•°°• _7_ •°°•

1.8K 148 15
                                    


"Keluarkan mahasiswa bernama Im Nayeon dari Tama University. Jika tidak mau, anda yang akan keluar dari sana." Perintah Taehyung kepada orang kepercayaan yang sudah ditunjuk sebagai rektor di kampusnya.

Taehyung kembali menegakan badan dan memasukan ponselnya. Dia tidak akan membuat Nayeon tenang karena sudah merusak hari wanitanya, Sana. Kali ini Taehyung memang sudah tidak waras karena selalu melakukan hal yang tidak masuk akal dan menetapkan Sana sebagai wanitanya, padahal mereka belum bertemu. Namun, keyakinannya masih sama. Sana akan menerimanya, terlebih dia adalah teman masa kecilnya. Tidak akan ada penolakan untuknya.

"Jalan." Ucap Taehyung memerintah. Mark hanya menurutinya dan menjalankan mobil.

Nayeon sudah menyelesaikan tugasnya dan sekarang adalah saatnya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Rasanya seluruh tubuhnya sudah pegal dan merindukan kasur kesayangannya. Dia menatap luka yang baru saja diperbannya. Apakah ini bisa sembuh nanti sore? Itu adalah pertanyaan mustahil yang nyatanya tetap dipikirkannya.

"Sana semakin kejam." gerutunya dengan wajah cemberut.

Nayeon memilih merebahkan dirinya dan mulai memejamkan mata. semalam dia sudah susah payah mengerjakan tugas kuliah dan juga tesisnya agar segera lulus. Harapannya, dia akan menjadi orang sukses dan membahagiakan ayahnya. Bekerja di perusahaan ayahnya sekaligus menjadi dosen di Tama University. Siapa yang tidak ingin bekeia di sana? Semua fasilitas sudah dipenuhi, termasuk tempat tinggalnya nanti. Jadi, dia bisa terhindar dari siksaan keji yang selama ini diterimanya.

Belum juga matanya terpejam sempurna, sebuah dering ponsel membuat Nayeon mengalihkan pandangannya. Matanya menyipit saat melihat nama yang tertera. Café love. Itu adalah nomor telfon café tersebut yg tidak lain nomor Taeyong, pemilik sekaligus sahabatnya. Dengan cepat, tangannya langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo," Sapa Nayeon dengan wajah yang masih bingung.

"Nayeon. Maaf, mulai hari ini kamu tidak perlu datang ke café love lagi." Ucap seseorang dari balik telepon.

"Apa?! Kenapa?" Tanya Nayeon dengan perasaan terkejut. Dia tidak melakukan kesalahan apapun selama ini.

"Gaji serta bonus akan dikirim ke rekeningmu."

Nayeon masih ingin memprotes, tetapi panggilan sudah ditutup. Wajahnya masih bingung dengan kejadian yang menurutnya tiba-tiba tersebut. Dia bahkan tidak mendapat teguran dan malah banyak sekali pelanggan yang puas dengan pelayananya. Apa yang salah? terlebih Taeyong menghubunginya melalui telfon kantor.

Nayeon langsung bangkit dan mengganti pakaiannya dengan jeans dan kemeja kotak-kotak. Dia harus menyelesaikannya dan meminta penjelasan. Diambilnya tas yang sudah tergantung di sebelah lemari dan langsung pergi meninggalkan rumah.

"Puas kamu!" Bentak Taeyong yang saat ini tengah duduk di sofa ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Puas kamu!" Bentak Taeyong yang saat ini tengah duduk di sofa ruang kerjanya. "dia bahkan karyawan terbaik di sini."

Taehyung hanya tersenyum misterius dan duduk dengan kaki menyilang. Tatapannya tidak terkesan bersahabat menatap pria berkacamata dihadapannya ini. Rasanya dia lega setelah melakukan apa yang diinginkannya.

"Tenanglah, Taeyong-ah. Kamu hanya kekuraangan satu karyawan." Ucap Taehyung dengan tampang santainya.

Taeyong menatap Taehyung dengan amarah tertahan. Meski mereka bersaudara, sifat dan karakter mereka jauh berbeda. Taeyong masih jauh lebih memiliki hati ketimbang Taehyung yang selalu seenaknya sendiri.

"Memangnya kamu ada urusan apa dengan Nayeon sampai membuatnya harus keluar dari restoran?" Taeyong penasaran dengan motif Taehyung dan dia yakin, Nayeon sendiri tidak mengenal Taehyung sama sekali. Dia berani bertaruh untuk itu.

"Bukan urusan kamu Yong. Kamu cukup jalankan apa yang aku mau dan itu sudah selesai."

"Jelas itu urusanku. Dia karyawanku dan seharusnya kamu tidak berhak melakukan ini."

Taehyung hanya tersenyum miring dan menatap Taeyong yang masih uring-uringan. "Sudahlah, Yong. Kamu tau sebuah pepatah yang mengatakan, semakin banyak kamu tau maka semakin banyak ancaman untukmu,” ucap Taehyung masih dengan senyum misterius, "dan itu berlaku untukmu juga."

Taeyong hanya mengabaikan ucapan Taehyung yang menurutnya tidak masuk akal. Dia iuga lelah berurusan dengan sepupunya yang satu ini. Dia benar-benar ingin menghancurkan Taehyung jika saja dia mampu.

Taeyong bangkit dan hendak keluar ruangan karena berada di ruangan yang sama dengan Taehyung membuatnya semakin pusing. N amun, belum juga dia melangkah jauh, pintu ruangan sudah terbuka dengan begitu keras. Menampilkan seorang gadis yang tampak begitu berantakan.

"Taeyong, kita perlu bicara," Ucap Nayeon masih terengah.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang