•DUA•

332 67 164
                                    

HAPPY READING

Sebenarnya ini rahasia pribadiku. Tentang dengan sengaja selalu mengabaikan bus yang datang dan melamun sampai matahari terganti bulan. Aku lupa kapan pertama kali melakukannya, namun yang jelas, ini sudah menjadi kebiasaan ku yang tak pernah alfa.

Ditambah, sejak hari aku bertemu dengan laki-laki kemarin. Aku tak bisa memungkiri bahwa dia tampan. Jujur saja,dia selalu datang kala senja terbenam untuk duduk disampingku.
Entahlah aku tak yakin tentang alasan sebenarnya dia.

"Namaku Taehyung" dia mengulurkan tangannya setelah sejak tadi hanya melirikku ragu-ragu.

"Aku Adara" jawabku singkat lalu menerima uluran tangannya. Hanya sebentar karena Taehyung langsung menariknya.

Ya Tuhan, tangannya benar-benar dingin.

Mungkin karena bulan ini sudah memasuki musim dingin di Korea. tentu saja aku sudah memakai Hoodie tebal sejak kemarin. Tapi Taehyung tidak, dia hanya menggunakan kemeja sekolahnya yang pendek dan itu pasti membuatnya kedinginan. Tapi aku tidak terlalu peduli. Lagipula jika mungkin lelaki ini tidak mampu untuk sekedar membeli hoodie penghangat pun, sekolah memiliki rompi dan blazer khusus untuk dikenakan dimusim dingin seperti sekarang ini.

Namun lihat lelaki yang sekarang ada tepat diujung pandanganku, pasti sejak tadi menahan dingin demi terlihat keren karena dengan baju pendek itu mengakibatkan tangan berotot sekaligus kekarnya bisa terekspos dengan jelas.

Benar, kuyakin dia sedang tebar pesona tentang hal --- yang tak bisa kupungkiri memang keren --- itu pada semua orang. Kutebak Taehyung bukan seorang siswa yang seratus persen baik-baik. Oh, jangan lupakan gelang double macrame warna hitam berpadu ungu dengan liontin huruf bertajuk kata 'friend' yang melekat dilengannya. Lagi-lagi dia melanggar peraturan dengan menggunakan aksesoris padahal peraturannya tidak boleh.

Ah, apa aku terlalu memikirkannya? Bagusnya setelah perkenalan seribu singkat itu kami kembali saling diam. Aku menatap langit-langit jingga seperti biasa sambil menikmati angin.
Hanya perasaan atau apa,tapi Taehyung seperti terus-terusan melirikku.

Aku tidak mau memperhatikannya lebih. Masalah hidupku masih banyak jadi aku tidak mau mengurusi masalahnya.

"Adara...kalau kamu punya masalah, cerita saja. Jangan dipendam."
Pria ini seakan membaca pikiranku. Lihat? Aku baru saja memikirkan masalah dan dia langsung menanyakannya.

"Apa maksudmu?"

"Kalau kamu terus lari dari masalah, hal itu tidak akan membuatnya berakhir." Taehyung melanjutkan.

"Aku tidak mengerti" jawabku

"Hanya orang depresi yang duduk di halte bus sendirian. Menatap langit-langit bumi sambil melamun dan pergi beranjak ketika sudah malam."

Kata-katanya berhasil menusukku. Tapi ini tidak masuk akal. Darimana dia tau..

"Apa? Depresi? Gila! Mana mungkin aku..."

"Bagaimana dengan sayatan dipergelangan tanganmu itu?"

Skakmat. Dia mengatakan segalanya dengan seratus persen benar dan aku kehabisan kata-kata sekarang.

---

VOTE DAN KOMEN DULU YAH SEBELUM GULIR KEBAWAH ♡

- Dikala Senja (A Unpublished Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang