05

7 1 0
                                    

*Eom Minhwa POV*

Aku hari ini pergi ke sekolah sendiri. Dan kepagian. Jadi begitu sampai kelas, aku menaruh tasku lalu pergi ke tempat yang biasa kutuju saat sedang sendirian. Yaitu loteng sekolah. Aku membuka pintu loteng sekolah dan berjalan menuju salah satu bangku yang ada di sana.

Saat mencari tempat yang pas, aku melihat seseorang sedang berbaring di bangku paling jauh dari pintu loteng. Aku tidak berniat mengganggunya, jadi aku hanya akan duduk diam di salah satu bangku bagian tengah.

Lagu ASTRO menjadi pilihanku untuk menemani pagi tenangku.

Saat sedang meresapi lagu, tiba-tiba aku merasakan hawa lain yang ada di kananku. Aku membuka mataku dan menoleh. Yang kulihat adalah Changbin.

"Seonbae terlihat sangat menikmati pagi ini, ya." Ucap Changbin.

"Sejak kapan kau di sini?"

"Dari pagi banget. Aku tiduran di sana."

"Oh ternyata itu kau. Kukira siapa."

"Ah, bukankah biasanya seonbae datang sekolah bareng Minho hyung?"

"Ah, tidak. Aku sengaja datang lebih pagi. Aku sudah lama tidak menikmati pagi secerah ini." Ucapku sambil tersenyum.

"Ah, apa aku boleh memanggil nuna?" Tanya Changbin tiba-tiba. Aku menatapnya dan tersenyum lagi.

"Tentu saja boleh." Ucapku dan Changbin ikut tersenyum.

***

"Ya ya ya." Panggilku sambil memukul-mukul lengan Minho yang sedang serius mencatat.

"Apa sih?"

"Kata Changbin, kau makin dekat dengan Seunghee, ya? Gimana dia?" Tanyaku.

"Kau juga sepertinya makin dekat dengan Changbin." Ucap Minho acuh tak acuh.

"Enggak. Biasa aja. Cuma dia beberapa kali menunjukkan beberapa rap yang dia buat." Lalu Minho kembali berkonsentrasi dengan catatannya.

"Menurutku dia anak yang baik. Dilihat dari background keluarga, dia juga oke. Bolehlah." Ucapku sambil merapikan mejaku yang berantakan.

"Siapa? Changbin?" Tanya Minho dengan nada bicara yang belum pernah kudengar sama sekali. Berat tapi ada sesuatu yang tersirat di nada suaranya.

"Hwang Seunghee. Dia juga manis, kan." Ucapku.

"Aku tidak tertarik dengannya." Ucap Minho kembali mencatat.

"Benarkah? Ah tidak mungkin. Dia yeoja kedua yang berhasil dekat denganmu."

"Kami hanya berteman."

"Awalnya. Tapi baguslah. Itu artinya kau sudah mau bersosialisasi." Ucapku sambil tersenyum tulus padanya. Minho menoleh dan memberikan senyum tipis.

"Ya! Bukankah kau harus menraktirku?" Ucapku.

"Untuk apa?"

"Pertama, karena kau sudah melupakanku gara-gara Seunghee." Ucapku sambil mengerutkan dahiku sambil memanyunkan bibirku.

"Lalu?" Tanya Minho sambil mengangkat alisnya yang sebelah.

"Yang kedua karena kau akhirnya mempunyai teman selain aku!" Ucapku bersemangat.

"Ya. Kau ini mengidap bipolar atau apa sih? Sedetik kau kesal, didetik kemudian kau bahagia." Ucap Minho menatapku dengan aneh.

"Ya pokoknya kau harus menraktirku. Traktir aku ice cream yahh. Waktu itu kau kan tidak jadi pergi denganku dan Binie."

"Iya-iya. Pulang sekolah, gimana?"

"Bukannya kau ada latihan?" Tanyaku

"Oh iya latihan terakhir. Aku lupa. Kalau gitu setelah acara ulangtahun sekolah, aku tunggu di ruang dance, setelah itu kita pergi." Ucap Minho dan aku menganggukkan kepala.

Such A FoolWhere stories live. Discover now