tujuh

401 59 13
                                    

•warning!! Konten mengandung unsur boyslove, Yaoi, boyxboy

•diharapkan untuk menjadi perhatian bagi kaum homopobic untuk tidak coba coba membacanya

•Diharapkan para pembaca untuk tidak menjadi silent reader. Karena sebuah komen dan vote merupakan sebuah semangat untuk author
.
.
.
Enjoy
.
.
.

Satu minggu berlalu. Rasya sudah turun sekolah dua hari setelah kejadian dimana Galang pulang dari rumah Rasya dengan alasan mengantar Caca.

Sejak saat itu juga. Rasya lebih memilih menjauh. Ia tau posisinya sekarang. Ia hanya tak lebih dari seorang teman semasa kecil.

Rasya tak ingin. Perasaannya akan semakin tak terkendali. Ia tak mau merusak hubungan Galang dengan Caca. Lebih baik mengalah dari pada mengganggu.

Cinta Rasya benar. Namun tumbuh di waktu yang tidak tepat. Maka dengan berat hati. Rasya akan berusaha menyimpan saja perasaannya di dasar hatinya. Menjadikannya setitik kenangan indah selama hidupnya. Hingga suatu saat. Rasya menemukan cinta lain yang mampu mengisi bagian besar hatinya.

Menjauhnya Rasya ternyata juga membuat Galang merasa kalut dan bingung. Tak biasanya Rasya akan mengabaikannya seperti ini. Setiap Galang mengajaknya kekantin bersama. Rasya akan menolak dengan alasan, 'tak lapar' 'aku ingin melanjutkan tugas yang tertunda' dan bla bla bla...

Atau. Setiap Galang mampir kerumah Rasya. Rasya akan terlihat sedikit menjaga jarak dengannya. Yang biasanya Rasya akan dengan senang hati memberikan pahanya sebagai bantal untuk Galang. Kini ia akan menolak secara halus. Mengatakan..
'pahaku sakit Ga' atau 'Jangan, nanti kesemutan'

Intinya. Rasya sedikit menjaga jarak dan mengurangi skinship mereka.
Bahkan selama seminggu ini. Pertemuan mereka bisa dihitung dengan jari.

Kini bel pulang sekolah berbunyi. Galang sudah membulatkan tekadnya ingin bertanya langsung pada sang sahabat.

Galang menyongsong kerumunan para murid yang berjalan di tengah koridor. Demi mencari sosok Rasya. Ia juga sudah mengatakan pada Caca untuk menunggunya sebentar di parkiran sekolah.

Sampai. Mata Galang menangkap sosok Rasya yang berjalan pelan.
Galang dengan tergesa menghampiri Rasya. Koridor kini sudah terlihat menyepi.

Galang mencekal pergelangan tangan Rasya. Membuat Rasya menoleh. Betapa terkejutnya Rasya. Melihat pria di depannya yang mati matian untuk ia jauhi.

Sesaat. Dunia sekaan berhenti. Mereka berdua masih sama sama terpaku. Cekalan di pergelangan tangan Rasya belum terlepas. Cukup lama mereka berdua hanya saling pandang. Hingga koridor ini sudah sangat sepi.

Sampai...

"Ras, Ga perlu ngomong sama Ras" Galang berujar tegas. Membuat nyali Rasya menciut melihat tatapan tajam itu.

"Ga..mau ngomong apa? Mamah nyuruh Ras cepet pulang" Cicit Rasya. Membuat genggaman tangan Galang melemas.

Galang mengabaikan peenyataan Rasya.

"Ras? Kenapa Ga ngerasa kalo Ras ngejauhin Ga?" Galang menatap wajah tertunduk Rasya. Sungguh Rasya tak pernah mengira bahwa Galang akan bertanya tentang hal ini. Pikirnya Galang sudah akan lupa dengannya karena kehadiran Caca.

"Ma..maksud Ga?" Rasya mengerti. Sangat mengerti. Namun entah mengapa ia lebih memilih mengurai waktu.

"Jawab Ga! Kenapa Ras jauhin Ga?" Galang berucap penuh penekanan.

[1] Friendzone [COMPLETE] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora