18

645 27 0
                                    

Pagi ini Rifky dan keluarganya sudah berkumpul di meja makan. Rifky mengedarkan pandangnnya mencari keberadaan Dara. Bundanya yang mengerti tingkah Rifky tersebut lantas angkat bicara.

"Dara masih tidur, kamu sarapan aja dulu," ucap bunda.

"Biar Rifky bangunin bun,"

"Eh jangan, kasian Dara baru tidur tadi jam setengah empat. Kasian kalo kamu bangunin," cegah bunda.

"Loh, emang kenapa Dara gak tidur semaleman bun? Dan bunda kok tau?"

"Dia gak bisa tidur, ya tadi pagi pas bunda bangun dia lagi di dapur makan mie instan terus ngobrol ngobrol sama bunda dan juga sempet bantuin bunda masak juga loh," jelas bunda.

"Yaudah deh bun, biar nanti sarapan buat Dara aku yang bawa ke kamarnya,"

Setelah sarapan Rifky membawa sepiring nasi goreng dan susu untuk sarapan Dara. Saat akan membuka pintu kamar Rifky sedikit kesulitan karena kedua tangannya penuh. Rifky memanggil papanya yang kebetulan lewat, untuk membukakan pintu.

"Pa tolong bukain dong," ucap Rifky.

"Iya, itu sarapan buat Dara?" tanya papanya.

"Iya pa, makasih ya Rifky masuk dulu,"

"Iya, jangan digangguin loh Rif kasian," ingat papanya.

Rifky mengangguk paham, dan masuk ke kamar. Rifky melihat Dara yang masih bergulat dengan selimut dan guling tersenyum geli. Rambut yang acak acakan tak membuat kadar kecantikan Dara berkurang. Malah sebaliknya menurut Rifky.

Rifky duduk di ranjang tempat Dara tidur, mengusap dengan lembut pipi Dara. Menyuruhnya bangun untuk sarpan.

"Hei bangun dulu yu, sarapan nanti dilanjut lagi tidurnya," bisik Rifky.

Bukannya bangun Dara malah bersembunyi dibalik selimutnya.

"Ayo bangun, bentar doang kok buat sarapan,"

Dengan penuh kesabaran Rifky membangunkan Dara, akhirnya Dara bangun juga. Dengan muka bantalnya Dara duduk disampping Rifky. Mata yang masih terpejam dan sesekali menguap.

"Sana cuci muka, biar seger mukanya," suruh Rifky.

"Iya," dengan langkah gontai Dara menuju ke kamar mandi, untuk membasuh muka dan gosok gigi.

Setelah membasuh muka Dara kembali ke ranjang, menatap sepiring nasi goreng yang berada di nakas.

"Itu sarapan dulu, nanti baru tidur lagi," ucap Rifky.

Darapun memakan sarapannya. Setelah selesai sarapan, Dara kembali merebahkan tubuhnya. Sedangkan Rifky membereskan piring sisa makan Dara. Rifky yang melihat Dara kembali memejamkan matanya, Rifky memilih keluar dari pada mengganggu tidur Dara.

***

Tepat pukul sebelas Dara baru bangun dari tidur panjangnya. Ia memilih mandi terlebih dahulu baru turun kebawah menemui Rifky. Dara mencari Rifky disegala tempat namun Rifky tak ada. Saat di halaman belakang, Dara bertemu dengan bundanya Rifky.

"Bun Rifky kemana? Aku cariin kok gak ada?" tanya Dara.

"Eh kamu udah bangun, itu tadi Rifky pergi keluar sebentar gak tau kemana," jawab bunda.

"Oh...udah dari tadi atau baru keluarnya bun?"

"Ya lumayanlah, mungkin setengah jam lalu. Kamu udah sarapankan tadi pagi?"

"Udah kok bun, Rifky tadi yang bawain. Oh ya bunda nanti mau masak apa?"

"Gak tau juga, liat bahan yang ada dikulkas. Emang kamu mau dimasakin apa?"

"Hehehe...bunda tau aja, Dara lagi pengen udang pedas manis,"

"Tapi kayaknya udangnya abis deh di kulkas, mau belanja sama bunda?"

"Boleh bun, yaudah Dara siap siap dulu,"

Setelah selesai bersiap Dara dan bunda berangkat ke supermarket terdekat. Sampainya di supermarket bunda dan Dara memilih bahan untuk masak nanti. Saat memilih bahan Dara melihat sosok Rifky dengan perempuan yang tak asing baginya di kafe depan supermarket.

"Bun, Dara pergi bentar ya ke kafe depan," pamit Dara.

"Yaudah iya, pulangnya mau bareng atau gimana?" tanya bunda.

"Bunda pulang dulu aja, nanti Dara bisa telpon Rifky, Dara pergi dulu,"

Dara keluar dari supermarket, menuju kafe. Dengan perasaan dongkol Dara menghampiri Rifky. Semakin dekat dengan tempat duduk Rifky, Dara melihat perempuan tersebut menangis. Dara mengurungkan niatnya untuk melabrak Rifky dan perempuan tersebut.

Rifky menyadari kedatangan Dara Rifky berdiri, kemudian menghampiri Dara. Sedangkan perempuan tersebut larut dalam tangisannya. Dara ikut duduk disamping Rifky.

Rifky menjelaskan mengapa ia bisa bersama Risti. Perempuan tersebut adalah Risti. Dara merasa prihatin dengan peristiwa yang dialami Risti selama ini. Dara menawarkan Risti untuk menginap dirumahnya.

Risti meminta maaf pada Dara dan Rifky atas perbuatannya selama ini. Setelah mendapatkan maaf dari Dara maupun Rifky, Risti dengan senang hati Risti menerima tawaran Dara.

***
Tbc...

Te Mea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang