Sebelum lanjut aku mau nanya yaa🥰
Kalian nemu cerita ini dari mana? Tagar wp? Twitter? Line? Atau mungkin rekomendasi temen kalian sendiri? Jawab yaaa, makasih.Selamat membaca.
••••••
Di luar sana, terlihat orang-orang mulai berlalu lalang melaksanakan aktifitas masing-masing. Daun-daun terlihat berjatuhan tertiup angin, lampu-lampu jalan sudah meredup bersamaan dengan matahari yang muncul dari ufuk timur.
Di balik kaca jendela rumah sakit, seorang gadis terlihat tengah berbaring menghadap ke jendela, matanya menatap langit biru dari sela-sela tirai jendela.
Gadis itu berbalik ketika mendengar suara pintu yang terbuka, dan mendapati Ryan masuk ke dalam ruangannya. Keduanya diam selama beberapa saat ketika bertemu tatap.
"Selamat pagi." Ryan melangkah mendekati Ocha, ia berdiri di sisi tempat tidur.
Ocha melempar senyum tipis miliknya. Ia bergerak bangun dari tidurnya dan duduk di atas kasur.
"Tentang tadi malam ...." Ryan menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.
Ocha menghela napas panjang.
"Itu semua ulah Kak Vio." Tatapan gadis itu berubah sendu.Tangan Ryan terulur menggenggam tangan Ocha.
"Kita lapor polisi mau?"Gadis itu menggeleng pelan.
"Percuma ... Papa ngelindungin Kak Vio."Rahang Ryan mengeras, Ocha tersenyum merasakan genggaman tangan Ryan semakin erat di tangannya.
Ocha melepas genggaman tangan Ryan, gadis itu lalu menangkup rahang Ryan menggunakan salah satu tangannya.
"Aku bahagia bisa bertemu orang seperti kamu Ryan." Gadis itu mengembangkan senyumnya, jari gadis itu mulai membelai pipi Ryan.
"Makasih udah datang nyelamatin aku Ian."
"Udah tugas aku, Cha." Ryan menggapai tangan Ocha yang membelai pipinya lalu menciumnya.
Ocha hanya diam memperhatikan Ryan.
"Kamu ingin menghubungi Cakra sekarang?" tanya Ryan.
Ocha langsung menggelengkan kepalanya.
"Jangan dulu, aku belum siap ...." Gadis itu tersenyum tipis."Baiklah, aku sudah menjelaskan sedikit ke Cakra tentang keadaanmu, tapi lebih baik lagi kalau kamu langsung bicara dengannya," ucap Ryan dan mendapat anggukan dari Ocha.
"Pasti akan ku hubungi, tapi tidak sekarang."
Ryan menghela napas lega. "Baiklah sekarang kamu lanjut istirahat, aku cariin makanan dulu."
Ia melangkah menuju ke pintu, tepat sebelum keluar dari kamar, ia berbalik ketika Ocha memanggilnya.
"Terima kasih."
Pria itu tersenyum. "Istirahatlah."
Ocha tersenyum dan melambaikan tangannya ketika Ryan meninggalkan kamar. Namun, senyum itu perlahan memudar ketika sosok Ryan menghilang di balik pintu.
Tatapan gadis itu berubah menjadi kosong.
'Benar-benar sudah berakhir yah.'
°°°
Angin bertiup menerpa wajah Langit. Ia saat ini tengah berbaring di atas sofa butut di rooftop sekolah. Kelasnya sedang free dan pria itu memutuskan untuk bersantai di sana. Ia menutup kelopak matanya dan mulai menikmati angin yang berhembus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEREIN
Teen Fiction"𝙿𝚊𝚝𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, Serein "Dia butuh aku Cha. Udah beribu-ribu kali aku bilang, jangan egois!" Tangan...