•SEBELAS•

110 20 10
                                    

Happy Reading ✨

Sinar mentari memasuki kamarku lewat celah-celah fentilasi. mengganggu tidurku yang sedang nyenyak. Terpaksa, Aku harus membuka mataku yang rasanya masih berat. menarik nafas dalam-dalam, aku merentangkan tubuhku yang rasanya begitu kaku.

Disinilah aku sekarang, diatas ranjang empuk familiarku dengan seragam sekolah kemarin yang masih kukenakan. Kotor? Tentu saja. Bahkan lebih dari itu. Ingat tentang darah, keringat dan air mata dari kejadian hari lalu? Semuanya masih tertempel disini dan semakin mengering menjadi satu. Detik ini juga, aku merasa menjadi perempuan paling menjijikan yang pernah ada.

Tapi lupakan semua hal itu, Aku sedang mencari sosok Kim Taehyung yang semalam datang menyelamatkanku dari aksi bunuh diri yang bodoh.

mataku berkeliaran dalam ambang kesadaran mencari sosok Taehyung yang kuingat jelas datang kemari tadi malam. Tapi entah kenapa, sosok itu tidak bisa kutemukan bahkan sampai diujung penglihatanku sekali pun.

Aku mengangkat kepalaku berat lalu duduk sambil menyandar ketembok kamar. Bayangan-bayangan tentang kejadian semalam terlintas lagi. Rasa putus asa itu masih tersisa. Tapi disaat yang sama, sedikit memudar bersamaan dengan datangnya Taehyung pada titik terakhir kekuatan yang aku punya.

Ah, Sekarang lagi-lagi aku memikirkan tentang Taehyung...

Setelah tangisku pada malam itu mulai reda, dia menyuruhku tidur untuk istirahat. Lalu mengenggam erat tanganku karena dengan bodohnya aku berharap dia tidak pergi karena aku masih sangat takut jika sendirian. Tapi Taehyung menurutinya begitu saja walaupun tanpa jawaban. Ah, manis sekali.

Memikirkannya aku jadi ingin bertemu. Segera saja aku berdiri lalu berjalan menuju gagang pintu kamar untuk mencarinya.

CKLEK

Pemandangan pertama yang kudapati adalah sosok pembantuku yang kebetulan sedang melewati kamarku entah akan kemana. Kedua tangannya membawa keranjang berisi pakaian yang mungkin akan dicuci.  Dia melihat penampilanku yang kacau lalu berlagak semuanya baik-baik saja.

Mungkin, dia tidak mau menyinggung ku tentang kejadian semalam walaupun aku yakin dia tahu segalanya.

Iya, pembantuku ini memang bekerja sambil menginap dirumahku 24 jam. Jadi memang sudah sewajarnya dia bahkan tahu tentang kekerasan dalam keluargaku sekalipun.

"Bi.. apa Taehyung ada dibawah?" Aku menghentikan langkahnya yang hampir saja terlalu jauh melangkah.

Mendengarnya, dia langsung berbalik untuk menjawab.
"Taehyung siapa, Non?" Katanya.

"Hmm..  teman sekolahku yang semalam datang" jawabku

"Taehyung yang mana ya..? Tidak ada yang datang malam tadi.."

"Dia laki-laki tinggi yang semalam datang masih dengan seragam sekolahnya, Bi. Apa dia sudah pulang sebelum bibi bangun saat subuh?" Aku mulai tidak sabar.

"Saya sudah beres-beres rumah sejak sebelum subuh tapi tidak ada tamu yang datang ataupun keluar."

Deg.

Makin gajelas aja ya tulisan aku ini :')
Nanti revisi kalau udah tamat. Kalau ingat hehe

Sebelum gulir kebawah, jgn lupa vote dan comment dulu yah 💫🌜

- Dikala Senja (A Unpublished Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang