04

3 1 0
                                    

*Eom Minhwa POV*

Teriknya matahari menjadi temanku sore ini. Aku pada akhirnya pulang sendiri karena Bin masih ada rapat osis. Sedangkan Minho? Dia menghilang sejak bel pulang tadi. Mungkin dia beneran marah aku ledekin dengan Jisung tadi pagi. Abisnya sejak dekat dengan Jisung, dia jadi sering mengabaikanku dengan terus bermain game.

Aku berjalan menuju halte yang terletak paling dekat dengan sekolahku sambil menundukkan kepala dan menendang kerikil-kerikil.

Kenapa sudah sore begini, matahari masih terik sih? Huft!

Saat beberapa langkah lagi aku mencapai halte, tiba-tiba aku melihat bayangan payung, langkahku langsung terhenti dan aku mendongakkan kepala.

Payung berwarna navy, sedang menudungiku, menghalangi sinar matahari. Aku langsung membalikkan badanku dan melihat Minho sedang memegang payung itu.

"Kukira kau pergi nge-date." Ucapku.

"Sama siapa?"

"Hwang Seunghee."

"Enggak."

"Bagus deh." Gumamku dengan pelan sambil menunduk.

"Udah tau panas, tumben gak pake topi atau payung?" Tanya Minho. Aku langsung menunjuk payung yang masih di atas kepalaku.

"Payungku aja ada di sini." Ucapku.

"Topimu?"

"Di cuci. Belum kering."

"Pantas saja. Ayo. Aku lapar."

"Makan apa kita?" Ucapku dengan semangat. Karena biasanya kalau dia yang ajak, dia yang akan membayarnya. Makan gratis hehe.

***

"Ya. Kata Bin, kau nanti jadi panitia acara, ya? Waktu ulang tahun sekolah." Tanya Minho saat kelas kami sedang pergantian pelajaran. Aku sedang menulis catatan hanya menganggukkan kepala.

"Jadi panitia acara itu, setauku cukup susah lho. Kau harus datang ke sekolah dari jam 6 pagi dan baru pulang di atas jam 6 sore."

"Oh ya? Hmm.. ya sudahlah. Mereka kekurangan orang juga kan." Ucapku berpikir lalu menoleh sejenak ke arah Minho lalu kembali menulis.

"Ya kalau kau memang mau, ya gak papa sih."

"Kalau yang ngisi acara, sampe jam segitu juga?" Tanyaku sambil menoleh ke arah Minho.

"Enggak. Tahun lalu sih yang ngisi acara boleh pulang jam 4 atau jam 5 sore gitu." Jawab Minho.

"Yah berarti nanti aku pergi sendiri, pulang sendiri dong?"

"Binie?"

"Emang dia bakal sampe selarut itu?" Tanyaku.

"Kalo gak salah sih, iya. Kau pulang dengan Bin saja." Ucap Minho. Aku menganggukkan kepala lalu kembali menulis.

"Oh iya. Kemarin, Changbin menemuiku." Ucap Minho.

"Lalu?"

"Dia meminta nomermu." Aku langsung menoleh.

"Ah, itulah sebabnya dia mengirimiku pesan. Kukira dia dapat dari mana." Ucapku yang kembali menulis.

"Memangnya dia ngirim pesan apa?"

"Ah, enggak. Bukan apa-apa."

"Pokoknya jangan cari masalah aja." Gumam Minho. Aku menoleh ke arahnya. Minho mengambil hpnya dan kembali bermain game.

"Ya Minho-ya." Panggilku setelah selesai mencatat. Minho masih asik bermain dan tidak menghiraukanku.

"Yaa~" panggilku sambil menggoyangkan tangannya.

Such A FoolDonde viven las historias. Descúbrelo ahora