🌻sepuluh🌻

1K 67 15
                                    

🌻Happy reading🌻


"Gue duluan yah guys, soalnya ada urusan sebentar," ucap Dania setelah selesai mengannti pakaiannya.

"Cie yang mau ketemuan," ledek Inka

"Ah biasa orang pacaran ma, berantem abis itu baikan," sindir Inka

"Lebay." ucap Gea

"Ieehh sirik ajah lo Ge, makanya cari cowo biar gak jomblo lagi Ge." jawab Fafa

"Sesama jomblo gak usah saling ngehina yah!" kesal Gea

"Udah ah, gue cabut duluan yah." ucap Dania yang melangakah keluar.

Dania melangkah girang menuju koridor perpus. Tidak sabar untuk bertemu Junior.

"Dan...tunggu!"

Baru sampai di depan koridor UKS, Dania langsung Dicegat oleh seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.

"Abun?" ucap Dania berbalik.

"Dan, gue mau ngomong sesuatu, jadi semalem pas gue pulang nyokap lo nelpon."

"Terus?"

"Dia nanyain keberadaan lo, gue bilang lo nginep ke rumah gea, dan dia nyuruh gue kerumah lo ambilin seragam lo."

"Ha? Tumben mamah peduli."

"Eh jangan ngomong gitu, nyokap lo tu peduli sama lo, ohya dan dia ngomong hari ini nyokap lo sama kak Vinki bakal ke Bandung untuk urus promosi yang baru, jadi kemungkinan pemotreran kita minggu depan ditunda lagi."

"Emang berapa lama sih?"

"Katanya sih tiga mingguan."

"Oh yaudah."

Dania hendak meninggalkan Abun untuk menemui Junior, tapi baru saja Dania berbalik, dia melihat bayangan junior yang sudah pergi.

Wajar saja karena jarak Perpustakaan dan UKS cukup dekat.

"Junior? Ju, Ju tunggu!" teriak Dania.

Tanpa berpamitan Dania berlari meninggalkan Abun, tapi sayang Dania sudah tidak melihat Sosok Junior disana.

"Lo salah paham lagi Ju," ucap Dania sebelum berjalan menuju lapangan.

***
"Satu...dua...tiga...mpat...lima...nam...tujuh...delapan."

Saat ini jam olahraga dimulai, dan seperti umumnya sebelum melakukan olahraga inti, semua harus melakukan pemanasan terlebih dahulu.

"Junior mana sih?" bisik Dania Celingukan.

Sebelum jam olahraga dimulai pak Wanto memberikan lima menit untuk sarapan bagi yang belum, itu untuk menghindari adanya siswa yang sakit saat olahraga, karena lupa sarapan. Tapi sepertinya Dania belum mengisi perutnya dari semalam, bahkan lupa sarapan dikantin karena pagi-pagi sudah bad mood gara-gara Junior.

"Baik anak-anak sekarang kalian lari keliling lapangan, dua putaran untuk putri dan tiga putaran untuk putra." jelas Wanto

"Tiga pak? Banyak banget." ucap zen mengeluh.

"Jangan banyak alesan, cepat lari." jawab Wanto.

Siswa Ipa 3 pun mulai berlari mengelilingi lapangan yang ukurannya lumayan luas.

Setelah satu putaran setengah, Dania tampak kelelahan dan sesekali berhenti dan memijit keningnya.

"Lo gak papa Deey?" tanya Abun

"Gak papa kok Bun. Lo lanjut ajah nanti ditegur sama pak Wanto." balas Dania.

Prriiittt (bunyi sempritan)

"Kalian berdua ngapain ngobrol?ayo lari!" teriak Wanto.

Abun akhirnya kembali berlari, namun tidak terlalu cepat. Sesekali Abun melihat kebelakang untuk memastikan Dania baik-baik saja.

"Junior? Dari mana saja kamu?"

Seketika Dania menoleh ke arah pak Wanto karena mendengar nama Junior disebut, namun saat ingin menatap Junior, penglihatan Dania menjadi buram, kepalanya terasa sangat berat sampai akhirnya....

Bruukk

"Dania? Dania?" teriak Abun yang langsung berlari ke arah dania yang jatuh pingsan.

Abun mengangkat kepala dania sambil memegang pipinya, dan terus-terusan memanggil Dania, karena tidak ada respon Abun langsung mengangkat Dania menuju UKS.

"ABUN! TURUNIN DANIA SEKARANG!"

Tbc*

🌻🌻🌻
Alhamdulillah, akhirnya semua berkas sudah dikirim. Jadi author bisa kembali Up setiap hari.
.
.
.
Jangan lupa votekoment nya yah.





《| DANN |》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang