita?" Tanya dania memotong pembicaraan ibu itu

Tak berselang lama suster yang sama seperti kemarin datang membawa ibu itu pergi lagi.

"maaf bu, pak" ucap salah satu suster itu

"Sus, kok bisa dia keluar dari rumah sakit lagi sih?" Tanya gabriel

"Dia keluar lewat jendela kamarnya" ucap suster

"Ohh yaudah sus, makasih" ucap gabriel

dania menutup pintu pagar keras

"rusah dan" ucap gabriel tapi di hiraukan oleh dania yang sudah berjalan terlebih dahulu memasuki rumahnya.

************************************

MAAF BANGET YAA KEMARIN GAK BISA UP, KARNA PAKETAN ABISS..

MAU BELI, TAPI GAK BOLEH KELUAR RUMAH..

JADI AKU UPNYA SUBUH SUBUH BEGINI, KARNA ADA PAKETAN MALEM DARI JAM 12 MALEM SAMPAI 6 PAGI..

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN..

HARGAILAH KARYA SAYA..

MAKASIH

~GADAN~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang