BAB 2: Karena Ada Sebab

1.5K 221 72
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

~.~

A/n :
Ada beberapa yang harus diperhatikan, mohon kesediaannya sebentar untuk membaca author note ini :)

1. Setiap kali ada author note, mohon untuk dibaca sampai selesai, jangan dilewat. Karena selain hanya sekedar cuap-cuap kami untuk menyapa kalian, tapi di author note itu juga tempat kami memberikan beberapa informasi tentang cerita kami. Jadi dimohon dengan sangat agar kalian tidak mengabaikan author note.

2. Kemarin pada bingung, ya karena ada New Normal? Meski ENIGMA belum menyinggung masalah itu, bukan berarti di cerita ini tidak ada.

Jadi, sebenernya selain di dunia nyata, kami juga mau menerapkan di cerita IBS ini. Yang masih bingung silakan terus baca cerita kami biar mengerti konsepnya, ya. Karena baru awal cerita, tentu seluruh konsepnya belum terlihat. Jangan terlalu sering menebak-nebak, nikmati saja alurnya, nanti kalian akan menemukan sendiri jawabannya. Aku dan penulis IBS lainnya berharap, semoga kalian mengerti :)

3. Mulai chapter ini dan beberapa chapter selanjutnya, ENIGMA akan menyajikan flashback kehidupan Syahlaa sebelum masuk Darul Akhyar.

4. Seperti yang sudah aku sampaikan di author note prolog, ENIGMA akan menggunakan dua sudut pandang (1 & 3) jadi, jangan kaget kalau berganti sudut pandang dengan tiba-tiba.

Itu 4 poin untuk author note kali ini. Maaf bila kurang berkenan di hati kalian karena begitu panjangnya celotehanku hari ini.

Ketjup jauh💕

Selamat membaca.

~.~

"Jika kamu sudah menempatkan Allah pada hatimu, maka kamu tidak sewajarnya pula menyimpan dendam dan dengki. Karena Allah Sang Pemilik Kehidupan, tidak pantas untuk disandingkan dengan segala penyakit hati yang merongrong iman."

~.~

Satu setengah tahun yang lalu.

Detikan jam mengalun dengan jelas ke dalam runguku, menjadi suatu pertanda keheningan yang jelas tercipta saat ini. Malam memang telah menggulita, mengikis senja dan menggantikannya dengan legam. Dari mulai matahari tinggi hingga terbenam juga, aku belum beranjak dari tempatku. Mungkin hanya sesekali aku bangkit untuk mengambil air mineral atau sekedar membuat secangkir kopi, persis malam-malam sebelumnya.

Sudah tidak ada banyak waktu lagi. Terhitung empat hari dari saat ini aku akan menjadi delegasi kabupaten, maju di Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi yang akan dilaksanakan di kota kembang. Semua usaha sudah aku kerahkan, belajar tidak kenal waktu dan energi. Keseharianku saat ini hanya pagi berangkat sekolah, di sekolah juga akan diberikan arahan oleh guru pembimbing. Karena sekolahku menerapkan sistem full day school, maka aku akan pulang pada jam empat sore. Sampai di rumah langsung membersihkan diri dan akan kembali tenggelam dalam tumpukan buku teori dan latihan soal hingga fajar kembali datang.

Ego dan ambisi dalam diriku terlampau tinggi untuk dikalahkan oleh rasa capek dan kantuk. Yang aku inginkan sekarang adalah memberikan yang terbaik dan tidak mengecewakan orang-orang yang sudah menaruh ekspektasi tinggi padaku. Rasa capek tidak aku hiraukan, rasa kantuk tidak aku pedulikan karena yang aku tahu hanya tidak ada kata henti.

ENIGMA [TERBIT] ✔Where stories live. Discover now