•°°• _44_ •°°•

2K 157 6
                                    


Suara ketukan pintu membuat Seo Joon yang tengah sibuk dengan tumpukan berkas merasa terganggu. Matanya menatap ke arah pintu yang dengan jelas tertulis 'Jangan mengganggu’. Namun, masih ada saja karyawan yang mengganggunya. Setelah berulang kali ketukan terdengar, Seo Joon akhirnya memilih untuk mengizinkan sang pelaku masuk. Sudah tiga hari dia berada jauh dari rumah dan dia ingin secepatnya kembali, berkumpul dengan istri yang pasti begitu merindukannya.

Tidak lama kemudian, seorang pria yang sangat dikenalnya muncul dari belakang pintu dan menatap Seo Joon dengan wajah datar dan terkesan dingin. Seo Joon yang menatapnya langsung menghentikan aktivitas dan menutup semua dokumen yang tengah dikoreksinya.

"Ada apa, Mingyu? Jika informasi tidak penting, maka kamu akan menerima akibatnya." Ucap Seo Joon memperingatkan karena Mingyu sudah mengganggu pekerjaannya. Padahal dia sudah memperingatkan agar membiarkannya sendiri.

"Maaf, Tuan. Saya mengganggu waktu anda. Tetapi ada informasi penting mengenai Nona Nayeon." Sahut Mingyu dengan kepala tertunduk.

"Apa kamu sudah mendapatkan informasi mengenai Nayeon?" Seo Joon memusatkan perhatiannya kepada Mingyu yang masih berdiri di depannya. Sudah beberapa hari dia ikut mencari Nayeon. Awalnya dia membiarkan Taehyung mencarinya sendiri, tetapi istrinya merasa tidak tenang karena Taehyung yang tidak mencintai Nayeon, membuat Jieun was-was. Dia takut jika nanti Taehyung tidak mencari Nayeon sama sekali.

Mingyu mengangguk dan menatap tuannya lekat. "Baru saja Mark mengirimkan titik di mana Nayeon di sekap. Nona Nayeon berhasil mengirim pesan pada tuan muda Taehyung."

"Lalu, apa Taehyung sudah bergerak ke sana?" Tanya Seo Joon lagi. Dia penasaran apa yang akan dilakukan anaknya.

"Iya, Tuan. Tuan muda Taehyung sudah bergerak ke sana dan membawa sekitar empat puluh anak buah. Mark mengatakan bahwa tempat di mana Nona Nayeon berada sekarang adalah pedesaan terpencil dan tidak ada penghuni sama sekali."

"Baik. Kita ikuti ke mana Taehyung pergi. Siapkan anak buah kita. Ingat, Mingyu. Kita hanya akan melihat pergerakan Taehyung. Jika dia membutuhkan bantuan, kita akan membantunya." Perintah Seo Joon dengan nada tegas.

"Baik, tuan." Mingyu segera undur diri dan keluar dari ruangan. Tangannya menutup pintu sepelan mungkin dan segera menghubungi semua anak buahnya. Usianya masih setara dengan Taehyung, tetapi dia memiliki kemampuan yang begitu memukau. Seo Joon sendiri sampai menjadikan Mingyu sebagai tangan kanannya. Kejujuran dan kegigihan yang dimiliki menjadi nilai plus dalam pandangan Seo Joon.

Seo Joon segera membereskan berkas yang berserakan di meja. Dia segera bangkit dan keluar dari ruangan. Sebelum pergi, dia menitipkan pesan kepada sekretarisnya agar mengatakan bahwa dia keluar ruangan. Setelahnya, dia segera melangkah ke parkiran dan menuju ke lokasi yang sudah dikirimkan Mark kepadanya.

"Jalan." Kata Seo Joon dengan nada dingin. Matanya menatap lurus dengan rahang mengeras.

"Aku menikahkanya denganmu untuk dijadikan istri, Tae. Bukan malah menjadi tameng untuk masalahmu." Geram Seo Joon dengan bibir terkatup rapat. Dia merasa ingin sekali menghajar Taehyung setiap kali mengingatnya. Gadis tak bersalah selalu menjadi sasaran semua masalah anaknya. Terlebih alasannya hanya untuk menyelamatkan Sana. Dia benar-benar muak dengan sikap egois Taehyung.

Jika terjadi sesuatu padanya, aku pastikan kamu tidak akan pernah melihatnya lagi Tae.

Taehyung mengendarai mobilnya dengan kencang. Matanya menatap mobil lain yang juga ada di belakang. Matanya melirik kaca spion dan meneliti mobil merah di belakangnya. Rasanya dia tidak asing dengan plat nomor yang tertera. Namun, lagi-lagi dia mengabaikan apa yang ada di belakang dan melaju semakin kencang.

Di perbatasan jalan, Mark sudah berdiri dengan beberapa anggota yang sudah diperintahkan untuk ikut dalam misi. Taehyung menghentikan mobil dan membuka jendela, menatap Mark yang langsung menundukan kepala memberi hormat.

"Bagaimana dengan lokasi? Apa masih aman?" Tanya Taehyung takut jika Jin sudah membawa Nayeon pergi karena mencium kedatangan mereka.

"Lokasi aman, Tuan. Butuh waktu tiga puluh menit hingga kita sampai di kediaman Tuan Jin." Jelas Mark.

"Berapa penjaga di sana?" Taehyung menatap Mark dengan wajah dingin. Anggotanya yang lain bahkan tidak ada yang berani menatapnya sama sekali. Mereka tahu dengan siapa mereka harus tunduk dan dengan siapa mereka harus menunjukan keberingasannya.

"Ada sekitar dua puluh, Tuan. Empat orang di gerbang utama, empat orang di gerbang belakang, empat orang di sudut kanan dan kiri. Sisanya mereka berjaga di sekitar tempat bagian dalam dan juga luar." Jawab Mark menerangkan. Dia tahu karena sebelum Taehyung datang, dia sudah lebih dulu datang dan menyelidik tempat yang dimaksud. Namun, dia tidak berani bertindak untuk langsung menyelamatkan. Dia masih harus menunggu hingga Taehyung memerintahkan mereka untuk bergerak.

"Bagus" Gumam Taehyung dengan tampang dingin.

Taehyung keluar dari mobil. Dia melemparkan kunci kepada Mark dan dengan sigap langsung diterima. "Kita, jalan." Perintah Mark dan segera masuk ke kursi penumpang.

Mark yang mendengar langsung masuk dan semua anggota melakukan hal yang sama. Mereka mulai melajukan mobil di jalan berliku untuk menuju ke tempat Jin mengurung Nayeon. Sebenarnya mereka bisa saja melewati jalur air, tetapi itu akan memakan resiko yang tinggi. 

'Nayeon, bertahanlah sebentar saja. Aku akan datang.' Batin Taehyung berusaha menenangkan ketakutannya.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsKde žijí příběhy. Začni objevovat