13

5.1K 202 1
                                    

Laura dan kedua temannya tengah asyik mengobrol, menceritakan bagaimana dirinya dan Vano bisa jadian.

"Gak ada romantisnya banget sih tu cowok" Keyla menanggapi cerita Laura dengan geram.

"pantesan nih ya Ra, tadi tuh waktu gue baru masuk kelas semua anak kelas gue ribut termasuk noh ketiga bocah pengikut Vano" Reyna menceritakan keributan adanya berita kalau Vano pacaran sama Laura yang terkenal sebagai bad girl.

"dan lo tau gak ekspresi Vano gimana?"

"mana gue tau Rey, kan lo yang sekelas sama Vano, kenapa lo jadi balik tanya?" Keyla memotong ucapan Reyna yang masih menggantung.

"gue belum selesai ngomong kali Key, lo main motong aja. Tuh si Vano gak ada ekspresi sama sekali Ra, padahal anak kelas pada penasaran banget" Lanjut Reyna.

Cerita semakin berlanjut hingga tiba-tiba Keyla membahas masalah dirinya yang disekap digudang, dan memutuskan untuk meminta tolong sama Laura.

"Ra.. Sebenarnya gue masih penasaran sih sama orang yang nyekap gue waktu itu" Keyla mulai mengingat kejadian dimana dirinya disekap.

Laura hanya diam tak bergeming, dia malas kalau untuk membahas abangnya. Karena itu bisa membuatnya naik darah.

Reyna hanya diam dan menyimak kedua temannya ini. Karena Reyna memang tidak tau apa-apa tentang Keyla yang disekap.

"maksut lo Rakha?" Laura menjawab pertanyaan Keyla.

"punya masalah apa lo sama dia Ra? Atau jangan-jangan dia mantan lo lagi" Keyla menunjuk ke arah Laura dengan jari telunjuknya.

"Lo pada ngomongin apaan sih" Reyna dengan polosnya bertanya kepada kedua temannya.

Akhirnya Keyla menceritakan kejadian tersebut kepada Reyna

"Lo kenapa gak hubungin gue Key? Siapa tau gue bisa bantuin lo kan?"

"Lo mau bantuin kayak gimana Rey? Lo aja ngelindungin diri lo gak becus, yang ada ni lo malah teriak-teriak"

Reyna tersenyum sinis mendengar ucapan Keyla. Namun ada benarnya juga, Reyna benar-benar sangat feminim banget, dia gak tau sama sekali ilmu bela diri. Lain halnya dengan kedua temannya.

Walau Keyla tidak memahami sepenuhnya, setidaknya Keyla pernah belajar ilmu bela diri. Jangan ditanya lagi kalau Laura. Laura sudah mengikuti ilmu bela diri sejak dia SMP. Sudah tidak perlu diragukan lagi bagaimana kemampuan Laura dalam bidang itu.

"eh bentar deh, Kayaknya gue pernah denger deh nama Rakha itu. Tapi kapan ya?" Reyna berusaha berpikir keras mengingat nama itu.

"gue inget!! Lo pernah ngerancau gak jelas waktu lo habis mabuk, dan waktu itu lo nyebut nama Rakha, siapa sih Ra Rakha itu?"

Laura tak menyangka begitu besar efek Rakha dalam kehidupannya. Jujur, sebenarnya Laura sangat sayang dan rindu sama abangnya. Tapi rasa benci begitu mendominasi dirinya.

Hingga Laura gengsi untuk mengakui rasa rindunya terhadap abangnya, Rakha.

Reyna melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah Laura. Dan ditepis Laura dengan kasar.

"awhh.. Sakit kali Ra, lagian lo kenapa malah bengong" Reyna mengadu kesakitan akibat tangannya ditepis oleh Laura.

"Kita tanya sama lo Ra, Siapa Rakha? Atau jangan-jangan Rakha itu man.. "

"gue gak kenal sama Rakha!!"

Laura memotong omongan Keyla cepat, dia tidak mau jika kedua sahabatnya ini tau bagaimana masa lalunya yang memang tidak harus diceritakan kepada orang lain. Karena bagi Laura masa lalunya itu terlalu pahit untuk diingat kembali dan diceritakan.

"Abangnya"

Laura terkejut dengan suara yang barusan dia dengar. Laura membalikkan badannya dan mendapati Vano yang tengah menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir menuju rooftop.

Mampus, Laura ketangkap basah kalau dia sudah bolos upacara. Dan bagaimana Vano bisa tau kalau dirinya sedang ada disini.

Masa bodoh jika Vano akan memarahi dirinya, yang terpenting baginya dia tidak perlu capek-capek mengikuti upacara, apalagi sekarang matahari sangat terik.

"Ra.. Bener yang diucapin sama Vano? Jadi Rakha bener-bener abang lo"

Keyla bertanya dengan raut wajah tak percaya. Keyla teman Laura sejak SMP, dan selama dia berteman dengan Laura, Laura tak pernah mengatakan kalau dirinya mempunyai abang.

Lagian selama ini Keyla juga tidak pernah melihat keberadaan Rakha itu dirumahnya Laura. Dan ini sangat sulit dipercaya.

Bukan hanya Keyla, Reyna juga tak percaya jika Laura mempunyai abang, Reyna juga teman Laura sejak SMP. dan selama itu pula Laura tak pernah bercerita mengenai abangnya yang satu ini.

Laura beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya turun dari rooftop, Vano yang melihat segera mengejar Laura. Dia tau ucapannya barusan yang membuat Laura seperti ini.

Keyla dan Reyna masih diam ditempatnya. Mereka rasa Vano dan Laura butuh waktu bicara. Khususnya Laura sepertinya dia sangat butuh waktu untuk sendiri.

****

Laura berlari menuju taman belakang sekolah yang tampak sangat sepi, karena sekarang masih dalam jam pelajaran. Jangan ditanyakan lagi kenapa Laura justru memilih taman belakang daripada kembali ke kelas.

Laura butuh waktu sendiri, dia ingin menenangkan pikirannya yang akhir-akhir ini sangat kacau.

Laura menyenderkan punggungnya ke pohon yang ada dibelakang tubuhnya. Kakinya ia tekuk dan tangannya memeluk lututnya.

Laura menangis, dia sedih mengapa Vano dengan enaknya memberitahu kedua temannya itu. Bukannya Laura tidak mau bercerita dengan Reyna dan Keyla, tetapi Laura tidak mau kedua temannya itu ikut terbebani dengan masa lalunya.

Apalagi Laura memang sengaja tidak memberitahu temannya karena dia gak mau mendapat belas kasihan temannya. Laura ingin menyembunyikan semuanya, termasuk kesedihannya yang sangat mendalam ini.

Laura ingin terlihat baik-baik saja, ingin terlihat sebagai wanita yang kuat. Laura menutupi semuanya dengan sebaik mungkin. Hingga dirinya rela menjadi anak yang bar-bar agar semua terlihat nampak baik-baik saja. Laura melakukan ini semua juga demi masa lalunya. Agar Laura tak kembali teringat akan hal itu.

Vano mengetahui jika Laura sedang berada ditaman belakang, namun Vano tak ingin mengikutinya. Vano merasa Laura sangat butuh waktu untuk sendiri.

Vano gak bermaksud untuk membongkar rahasia Laura, dia hanya ingin pacarnya tidak terlarut dalam kesedihannya.

Vano hanya ingin melihat Laura yang baik-baik saja, bukan yang cengeng seperti sekarang. Sebenarnya Vano juga merasa bersalah atas kebodohan yang diperbuat beberapa menit yang lalu.

Namun percuma jika Vano nyamperin Laura sekarang, yang ada Laura tambah marah kepadanya. Lebih baik Vano membiarkan Laura untuk menenangkan dirinya sendiri. Dan kemudian nanti Vano akan menemui Laura untuk menjelaskan ucapannya tadi.

"maafin gue Ra, gue gak maksud buat ngingetin lo sama abang lo, gue cuma mau lo mbagi kesedihan lo. Biar lo gak ngerasa sendiri" Vano bergumam kepada dirinya sendiri.

Vano meninggalkan Laura sendiri, Vano lebih memilih untuk pergi ke kantin untuk membeli air mineral. Ia sangat haus karena berdiri lama dibawah terik matahari selama upacara tadi.








Terimakasih
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote dan komen😉


5 april 2020

BAD GIRL (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora