Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kemaren apdetnya, masih kobam sampe sekarang. Hayo sapa?
●●●
[!] 5 tahun kemudian, di Stasiun Pusat Penelitian Bhosphorus 200 Mil dari Pantai Cina
Keadaan stasiun kelihatan sibuk, Jungkook mengatur keadaan agar lebih baik dari sebelumnya. Nampak melupakan sesuatu yang teramat penting. "Peter, bisa kau bawakan laptop dan peralatan milikku ke ruang rapat? Ada beberapa yang harus aku jelaskan nanti."
Pemuda tinggi dengan banyak tato di leher itu mengangguk cepat, melakukan apa yang diperintahkan.
"Taera?"
Jungkook mengernyit bingung, kemana anaknya?
"Jean, kau lihat dimana Taera? Anakku?" Jungkook menghentikan kegiatannya, menatap sekeliling dan tak temukan dimanapun si kecil kesayangannya.
Perempuan cantik dengan rambut perak sebahu menggeleng pelan, "Tidak, aku tidak melihat Taera. Terakhir kali?"
Jungkook hampir panik, "Tadi dia disini, duduk sembari memainkan game di ponselnya."
"Jangan panik Jungkook, ayo kita cari anakmu."
Mengangguk pelan, "Josh, gantikan aku sebentar bisa?"
"Sure."
"Terima kasih banyak Josh, ayo Jean."
Berjalan cepat, menelusuri setiap ruangan di lantai atas, dari tempat rapat hingga area bermain kosong di dekat landasan yang tertutup kaca. Namun, anak perempuan itu tak ditemukan dimanapun.
Memilih menggunakan lift, menekan angka 0, dan Jungkook benar-benar akan menjewer telinga si kecil jika saja memang benar dia disana. Jungkook terlampau khawatir, tak lagi ingin merasakan kehilangan. Cukup sudah.
'O Level'
Dan pintu lift terbuka, Jungkook menunjuk Jean agar berlari ke arah kanan dan ia ke arah kiri. Mungkin jika berpencar begini, akan lebih cepat ditemukan.
Donatur yang membiayai ekspedisi mereka kini sudah hampir tiba, dan putri kecilnya buat masalah mendadak begini? Sial, Jungkook hampir menangis.
Mata bulatnya tangkap sosok mungil dengan rambut terurai dan jaket hitam lembut sedang berjongkok didepan kaca, nampak sesekali tertawa saat lihat dua paus bergerak memutar. Lututnya lemas jika boleh jujur, Jungkook memanggil lembut, "Taera?"
Sosok mungil tadi menoleh dengan senyum lucunya, "Ya, mom?"
Jungkook mendekat, lantas menurunkan diri dan bertumpu pada lututnya untuk menyejajarkan tinggi dengan sang anak. "Kau hampir buat mommy menangis, tahu?"
Menutup mulutnya dan tertawa kecil, "Whoopsie, sowwy mommy."
Mengusak rambut dengan lembut dan mencubit kecil pipi tembam sang anak, Jungkook tersenyum lembut. Langkah kaki mendekat terdengar. Jungkook bangkit dan menggenggam tangan-tangan mungil Taera.
