11 (End)

33 1 0
                                    

*Lee Minho POV*

"Oppa. Kemarilah. Aku mau memberikan informasi penting." Ucap Seunghee saat di pesta ulangtahunnya. Aku berjalan menghampirinya dan berdiri di sampingnya, dengan diperhatikan semua teman-teman Seunghee.

"Hmm.. gimana ya. Aku mau mengatakan sesuatu padamu, oppa." Ucap Seunghee menatapku serius. Aku hanya tersenyum tipis menatapnya.

"Aku mau putus darimu." Kalimat itu membuatku terkejut. Karena kurasa aku dan Seunghee sama sekali tidak memiliki masalah apapun. Bahkan kami tidak pernah bertengkar.

"Aku mau putus darimu karena aku sudah lelah denganmu." Lanjut Seunghee.

"Apa maksudmu?" Ucapku bingung.

"Sejak awal, hubungan kita memang rekayasa. Aku memang dulu menyukaimu, itu karena kharismamu saat dance, sangat keren. Tapi aku tidak menyukaimu sebagai namja. Dan hubungan kita ini tidak nyata, oppa. Aku hanya membantu Hyemi untuk bisa melihat Minhwa seonbae terpuruk. Atau setidaknya merasakan apa yang Hyemi pernah rasakan dulu saat Subin meninggalkan Hyemi demi Minhwa seonbae." Terang Seunghee. Aku menatapnya sambil mengerutkan dahi.

"Ah, jadi begitu. Mulai sekarang jangan ganggu aku, terutama Minhwa. Dan kau Hyemi, kalau kau berani menyentuh Minhwa. Kau harus berhadapan denganku." Ucapku pada Seunghee dan Hyemi, lalu aku pergi dengan kesal. Aku tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang menatapku kasihan atau apapun itu. Aku langsung keluar dari rumah Seunghee yang besar ini, dan berjalan menuju halte bus yang letaknya cukup jauh dari komplek perumahan elit ini.

Berjalan terus dan tiba-tiba hujan turun. Tapi aku tidak peduli. Yang kupikirkan sekarang adalah Minhwa. Aku sangat sadar kalau sejak aku bertengkar dengannya, dia jadi terlihat tidak seceria dulu. Ya meskipun dia bisa tertawa saat bersama Changbin. Tapi selain itu, dia lebih diam dari biasanya. Dan itu membuatku menyalahkan kebodohanku.

Begitu sampai rumah, rumahku kosong dan gelap. Dan aku baru ingat kalau orangtuaku pergi ke luar kota sejak minggu lalu. Karena selama seminggu ini, aku sibuk dengan latihan untuk lomba dan juga sibuk dengan Seunghee, jadi aku tidak merasa sepi.

Aku bergegas membersihkan diri dan akhirnya berbaring tempat tidur. Saat sedang lihat-lihat instagram, tiba-tiba kepalaku pening. Jadi aku memutuskan untuk tidur lebih awal.

***

Aku bermimpi tentang Minhwa yang marah padaku dan akhirnya pergi dariku. Begitu aku membuka mataku, gadis itu berada di depanku.

"Apa ini masih mimpi?" Batinku. Tapi senyum hangatnya terasa begitu nyata. Aku meraih tangannya untuk memastikan dia adalah Minhwa sungguhan, bukan hanya ilusi semata.

Minhwa akhirnya keluar dari kamarku. Aku diam sejenak sembari mengumpulkan kekuatanku. Karena badanku rasanya sakit semua dan kepalaku terasa sangat berat sekarang.

Aku memaksakan langkahku menuju lantai bawah, dan aku melihat gadis itu sedang bersandar di meja makan, menghadap ke panci yang kemungkinan besar itu berisi bubur bikinan Minhwa. Aku memanggilnya dan langsung memeluknya.

Semua perasaanku bercampur aduk sekarang, namun yang lebih mendominasi adalah perasaan bersalah karena pertengkaran bodoh itu. Dan hubungan tidak berarti bersama Seunghee.

"Ya. Kenapa kau keluar? Kau masih sakit, Ino." Ucap Minhwa sambil membalas pelukanku sejenak lalu melepasnya. Aku hanya tersenyum tipis, entah terlihat atau tidak.

"Maafkan aku, Minhwa-ya." Ucapku.

"Kalau gitu panggil aku nuna." Ucapnya sambil tersenyum jahil.

"Gak mau. Masa anak kecil di panggil nuna."

"Ya aku ini lebih tua darimu, ya." Ucapnya.

"Memangnya kau mau punya adik sepertiku?" Tanyaku iseng yang kemudian duduk di kursi makan.

Such A FoolWhere stories live. Discover now