II

10.2K 1K 36
                                    

Scene terakhir ...

"Ada sedikit urusan. Kau tau kan aku sibuk juga?"

Jungkook memaksakan dirinya untuk kembali tersenyum.

"Tentu saja, semoga lancar" ucap Jungkook.

"Oh, iya. Kau juga" ucap Seoji

So, enjoy it~

___________________________



"Apa sih?!" bentak Hasa saat dirinya melihat Taehyung menatap dari dalam ruangannya. Jika dalam posisi ini, maksudnya, Hasa duduk di tempatnya dan Taehyung duduk di kursi kebesarannya. Mereka bisa saling memandangi satu sama lain. Biasanya Taehyung menggunakan ini untuk melihat seberapa serius, sekretarisnya bekerja. Namun untuk kali ini, Taehyung menggunakannya untuk melihat seberapa seksi dan panasnya Hasa ketika bekerja.

"Aku rasa aku menyesal memacari orang gila seperti Kim setan Taehyung," ujar Hasa sendiri pada tumpukan dokumen di depannya. Hari ini jadwl Taehyung tidak padat, maka dari itu ia memiliki kesempatan untuk kencan dengan gadis siapa tadi itu namanya. Sel-sel otak Hasa tidak ingin mengingatnya.

"Tapi aku senang, uangnya banyak" lanjut Hasa sendiri.

Matanya melirik ke arah telepon yang ada di sampingnya. Tangannya meraih gagang untuk menjawab panggilan yang entah dari siapa.

"Selamat siang, ada yang bisa dibantu? Saya Han Sarang, sekretaris Tuan Kim Taehyung."

'Hai cantik, keruanganku. Kita makan siang bersama. Jangan tonjolkan bokongmu.'

"Iblis keparat," bentak Hasa lalu menyudahi acara telepon gila dari Taehyung.

Kaki jenjangnya berjalan menuju ruangan Taehyung, membuka pintunya tanpa mengetuk. Lalu menutup kaca yang tembus pandang dengan tirai berwarna gelap yang memang ada untuk menutupinya.

"Come here" ujar Taehyung.

Hasa melangkah dengan cepat ke arah pria itu. Wajahnya ditekuk.

"Bisa tidak, kau profesional?!"

Tangan Taehyung meraih pinggang Hasa dan merematnya dengan sensual.

"Tak ada waktu untuk marah-marah, baby. Setelah makan siang, aku ada pertemuan dengan Jimin. Ayo, makan sekarang" ajak Taehyung.

"Kita tidak mungkin makan di kantin kantormu kan?"

"No, kita makan di restoran seberang. Jalan kaki atau naik mobil?" tawar pria itu.

"Astaga, jangan menganggap aku manja. Jalan kaki sampai Ilsan juga aku bisa" ucap Hasa dan Taehyung tertawa mendengar itu, ia bangkit dari kursi kebesarannya.

"Bisa mati," lanjut Taehyung, baru saja Hasa akan protes. Pria itu sudah menaruh telunjuknya di depan bibir Hasa.

"Iya Tuan putri. Ayo makan siang."

+++

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, Tuan Park. Hanya saja, akhir-akhir ini Tuan lebih dekat dengan pemilik Jeon Corp," ujar salah satu tangan kanan Jimin yang duduk di bagin depan mobil. Suchoi namanya.

Jimin kembali merapihkan beberapa berkasnya, lalu ia memainkan bibirnya dengan satu jari.

"Dia teman lamaku kok" ucap Jimin.

"Seperti Tuan Kim?"

"Kim yang mana?" tanya Jimin

"Tuan Kim Taehyung, yang memiliki kekasih anak Tuan Han."

"Oh, aku jauh lebih dulu mengenal Taehyung. Jungkook baik kok, jika kalian bersikap sopan padanya."

Mobil mewah berwarna hitam itu berhenti tepat di parkiran salah satu gedung milik Taehyung. Ya, Taehyung itu punya banyak cabang perusahaan. Dia itu kaya raya di usia muda. Tidak heran bisa menggandeng Han Sarang.

