|BAB 6| Universitas

1.1K 136 44
                                    

Menyendiri lah, ketika semua orang susah untuk berbaur dengan dirimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Menyendiri lah, ketika semua orang susah untuk berbaur dengan dirimu. Pada kenyataannya, tak apa dijauhi oleh manusia, asal yang Maha Kuasa tetap memberikan Rahmat bagi kita.

Berada dilingkungan baru dimana semua orang tak kita kenali, memang sangat sulit. Butuh perjuangan untuk berbaur dan lebih dekat. Respons orang yang berbeda kadang sangat menyulitkan. Bukan tentang kata-kata, tapi ini memang sulit untuk dilakukan. Sikap dan sifat seseorang sangat berbeda. Ada yang baik, tapi dibelakang bermain. Ada yang baik juga sangat tulus. Semua tergantung pada kondisi dan sikap seseorang.

Universitas Indonesia merupakan universitas yang banyak digemari oleh para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan. Universitas yang berada di daerah Jakarta Selatan itu, merupakan universitas dengan jurusan kedokteran terbaik, setara dengan Universitas Airlangga di Surabaya, dan Universitas Diponegoro. Lulusan kedokteran dari UI pun tak perlu di ragukan lagi kemampuan dirinya. Akreditasi A menandakan bahwa UI memang tidak main-main dalam program yang disodorkan.

Anita terbengong ketika melihat dan datang secara langsung ke Universitas yang menjadi impiannya di desa. Kakinya tengah menampak pada halaman kampus tersebut. Kampus ini sangat luar biasa baginya. "Masyaaallah, apik banget. Rak sia-sia, seakan perjuanganku terbayar sudah."

Tak mau berlama-lama, Anita pun berjalan untuk mencari kelasnya. Karena proses belajar mengajar sudah bisa dilakukan. Anita tak henti-hentinya kagum. Halaman yang luas, gedung yang menjulang tinggi membuat ia tak bisa berkata-kata. Para mahasiswa yang terlihat fashionable membuat ia agak minder dengan baju yang ia pakai sekarang.

"Lah, baju iki apik juga," ucap Anita sembari memperhatikan baju yang ia gunakan untuk ke kampus.

Anita terhenti tepat didepan lift. Matanya terus mengarah pada pintu besi itu. Tangannya mencoba untuk membuka pintu itu dengan sekuat tenaga, namun nihil. Ia tak bisa membuka pintu yang keras itu. Anita menoleh ke kanan dan kiri untuk meminta bantuan seseorang, tapi tak ada satupun yang lewat. Lalu ia harus bagaimana? Kelasnya ada di lantai dua. Ia tak mau telat. Ia pun terus menunggu dengan berdiri menghadap pintu lift yang masih tertutup.

"Gimana cara bukanya? Anita gak iso," lirihnya merasa bingung.

Seorang pria pun berdiri di sampingnya. Membuat Anita menoleh dengan wajah terkejut miliknya. Apa ini pangeran dari langit? Tampan sekali. Bahkan ia mengeratkan pegangan tasnya, ketika tangan pria itu memencet tombol yang ada di pintu besi. Anita pun dibuat bertanya-tanya.

"Maaf, Mas lagi apa, ya?" tanya Anita penasaran dengan apa yang pria itu lakukan.

Pria dengan wajah dingin itu menoleh. Ia pun hanya melihat sekilas, kemudian masuk kedalam pintu lift yang sudah terbuka. Anita yang melihat itu langsung saja masuk bersama pria itu. Yang membuat Anita bingung, kenapa pintu itu bisa menutup sendiri? Ini tak bisa ia percaya.

Setinggi Mimpi (Completed)Where stories live. Discover now