45

4.2K 162 5
                                    

Aku menggeliatkan tubuhku yang masih terbaring diatas ranjang dengan sprei yang wangi maskulin. Ya, aku menginap di apartemen Jungkook. Setelah kejadian semalam yang menguras tenaga dan emosi. Aku mendudukkan tubuhku, mencari sosok lelaki yang semalam sedikit babak belur.

Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan kamar. Mencari sosok lelaki yang semalam membuatku khawatir. Walaupun Jungkook memiliki tubuh yang kuat dan bugar, tapi tentu saja aku khawatir. Gadis mana yang tega melihat pacarnya babak belur.

Aku mencoba mencari Jungkook kedalam kamar mandi tapi dia gak ada disana. Apa dia udah berangkat kerja? Dengan wajah yang babak belur? Ayolah dia kan model, mana bisa bekerja dengan wajah yang babak belur?

Aku berjalan menuju dapur, tujuanku masih mencari lelaki Jeon itu. Hingga akhirnya aku melihat Jungkook sedang memasak sesuatu. Wanginya seperti omelete. Aku menghampirinya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Setelah sampai tepat dibelakang punggungnya. Aku merasakan tubuhku bergetar, ada nyeri tersendiri didalam dadaku. Entah apa itu, tapi baru kali ini aku merasakannya.

Jungkook sekarang pacarku. Walaupun kita berdua belum lama kenal apalagi hubungan pacaran yang baru beberapa hari, tapi aku merasa bahwa Jungkook tulus mencintaiku. Mengingat apa yang ia lakukan malam tadi. Semuanya hanya untuk membela aku.

Punggung lebar itu kini berbalik, menampilkan wajah kelinci dengan mata bulat yang berbinar. Kedua sudut bibirnya ditarik keatas sehingga menampakkan senyum. Cerah. Padahal kondisi wajahnya saat ini ada beberapa lebam dan sedikit darah yang sudah mengering.

Terlihat jelas bahwa itu sakit. Tapi Jungkook gak memperlihatkan sedikitpun kalau dia sedang kesakitan.

"Udah bangun?". Jk

Aku mengangguk mengiyakan. Tanganku meraih wajah kelinci Jungkook. Mengusap bagian wajah yang terlihat lebam sehingga membuat lelaki Jeon meringis kesakitan.

"Aawhh—". Jk

"Sakit ya?". Js

"Enggak kok, cuma—". Jk

"Ki, sorry ya gara-gara gue lu jadi kaya gini". Js

"Sstt ini bukan salah lu. Cowok macem Taehyung tuh pantes di gituin Soo". Jk

"Thanks Ki". Js

Jungkook mengangguk kemudian mencium pucuk kepalaku. Manis.

"Soo.. sekarang lu lebih baik cuti kuliah aja dulu, terus gue saranin buat keluar aja dari kerjaan. Gue mau lu istirahat total". Jk

Baru saja aku membuka mulutku untuk mengatakan sesuatu tapi Jungkook langsung memotongnya.

"Sstt gak ada penolakan. Oke?". Jk

Aku tersenyum pada Jungkook. Usianya lebih muda dariku, tapi sikapnya jauh lebih dewasa dariku. Aku beruntung memilikinya.

"Tapi Ki, lu gimana? Maksud gue, lu.. wajah lu.." Js

"Gak papa, bisa ditutupin makeup kok". Jk

"Ki—". Js

Jungkook menundukan tubuhnya. Wajahnya sejajar dengan wajahku. Manik hitam bulatnya menatap lurus kedalam mataku.

"Iya sayang?". Jk

"I love you". Js

"I love you too". Jk

Jungkook kemudian mencium bibirku singkat kemudian tersenyum lucu. Pipinya menggembung, hidungnya mengerucut, dan jangan lupakan gigi kelincinya.

"Ayo makan dulu. Gue harus pergi kerja. Nanti gue urus surat pengunduran diri lu. Dan inget—". Jk

Complicated love [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang