Chap 8

714 100 3
                                    

Jngn lupa vote❤

--------

Taehyung sempat drop setelah memaksa kabur dari Rumah Sakit dan datang ke rumahku. Setelah berhasil berbicara pada ayah dan ibu, meminta mereka mengijinkan kami menikah, dan sempat melalui adegan dramatis bertangis-tangisan, pemuda itu ambruk tak sadarkan.

Ayah yang segera membawanya ke Rumah Sakit kembali dengan mobilnya, sehingga pemuda itu tidak mengalami kejadian fatal. Selain itu, dokter bergerak dengan cepat dan membuat keadaannya stabil.

Hampir semalaman aku dan Ayah yang menungguinya di Rumah Sakit. Setelah ayah dan ibu Taehyung datang, barulah kami memohon ijin untuk pulang.

“Kau akan pulang?”
Taehyung sempat menahan langkahku dengan lemah. Aku meremas tangannya lalu tersenyum.
“Besok aku akan datang lagi ke sini, aku janji,” ucapku. Dan akhirnya ia merelakan aku pulang.

Dan air mataku kembali menitik ketika dalam perjalanan pulang, Ayah memegang erat tanganku sembari berkata, "Kami merestuimu."

***

Aku membantu Jungkook berkemas. Siang itu aku sengaja datang mengunjunginya ketika tahu ia sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Jungkook sendiri yang memberitahuku lewat pesan singkat tentang kabar tersebut. Aku mengira Eunha juga ada di sana, ternyata tidak. Ia tak mau memberitahuku alasannya.

"Jadi kau akan menikah dengan lelaki itu? Taehyung?" Ia bertanya tanpa melihat ke arahku. Aku menjawab lirih sambil mengangguk.
"Eunha memberitahuku kalau dia sakit parah dan bisa jadi ... umurnya tak lama lagi,"
"Dia menceritakannya?"
Pemuda itu mengangguk. "Semuanya," jawabnya.

Lagi-lagi ia tak melihat ke arahku. Awalnya aku mengira ia akan mengutarakan keberatannya. Ternyata yang ia ucapkan malah ucapan selamat. "Aku berharap kau bahagia," ujarnya.
Ia sibuk memasukkan beberapa peralatan pribadi ke tasnya.

Aku menarik nafas panjang. "Jungkook, bisakah kau bicara sambil melihatku?" pintaku.
Pemuda itu tak menjawab, bahkan ketika aku memanggil namanya untuk kedua kali. "Jungkook?"

Jungkook tetap mengutak-atik isi tasnya hingga membuatku jengah.

Aku tahu ia sedang menahan perasaannya. Aku beringsut ke arahnya, lalu menyentuh pipinya dengan pelan, kemudian mengarahkan wajahnya agar menghadapku. Dan aku melihat kedua matanya berkaca-kaca.

"Apa yang kau harapkan? Kau tahu bahwa aku mencintaimu. Membiarkan dirimu menikahi pria lain, ini menyakitkan buatku," suaranya parau. Kristal-kristal bening menitik dari sudut matanya.

"Aku tahu Taehyung sekarat. Aku tahu ia membutuhkanmu. Dan aku akan dengan senang hati mendoakan kebahagiaanmu. Tapi jika harus merelakanmu, aku butuh waktu," ucapnya lagi.

Aku menatapnya lembut. Lalu kurentangkan kedua tanganku untuk kemudian memeluknya. Ku sandarkan wajahku di dadanya. "Aku mencintainya, Jungkook. Dan aku akan bahagia hidup bersamanya," bisikku.

Jungkook balas mendekapku, dan ku rasakan bahunya terguncang. Pemuda itu terisak.
"Kumohon jangan terluka lagi, Tzuyu. Aku sudah cukup melukaimu, menghancurkan hatimu. Karena itu, jangan terluka lagi. Kau harus hidup bahagia, apapun yang terjadi padanya," ujarnya dengan suara bergetar.

Aku menelan ludah. Dan perlahan aku mengangguk.

***

Beberapa hari setelah Taehyung diijinkan pulang dari Rumah Sakit, kami memutuskan menyelenggarakan pernikahan yang sederhana di apartemennya.
Pernikahan itu simpel, hanya dihadiri beberapa keluarganya dan keluargaku. Tak ada pesta mewah, tak ada hiasan berlebih, tak ada suasana hura-hura. Begitu khidmat dan sakral. Tapi satu yang bisa kupastikan, aku mengenakan sebuah gaun pengantin yang teramat indah.

Black White Love [TaeTzuKook]✅Where stories live. Discover now