Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
[ Aku ketika pertama kali nonton film The Meg, ini apaan si anjy, ga paham, au dah etorphine apaan, ini apaan, itu apaan, termoklin apa lagi, dan blablablablabla. Sedih banget. ]
✨✨✨
Empat hari setelah kematian Tuan Jeon, Taera akhirnya mengerti bahwa sang kakek telah pergi meninggalkan mereka selamanya. Gadis kecil itu bahkan sudah bisa tertawa saat melihat hewan-hewan laut yang dibudidayakan menetas, salah satunya penyu. Seluruh kru berusaha menghiburnya, Namjoon yang tak henti mengajarkannya bahasa Inggris, Yoongi yang bisa tersenyum dengan Taera yang mengacak laptopnya, J-Hope akan dengan sabar menjelaskan perihal beberapa jenis tanaman yang ada di kebun kecil buatan stasiun, dan Taehyung yang akan jadi tempat gadis kecil itu datang untuk pelukan, berbagi cerita dan lantas tertidur.
Perlahan semuanya akan baik-baik saja.
Saat ini Taehyung menatap Jungkook yang masih memandangi foto milik ayahnya di ruang rapat, mendekap erat tubuhnya sendiri. Bersandar di ambang pintu, hingga akhirnya dimana pria manis itu berbalik dan pandangan keduanya bertemu.
Jungkook segera menunduk, "Masuklah," dan kembali meletakkan pigura foto.
Taehyung bertanya dan tersenyum kecil, memasukkan tangannya ke dalam saku, "Bagaimana Taera?" tanyanya.
"Dia sedih. Dan bingung." Jungkook menyahut lirih.
"Bagaimana denganmu?"
Jungkook berbalik dan berjalan ke arah jendela, gelengan Taehyung tangkap dari matanya, "Aku tak bisa menerimanya," mengusap pipinya yang kembali basah. Sungguh, ini bahkan lebih buruk dari apa yang diharapkannya. Seseorang yang tersisa dihidupnya adalah sang ayah dan Taera. Tapi, jika satu diantara dua penopang hilang, ia jelas tak seimbang.
Taehyung menyentuh bahunya untuk membuat keduanya bertemu tatap, mata tajam itu menatapnya teduh, "Kadang di waktu yang tak kita duga sesuatu hal terjadi sehingga mengubah hidupmu. Tapi dunia terus berjalan. Kau disini berharap dunia berhenti sesaat untuk mengerti dirimu, tapi tidak, Jungkook. Itu takkan terjadi."
"Bagaimana bisa hidupmu menjadi tenang?"
Gelengan pelan Jungkook dapat, "Hidupku tak pernah bisa tenang. Aku menelantarkan kedua sahabatku. Aku selalu memikirkannya. Selalu kuingat," memasukkan tangannya ke dalam saku celana, "Bisakah kuselamatkan mereka?"
Jungkook mengangguk pelan, "Kehilangan seseorang memang berat. Tapi, ingat juga nyawa yang kau selamatkan." Taehyung masih menatapnya, Jungkook balas tersenyum, "Aku senang kau disini."
Terkekeh pelan, mengusak rambut Jungkook gemas, "Jangan bersedih terus, Taera bisa merasakan apa yang ibunya rasakan."
Mengangguk pelan, "Iya, terima kasih."
Hingga akhirnya ponsel Jungkook berbunyi, "Namjoon menelpon," Jungkook menunjukkan layarnya pada Taehyung.
