•°°• _50_ •°°•

2.4K 170 15
                                    


Nayeon menatap bangunan yang ada di hadapannya dengan mata meneliti. Langkahnya mengikuti Taehyung yang sudah menggandengnya masuk dan membuat seluruh karyawan menatapnya lekat.

Ini pertama kalinya mereka melihat atasannya membawa seorang wanita, terlebih dengan tangan yang menggedeng erat.

Taehyung tak menghiraukan semuanya dan tetap melangkah dengan Nayeon yang sudah menunduk malu. Taehyung langsung membawa Nayeon masuk ke lift dan menekan lantai di mana ruangannya berada.

"Taehyung, bisa lepaskan?" Ucap Nayeon ragu. Dia enggan mendapatkan semprotan maut dari pria di sebelahnya.

"Memangnya kenapa?" Tanya Taehyung dengan wajah datar.

"Aku malu dilihat semua karyawanmu." Jawab Nayeon jujur. Dia memang malu karena dijadikan objek seisi ruangan. Dia lebih suka tak ada yang mengenalnya sama sekali.

"Jangan hiraukan." Balas Taehyung tanpa menatap Nayeon. Matanya masih asik menatap pintu lift dan menunggu terbuka.

Nayeon baru akan menjawab ucapan Taehyung, tetapi pintu lift sudah terbuka. Akhirnya, dia memilih untuk diam dan mengikuti langkah pria tersebut. Di depan sudah ada Sowon yang bangkit dan menunduk hormat karena melihat bosnya datang.

Taehyung berhenti dan menatap Sowon tajam. Nayeon menelan ludahnya kasar melihat penampilan suaminya yang ternyata lebih dingin ketika di kantor. Pantas saja semuanya takut, pikir Nayeon.

"Sowon, kamu sudah menyiapkan semua berkas yang akan dibawa ke rapat?" Tanya Taehyung dengan nada dingin.

"Sudah, Bos." Jawab Sowon sembari menunduk.

Taehyung tak menjawab sama sekali dan hendak masuk. Namun, ketika dia sadar ada tangan lain yang digenggamnya. Dia menghentikan kembali langkahnya dan menatap Sowon dengan tatapan tajam.

"Hari ini kamu tidak usah ikut ke rapat. Kamu cukup di kantor, Sowon." Ucap Taehyung membuat Sowon mendongak dan menatap bosnya dengan tatapan terkejut. Jelas saja terkejut. Bagaimana tidak? Taehyung selalu mengajaknya rapat ke mana pun karena terkadang dia membutuhkan sesuatu yang harus diambilnya dengan segera.

"Hari ini, temani Nayeon selama aku rapat. Jangan keluar kantor atau pergi ke mana pun. Kalian cukup berada di ruanganku." Jelas Taehyung dan menatap Nayeon yang sudah tersenyum menatapnya.

"Tidak masalah, kan?" Tanya Taehyung seolah meminta persetujuan dari Nayeon.

Nayeon mengangguk. "Tidak masalah."

Taehyung yang mendengar merasa lega dan segera membereskan berkas. Meninggalkan Nayeon yang hanya bersama dengan Sowon di ruangannya hingga Taehyung menyelesaikan urusannya. Sampai saat itu, Nayeon hanya asik bercengkrama dengan Sowon dan berbagi cerita.

Sowon tengah asik bercengkrama dengan Nayeon langsung diam ketika pintu ruangan Taehyung terbuka. Tampak atasannya dengan wajah lusuh, tetapi tidak mengurangi ketampanannya sama sekali. Matanya yang melihat langsung bangkit dan menundukan kepala. Sedangkan Taehyung, dia hanya melangkah tak peduli dan langsung meletakan dokumennya di meja kerja.

"Kamu boleh keluar, Sowon." Ucap Taehyung yang masih membelakanginya.

"Baik, Tuan. Permisi." Jawab Sowon dan langsung keluar meninggalkan Nayeon yang masih duduk dan menatap semuanya.

Terdengar pintu tertutup dan helaan napas Taehyung yang terasa begitu berat. Nayeon yang melihat langsung bangkit dan hendak mendatangi pria di hadapannya, tetapi diurungkan karena Taehyung sudah membalik tubuh dan menatap Nayeon dengan tatapan datar.

"Mau ke mana, Nayeon?" Tanya Taehyung dengan mata mengamati Nayeon yang sudah setengah berdiri.

Nayeon yang ditanya akhirnya mengurungkan niat dan kembali duduk. "Tidak. Aku hanya ingin bertanya. Apa kamu ada masalah?" Ucapnya dengan tatapan penasaran.

Taehyung yang mendengar tak menjawab dan hanya menghela napas panjang. Dia melangkah mendekati Nayeon yang masih duduk di sofa ruangannya. Matanya bahkan tak pernah melepaskan pandangan dari wanita di hadapannya. Sekarang dia benar-benar tidak bisa melepaskan Nayeon.

Nayeon yang melihat Taehyung sudah duduk di sebelahnya langsung menatap bingung karena tiba-tiba pria tersebut bersandar di pundaknya dan menggenggamnya erat. Nayeon hanya bingung melihat Taehyung yang terasa berbeda.

"Kamu ada apa? Ada masalah?" Tanya Nayeon Iagi dan kali ini sembari melirik ke arah Taehyung.

Taehyung menggeleng pelan. "Aku hanya ingin seperti ini sebentar. Boleh, kan?"

Nayeon yang mendengar tersenyum dan mengelus pipi Taehyung penuh cinta. "Tentu saja." Jawabnya dengan perasaan yang sudah bercampur aduk. Ada rasa bahagia bercampur haru, tetapi ada rasa pedih dan takut yang juga melandanya. Dia takut jika nanti saat Taehyung menceraikannya, dia sudah begitu dalam mencintai pria di sebelahnya.

"Nay." Panggil Taehyung pelan dan membuat Nayeon mengalihkan pandangan, "Apa kamu benci aku?" Celetuk Taehyung karena dia sadar bahwa dulu dia pernah berbuat begitu kejam kepada istrinya tersebut. Dia merasa malu dan juga menyesali semuanya.

"Benci? Untuk apa?" Nayeon mengerutkan kening bingung.

Taehyung mendongak dan menatap Nayeon yang juga menatapnya. "Semua yang pernah aku lakukan ke kamu. Aku benar-benar jahat kepadamu." Ucap Taehyung meneliti wajah Nayeon yang masih menimbulkan senyum manis dan tulusnya. Rasanya dia benar-benar merasa hancur dan menyesal. Taehyung memilih Nayeon mengoloknya atau memakinya. Setidaknya itu akan membuat beban pikirannya meniadi berkurang, termasuk rasa bersalahnya.

"Aku tidak pernah Benci dan dendam denganmu, Taehyung. Semua sudah berlalu dan aku tidak pernah memasukan apa yang kamu lakukan dulu. Jadi, untuk apa kamu masih memikirkannya." Sahut Nayeon membuat Taehyung merasa begitu bersalah. "Yang terpenting, kamu harus berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan marah-marah terus." Usul Nayeon dengan senyum meledek.

"Memangnya aku suka marah-marah?" Taehyung langsung menegakan badan dan menatap Nayeon dengan pandangan memprotes tidak suka.

"Memangnya kamu tidak tahu? Seluruh karyawanmu begitu takut menatapmu, Tae. Padahal kamu hanya manusia biasa." Nayeon menatap Taehyung dengan wajah tak percaya. Jadi, seperti ini bos galak yang selalu terlihat seperti anak kecil di matanya.

Taehyung yang mendengar berdecak kesal. "Itu bukan karena salahku, Nayeon. Itu karena mereka sendiri yang takut." Elak Taehyung yang tidak mau dikatakan galak atau kejam.

Nayeon yang mendengar hanya tersenyum karena melihat wajah kesal Taehyung. Bahkan, tawanya sudah terdengar di telinga pria tersebut dan membuat Taehyung menatapnya dengan wajah tak suka. Namun, Nayeon tidak merasa takut sama sekali. Dia malah semakin menahan tawanya yang siap meledak.

"Nayeon, kenapa kamu tertawa? Apa aku lucu?" Protes Taehyung tak suka.

Nayeon mengangguk dan menghentikan tawanya, meski terkadang masih terlihat tawa yang siap meledak. "Taehyung, apa mereka tahu bagaimana kalau atasannya merajuk? Aku rasa jika mereka melihat, tidak akan ada yang takut lagi denganmu."

Taehyung yang mendengar hanya diam dan memperhatikan Nayeon lekat. Selama dia menikah dengan Nayeon, belum pernah ada yang dilakukannya untuk membahagiakan wanita tersebut. Dia malah selalu menambah ribuan masalah yang selalu dihadapi Nayeon. Bukankah itu tidak adil sama sekali? Terlebih mengingat semua memang karena ulahnya yang terlalu egois.

Taehyung menggenggam tangan Nayeon erat dan itu membuat tawa wanita di hadapannya meredam. Matanya menatap Nayeon lekat dan tersenyum. "Kamu mau ke suatu tempat? Aku akan mengantarmu."

"Kamu mau menjadi sopirku?" Tanya Nayeon dengan mata menatap tak percaya. Bahkan, senyumnya tidak pernah luntur sama sekali.

***

TBC

Jgn lupa Voment 👉👈

See u 😘

Marriage HurtsDove le storie prendono vita. Scoprilo ora