tiga

404 63 12
                                    


•warning!! Konten mengandung unsur boyslove, Yaoi, boyxboy

•diharapkan untuk menjadi perhatian bagi kaum homopobic untuk tidak coba coba membacanya

•Diharapkan para pembaca untuk tidak menjadi silent reader. Karena sebuah komen dan vote merupakan sebuah semangat untuk author
.
.
.
Enjoy
.
.
.

"Eumm yaudah deh, kalo maksa hehe"

***

"aiss, bilang aja mau, gitu amat susah, yuk ah naik" Devan memberi perintah.

"eh Ras, Gue gak bawa helm lebih, lo gapake helm gapapa kan?" Devan sedikit menoleh kebelakang.

"hm, gapapa kok Dev"

"Oh iya Ras, Lo mau nemenin gue ke cafe bentar gak?" Devan membatalkan niatnya menggunakan helm.

Sejenak Rasya nampak berpikir. Lagipula dirinya sendirian saja di rumah. Tak apa lah. Jika ia menemani Devan ke Cafe sebentar.

"Okedeh" Rasya berseru dan dinagguki oleh Devan. Tak lama berjalanlah motor besar milik Devan. Dengan Rasya yang memeluk pinggang Devan atas paksaan pemuda tampan itu.

...

"nah udah sampe Ras, turun yuk" Devan memarkirkan motornya di depan sebuah Cafe yang lumayan besar dan megah. Rasya hanya mampu berdecak kagum. Belum pernah ia ketempat seperti ini sebelumnya.

"Eh Dev tunggu dong, iss"

Kring..

Bunyi bel pintu cafe yang terbuka.
Setelah mereka berdua masuk kedalam cafe. Devan langsung mengedarkan pandangannya.

"nah, duduk di situ aja Ras, di depan panggung sana" Devan menunjuk salah satu bangku dengan dua kursi. Dan langsung di hadapkan dengan panggung yang sudah berisi penyanyi dan pemain musik lainnya.

"wahh Dev, ada yang nyanyi?" Rasya berseru. Menatap berbinar ke arah panggung. Kembali Rasya menoleh ke arah Devan.

"Dev kamu percaya gak kalo aku jago nyanyi sama main gitar?" Rasya menyeletuk. Membuat atensi Devan tertarik.

Sebelah alisnya terangkat.

"hm? Masak? Bisa tunjukin?" Devan menatap Rasya remeh.

"bisa dong, tunggu ya" Rasya menuju ke atas panggung. Berbicara kepada Vokalis Band tersebut. Sampai terlihat sang Vokalis mengangguk. Dan mereka satu per satu turun dari panggung.

Tuk tuk

Ehm.

Dan petika gitar mulai mengalun lembut.

...

I'm trying to hold my breath
Berusaha kutahan nafasku

Suasasana di cafe sejenak menghening. Semua atensi tertuju kearah Rasya yang tengah memetik sembari melantunkan lirik lagu yang mengalun merdu.

Let it stay this way
Biar semua ini tetap begini
Can't let this moment end
Tak bisa kubiarkan momen ini berakhir
You set off a dream with me
Kau tlah memulai mimpi bersamaku
Getting louder now
Kini mimpi itu kian keras
Can you hear it echoing?
Bisakah kau dengar ia menggema?

Mata Rasya terpejam. Menikmati lantunan liriknya. Memahami setiap makna.

Take my hand
Raih tanganku
Will you share this with me?
Maukah kau berbagi denganku?
'Cause darling without you
Karena kasih tanpamu

[1] Friendzone [COMPLETE] Where stories live. Discover now