Ngomong-ngomong tentang Han Sarang. Sebenarnya Jimin punya masa lalu sendiri dengan gadis itu. Mereka bertiga, Taehyung Hasa Jimin. Bersahabat sejak lama, Taehyung berpacaran dengan Hasa sejak sekolah menengah pertama di tingkat ketiga. Sedangkan Jimin pernah menyukai gadis itu sebelumnya. Hanya saja dirinya terlalu pengecut untuk mengatakan cinta pada seorang sahabat dalam artian yang berbeda.

Pintu mobilnya terbuka, Suchoi mengambil beberapa berkas Jimin dan mengikuti langkah pemuda itu menuju lift yang ada di sana. Tangan Jimin mengambil ponsel dari sakunya lalu mengirimkan pesan untuk Jungkook.

"Hasa.."

Merasa terpanggil, gadis itu menoleh. Hasa reflek bangkit dari tempat duduknya. Tubuhnya sedikit merunduk untuk memberikan salam pada Jimin lalu kaki jenjangnya berjalan menuju pintu ruangan Taehyung.

"Saya antar, Tuan Park" ucapnya dengan sopan. Jimin mencetak senyum miring di bibirnya.

"Terima kasih, Nona Han. Senang sekali melihatmu di sela-sela kepenatanku."

Hasa merotasikan matanya. Pintu ruangan Taehyung terbuka, jimin meminta Suchoi untuk pergi. Sementara itu Hasa kembali menutup pintu ruangan.

"Ku pikir kau ingin selingkuh. Aku sudah merencanakan pemukulan terhadap dirimu, Tae."

"Aku?" tanya Taehyung

"Kau mengirimi pesan, sekretaris barumu menggoda sekali sampai ingin menidurinya. Aku tidak bisa membayangkan, Hasa kau selingkuhi dan aku penasaran seberapa menariknya sekretaris baru itu. Ya sialan! Ternyata Hasa. Fuck, aku juga ingin kalau—boleh."

"Ku potong milikmu" ujar Taehyung.

"Ck, santai saja. Tidak perlu membawa-bawa 'milik'," ucap Jimin lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Taehyung bangkit dari kursinya dan duduk di seberang Jimin.

"Mana Jungkook?"

"Sedang di jalan. Kau bisa akrab dengannya, dia asik kok. Maksudku, kalau butuh teman ke club, dia bisa. Aku mungkin akan sibuk akhir pekan ini."

"Oh boleh, lagi pula Namjoon hyung juga sepertinya sibuk.—"

Jimin menatapnya.

"—membuat anak" lanjut Taehyung.

Sementara itu, Hasa kembali berkutat dengan pikirannya sendiri. Di jadwal Taehyung hari ini, CEO Park dan Jeon. Lalu, di mana satunya?

"Oh sial. Sejak kapan aku peduli dengan orang asing" ujar Hasa

"Permisi."

Gadis itu menegang. Hasa mendongak dan reflek bangkit dari duduknya. Gadis itu menatap Jungkook tepat di mata. Pria itu masih dengan wajah angkuh.

Tapi manis. Tampan, uhh panas(?).

"Tuan Jeon."

"Nona Han."

Hasa memutari mejanya untuk berdiri di depan pintu ruangan Taehyung.

"Tuan Kim dan Tuan Park sudah di dalam. K-kau, m-maaf. Kau bisa langsung menemui mereka."

Jungkook berjalan mendekat ke arah Hasa. Rasanya tenggorokan menjadi kering.

"Iya," ucap Jungkook singkat setelah pintu terbuka dan kembali tertutup. Hasa mengerutkan keningnya. Dia marah. Apa barusan dirinya benar-benar dilewatkan?

"Jeon Jungkook, awas saja" gumam Hasa.










Tbc
Lagi semangat banget up yang ini...

OPIUM ✓ Where stories live. Discover now