|BAB 9| Tahu Berujung Sesak

1.1K 108 72
                                    

Apa yang salah dari sedih? Bila malang datang, maka bersedilahTapi, tolong jangan terlalu lama

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Apa yang salah dari sedih?
Bila malang datang, maka bersedilah
Tapi, tolong jangan terlalu lama.
Sedih memang boleh, tapi tegar sangat di perlukan.

Jarak seakan lenyap, hinggap penuh kesesakan. Tak ada yang bisa diharapkan bukan? Berharap hanya akan membuat hati kita semakin sakit. Terkadang ketulusan dan ikhlas yang membuat diri kita tetap tegar, tapi semua tak akan berjalan begitu saja. Kadang sudah berusaha untuk mengejar, tapi seakan waktu tak mau mempertemukan satu insan yang saling merindukan. Mungkin hanya satu sisi, tapi itu sangat berarti.

Kerinduan itu sangat menyesakan. Terang seakan lenyap, malam seakan menyapa kehidupan. Sampai kapan ada berada dalam fase yang seperti ini? Dekat, tapi tak bisa dipertemukan.

Andalas memukul setir mobil dengan sangat kuat. Sudah beberapa menit ia mengikuti mobil yang berada didepan, nyatanya ia kehilangan jejak juga. Semuanya seakan sia-sia.

"Sial," umpat Andalas memberhentikan mobilnya. "Kenapa bisa kehilangan jejak gini, sih?" Andalas bertanya seraya mengusap wajahnya frustasi.

"Lalek iki Kabeh salahmu." Anita menoleh pada Andalas dengan wajah yang muram. "Gara-gara awakmu, mobil e Ibuku ilang." Anita memusatkan kembali pandangan kearah depan.

Andalas membulatkan matanya. Apa ini? Ia hanya membantu. Kenapa wanita itu seakan menyalahkan dirinya. Tentu ia tak terima tentang ini. "Apa? Pakai bahasa planet mana lu?" Andalas bertanya menatap Anita yang terdiam menatap kearah depan.

Anita tak bersuara. Pikirannya seakan hilang terbawa sesaknya perasaan. Apa yang harus ia lakukan? Ini seakan hanya membuang waktunya saja. Beberapa menit mengejar, tak ada hasil yang didapatkan. Ibunya seakan menghindari dirinya.

Dalam hati yang paling dalam, ia sedih berada dalam situasi yang seperti ini. Tujuan ia datang kemari untuk bertemu ibunya, tapi kepercayaan dan sikap optimis yang ia punya seakan lenyap begitu saja. Ini seperti tamparan keras, yang membuat ia harus tetap tegar dan kuat melawan kenyataan.

"Woy!" seru Andalas sembari mendorong tubuh Anita yang hanya terdiam dan tak bersuara.

Anita mengerjapkan matanya. Tentu saja perlakuan Andalas membuat ia terkejut. "Eneng opo?" Anita bertanya sembari menatap Andalas yang tengah menatapnya.

Andalas seakan terpana dengan tatapan mata yang begitu sejuk dari wanita yang berada di hadapannya. Walau terlihat cupu, matanya seakan indah. Bulat dengan manik mata berwarna coklat terang. Mata itu seakan mengingatkan dirinya pada sang mama.

Andalas pun menggeleng. Tak boleh ia memikirkan gadis yang menurutnya sangat kampungan. "Lo pakai bahasa apa? Planet?" Andalas bertanya sembari memusatkan matanya kearah depan.

Setinggi Mimpi (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora