chapter 11

1.8K 198 6
                                    

"Lanjutkan" ucap jaehyun dengan suara bariton nya.

Seakan akan terhipnotis begitu saja, jiyeon meraih dasi itu. Entah dimana pikiran nya saat dia membiarkan badan nya menempel dengan sangat nyaman pada jaehyun. Tarikan di lengan nya tadi memang membuat jarak yang sebelum nya jiyeon buat pertama kali kini terhapus sempurna.

Jiyeon menelan ludah nya kasar lalu mulai membetulkan dasi yang sepertinya menjadi sumber penyebab kejadian ini bisa terjadi. Dia sefera menggelengkan kepala nya, mengusir pikiran pikiran gila di otak nya itu lalu segera menjauh dari jaehyun.

"Sudah selesai" ucap jiyeon sopan menyembunyikan detak jantung nya yang meningkat, berdekatan dengan jaehyun memang sangatlah tidak sehat.

"Kau boleh pergi" ucap jaehyun lalu berjalan ke arah kursi nya.

Jiyeon pun membungkuk pamit lalu segera keluar dari tempat yang dia anggap neraka. Tepat setelah keluar dia segera mencopot kancing blouse teratas nya dan mengipasi dirinya.

"Sadar yeon, kalo lo suka sama dia, akhirnya pasti sakit ati" ucap jiyeon memperingatkan dirinya sendiri lalu duduk di kursi nya.

.....

Siang nya..

Mereka telah sampai di perusahaan yang berada di busan. Jiyeon merentangkan tangan nya karena capai menyetir. Jaehyun benar benar tidak mempekerjakan supir jadi dia yang harus menyetir sampai ke busan.

"Selamat datang pimpinan" ucap seluruh karyawan yang telah berbaris rapih.

Setelah beberapa orang di suruh bubar. Tampak jaehyun yang sedang berbicara dengan salah satu direktur sambil berjalan masuk. Jiyeon pun mengikuti 3 langkah di belakang nya.

Hingga tiba tiba telfon jaehyun yang memang di pegang jiyeon, berdering dengan id caller chungha. Membuat jiyeon segera menghampiri jaehyun.

"Koneksi di jepang pun sepertinya-"

"Sajangnim, ada telfon masuk" ucap jiyeon tak sengaja memotong pembicaraan direktur yang sedang berbicara dengan jaehyun.

Mereka semua serempak menoleh ke arah jiyeon. Membuat jiyeon berjengit bingung.

"Ini wajah baru ya" ucap direktur itu ramah

"Maafkan saya, dia belum terbiasa" ucap jaehyun langsung, lalu melirik tajam ke arah jiyeon

"A-Ah maafkan saya!" Ucap jiyeon cepat sambil membungkukkan badannya begitu menyadari tatapan mematikan dari jaehyun

"Tak apa, semua pemula bisa di maklumi, tak kusangka kau memilih pemula juga" balas direktur itu

"Akan saya peringati" ucap jaehyun lagi

"Tak perlu, kurasa kita bisa melanjutkan ini nanti, kau bisa mengangkat telfon yang sepertinya penting itu hingga memotong pembicaraan kita" ucap nya dengan sedikit sindiran disana

"Tak ada yang lebih penting dari anda" bantah jaehyun

"Eihh, kau terlalu kaku, aku pergi dulu, hampiri aku bila kau senggang" pamit direktur itu lalu pergi

"Kalian bisa pergi juga" ucap jaehyun pada para direktur lainnya.

Begitu semua orang yang ada di situ pergi. Jaehyun menatap tajam ke arah jiyeon, bahkan sangat tajam membuat jiyeon tak sanggup menatap balik jaehyun.

"Ikut aku" ucap jaehyun dingin lalu menyeret tangan jiyeon kasar.

Jaehyun membawanya ke samping perusahaan yang sepi. Dia melepas tangan jiyeon kasar lalu berkacak pinggang. Membuat jiyeon semakin takut melihat jaehyun menatap nya marah

warm(따뜻한); jjhDove le storie prendono vita. Scoprilo ora