empat

408 66 36
                                    

•warning!! Konten mengandung unsur boyslove, Yaoi, boyxboy

•diharapkan untuk menjadi perhatian bagi kaum homopobic untuk tidak coba coba membacanya

•Diharapkan para pembaca untuk tidak menjadi silent reader. Karena sebuah komen dan vote merupakan sebuah semangat untuk author
.
.
.
Enjoy
.
.
.

Aaaaaa

Rasya memekik terkejut. Mendapati sosok bertubuh tinggi yang tertelan kegelapan. Setelah memastikan pengelihatannya lantas ia berucap...

"Galang! Kamu ngagetin tau gak"  Rasya berujar kesal sembari mengelus dadanya.

"Katanya pulang naik bus?" Galang berujar dingin sembari bersidekap. Membuat Rasya menaikkan sebelah alisnya.

"oh, tadi kebetulan aku ketemu sama Devan, dia juga mau pulang, jadi ya..bareng aja" Rasya berujar santai. Membuat kedua alis Galang menukik.

"Kok baru sampe rumah? Kemana aja? Keluyuran?" Galang menatap wajah terkejut Rasya dengan tatapan datar.

"Ga...k..kok ngomong gitu?" Rasya mulai menciut.

"Ras kok baru sampe rumah?" Galang bertanya lagi. Tak lepas dari nada dinginnya. Membuat Rasya sedikit jengah.

"Ras cuma ke Cafe bentar kok sama Devan, lagian gapapa kali, Ras juga udah gede" Rasya berucap dengan nada melawan.

"TAPI KAN SETIDAKNYA RAS BISA TELFON ATAU CHAT GA, KALO RAS TELAT PULANG!" Tanpa sadar Galang menaikkan nada bicaranya. Rasya terkejut tentu saja. Jarang sekali Galang membentaknya. Bahkan hampir tak pernah sama sekali. Dan entah mengapa sekarang Rasya merasakan dadanya sesak. Dengan spontan ia menghentikkan napasnya.

"Emang apa peduli Ga? Bahkan Ga lebih milih nganterin Caca ketimbang Ras" Tanpa terasa ucapan lirih itu terucap. Rasya mengangkat kepalanya. Menatap ekspresi terkejut Galang. Air matanya menetes begitu saja. Dengan cepat. Rasya memalingkan wajahnya. Dan berjalan mendahului Galang.

Seakan tersadar. Galang berbalik. Meraih pinggang Rasya dan memeluknya.

Grreepp

Rasya memejamkan matanya. Dengan Galang yang memeluknya dari belakang.

"Maaf...Maaf, Ga, engga bermaksud buat bentak Ras, Maaf. Ga cuma khawatir sama Ras" Galang berucap lirih. Lantas membalik tubuh Rasya dan memeluknya.

Rasya tak membalas pelukannya.

"Ras, maaf..Ga nyesel udah bentak Ras, tapi mohon jangan diem gini aja"

Galang mengeratkan pelukkannya. Perlahan. Tangan Rasya mulai melingkari pinggang Galang.

"Ras juga minta maaf, udah bikin Ga khawatir" Suara Rasya tenggelam di dalam dekapan Galang. Namun cukup terdengar sampai ke telinga Galang.

"Iya, tapi lain kali Ras harus inget, kalo ada apa apa harus tetep bilang sama Galang, Chat atau telfon ya?" Galang melepaskan pelukkannya. Menatap wajah sembab milik Rasya. Sungguh, ia tak bermaksud membentaknya. Hanya saja melihatnya pulang dengan Devan di jam yang terbilang cukup terlambat dari jam pulang sekolahnya. Membuat emosi Galang meledak.

Jemari Galang terulur mengusap lelehan air mata Rasya.

"Udah jangan nangis, Ga minta maaf ya? Lain kali Ga, gak akan bentak Rasya lagi" Galang berucap dengan menangkup kedua pipi Rasya. Mendongakkannya agar beradu tatap dengannya. Senyum manispun tersungging di sudut bibir Rasya.

[1] Friendzone [COMPLETE] Where stories live. Discover now