Bab 13

3.8K 429 130
                                    

Minji menatap jijik pada Sehun yang terbaring di lantai dengan kondisi tangan dan kaki yang masih terikat erat. Ini sudah sehari dan ia sama sekali tidak memberikan makanan apapun pada lelaki itu, dan ia sudah berpikir kalau Sehun pasti mungkin sudah pingsan karena kelaparan. Namun, ketika ia membuka pintu gudang tempat Sehun disekap, lelaki itu masih mampu untuk mempelototinya. Minji mendengus, ia pikir sebagai seorang lelaki yang berada di posisi bawah, Sehun jelas bukanlah orang yang kuat, tapi ternyata ia bisa bertahan sampai sejauh ini.

Minji menarik sebuah kursi dari sudut gudang ke bagian tengah ruangan dan duduk dengan angkuh di atasnya sambil menatap wajah Sehun yang pucat.

“Apa kau tahu apa yang aku dan suamiku inginkan saat ini ?”

Sehun hanya diam, jujur saja tenggorokannya terasa begitu kering dan ia tak ingin membuang tenaganya hanya untuk bicara dengan wanita tersebut. Semalaman Sehun juga tidak tidur, ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari tempat tersebut, tapi sayangnya tak ada cara apapun yang bisa ia lakukan untuk saat ini, karena untuk membuka ikatan tali yang begitu erat saja ia tak bisa. Sekuat apapun ia menggunakan tenanganya, tali itu masih belum terlepas dan tangannya malah menjadi lecet dan terluka.

“Aku ingin Kim Jongin menyerahkan semua kekayaan keluarga Kim pada Yunjue, ia telah merebut hak-hak yang seharusnya Yunjue dapatkan.”

“Jongin adalah anak sulung dari keluarga Kim, jadi hak apa yang telah ia rebut dari Yunjue ?” Sehun akhirnya buka suara, ia sungguh tidak suka jika ada seseorang yang meragukan Jongin sebagai pewaris utama keluarga Kim.

Minji mendengus, “Bagaimana bisa seorang anak haram sepertinya bisa menjadi pewaris utama ? Yunjue lah yang lebih pantas.”

Sehun memejamkan matanya, “Dan itu semua tidak ada hubungannya denganku.” Meski Jongin adalah suaminya, masalah warisan dikeluarga itu sama sekali tidak berkaitan dengannya.

“Apa kau bodoh ?” Minji menatap Sehun dengan pandangan menghina. “Kau adalah istrinya, dan aku ingin tahu seberapa besar rasa cintanya kepada istrinya ketika ia dihadapkan pada situasi seperti sekarang. Apakah itu senilai dengan kekayaan keluarga Kim ataukah kau sama sekali tidak berarti baginya.”

Sehun tersenyum, “Bagaimana jika ternyata aku benar-benar tidak berarti untuknya ? Apakah itu akan membuatmu merasa bahwa menculikku adalah perbuatan yang sia-sia.”

Minji tertawa, “Apakah kau pikir kami adalah orang yang bodoh ? Suamiku sudah mengalihkan sebagian uang perusahaan ke rekening pribadinya dan untukmu, menculikmu tidak akan menjadi hal yang sia-sia. Aku akan menjualmu kepada pengusaha kaya raya, aku yakin dengan melihat tubuhmu seperti ini pasti akan ada orang yang berani menawar dengan harga mahal untuk memilikimu.”

Di luar pintu gudang, Xu Li berdiri tanpa ekspresi mendengarkan pembicaraan keduanya. Ia sangat membenci Sehun dan mengetahui kalau Minji akan menjualnya membuat dirinya merasa puas. Lelaki itu pantas mendapatkan ganjaran karena telah merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Kim Jongin adalah cinta pertama Xu Li, ia pertama kali bertemu dengan lelaki itu ketika masih berusia tujuh belas tahun. Wajah Jongin yang tampan ditambah sikapnya yang acuh tak acuh membuat dirinya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Sejak itu ia berusaha untuk mendekati lelaki itu, namun Jongin bukan orang yang gampang untuk di dekati. Ia selalu menjaga jarak dan mengacuhkannya. Xu Li tidak pernah menyerah, ia pikir jika Jongin mungkin tidak menyukai tindakannya yang dinilai terlalu agresif karena itu ia mengubah strateginya. Xu Li yang dulunya tidak pernah memperhatikan sekolahnya, mulai rajin belajar, ia juga belajar untuk bersikap seperti para bangsawan. Bagaimanapun Jongin adalah pewaris utama keluarga Kim tentunya ia harus mendapatkan istri yang setara dengannya bukan ? Dan untuk mewujudkan hal itu, Xu Li pergi keluar negeri untuk belajar.

My FlashlightWhere stories live. Discover now