Chapter 4

2.7K 275 10
                                    

Kali ini takdir apa lagi yang harus gue jalani? Gue masih SMA dan sebelum-sebelumnya gue gak pernah punya masalah sedikitpun karena gue gak pernah macem-macem atau menghiraukan omongan orang lain. Tapi kali ini berbeda, sensasi dari cibiran orang-orang kali ini sangat menusuk hati gue dalem-dalem. Entahlah? Gue merasa sesuatu yang gak enak akan menimpa gue, firasat gue sudah gak enak dari awal gosip ini muncul.

Gue masih dalam posisi duduk di atas bangku, setelah melihat postingan yang Type kasih tadi membuat gue jadi lemes, gue gak tau harus ngapain lagi buat ngebersihin nama gue yang sudah terlanjur tercemar karena suatu gosip. Gue bahkan sering melamun akhir-akhir ini membuat gue kehilangan nafsu makan dan jarang senyum. Gue menundukkan kepala gue ke bawah, ngelihat kedua kaki gue yang tak bergerak seinci pun, kedua tangan gue salimg terpaut hingga tanpa sadar gue memainkan jari-jari gue dengan pelan sambil memikirkan apa yang gue lakukan setelah ini. Entahlah, gue gak tau harus ngapain dan harus bereaksi seperti apa kedepannya.

"Tine, ada sesuatu yang lebih buruk dan itu adalah ini" Type membelalakkan matanya saat dia memainkan ponselnya beberapa saat lalu. Type menyodorkan ponselnya ke arah gue, seketika itu juga mata gue langsung mengamati layar ponselnya.

Begitu terkejutnya gue saat melihat postingan Instagram dengan foto gue sebagai objek utamanya. Mata gue beralih ke arah bawah yang menunjukkan caption postingan tersebut. Caption yang dia tulis bener-bener keterlaluan. Hati gue terasa tertusuk benda tajam yang teramat dalam hingga tanpa sadar mulut gue menganga. Gusti, gue sama sekali gak ngelakuin apapun seperti yang mereka katakan hwee, pingin nangis rasanya.

sarawatlism_

sarawatlism_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

356 suka

sarawatlism_ Hati-hati dengan dia, dia bisa membuatmu lemas dengan sentuhannya. Apa uang begitu berharga sehingga kau menjual diri seperti itu?
@tharnn dia keren untuk ukuran pelacur wkwk
@thor.nn tharn, jaga ucapan lo
@mil.ee bisa-bisanya dia sekolah di SMANSA, gue gak mau menghirup udara yang sama dengan dia
@tha_nya @tharnn Kak Tharn jangan kayak gitu
@lhonggg sugar baby-nya SMANSA nih wkwk

Gue mengambil alih ponsel yang semula berada di tangan Type ke genggaman gue. Setelah gue lihat postingan si bajingan Sarawat, tangan gue gemetar dengan hebat, kedua tangan gue mati rasa, gue gak bisa ngerasain apa-apa selain hati gue yang terasa tertusuk benda tajam. Bahkan tanpa gue sadari, ponsel yang semula berada di tangan gue tiba-tiba jatuh ke lantai membuat gue kaget seketika. Type menunjukkan wajah cemas ngelihat gue dengan kondisi seperti ini.

Secara ga sadar, air mata gue berhasil lolos dari kedua mata gue, rasanya begitu menyakitkan mengetahui ada seseorang yang ngomongin lo secara terang-terangan apalagi di sosial media, tempat paling berbahaya di dunia ini.

Type menghampiri gue dan duduk bersebelahan dengan gue. Dia mengambil ponselnya yang gak sengaja gue jatuhin barusan dan meletakkannya di atas meja, dia terlihat membersihkan ponselnya yang kotor terkena debu. Dia mendekatkan dirinya ke arah gue, dia memeluk gue erat-erat yang membuat tangisan gue pecah. Gue bahkan gak memperdulikan tatapan temen-temen sekelas yang menatap ke arah kami dengan tatapan heran dan kepo. Beberapa dari temen sekelas gue nyamperin gue dan bertanya sekedar basa-basi tapi Type langsung memarahi dan mengusir mereka. Gue melingkarkan kedua tangan gue ke pinggangnya, air mata yang keluar dari kedua mata gue mampu membuat basah seragam Type. Dia menepuk pelan pundak gue bermaksud menenangkan.

"Keluarin semua uneg-uneg lo selama ini, keluarin semua perasaan sakit yang lo pendem selama ini karena itu bisa membuat lo baikan lagi!" kata Type menenangkan.

Setelah beberapa menit atau lima menit gue rasa, akhirnya gue melepaskan pelukan Type. Mata gue terlihat sembab dan memerah karena terlalu lama menangis, gue mengelap kedua mata gue pelan buat menghilangkan sisa air yang masih ada di pelupuk mata gue.

"Tine, ini udah kelewatan, kelewatan banget malah. Bukannya lo dan kakak kelas udah dipanggil BK ya buat nyelesaiin masalah ini? Kok dia berulah lagi?" tanya Type dengan keheranan, orang yang dia maksud adalah Sarawat, kakak kelas yang juga ikut dipanggil atau justru yang melaporkan gue ke BK? entahlah, gue gak tau.

"Gue gak paham, Type. Dari awal permasalahan ini gue udah gak paham darimana asalnya, alurnya. Kenapa mereka bisa ngira gue serendah itu?" tanya gue padanya, gue menatap lekat manik mata Type.

"Ini gak bisa dibiarin lebih lama lagi, saatnya gue melakukan sesuatu buat ngelindungin sahabat gue dari sekumpulan geng banci lambe turah" kata Type mantap, dia mengepalkan kedua tangannya. Dia terlihat seperti ingin membunuh seseorang sekarang.

________________________________

________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
VACHIRAWIT - BRIGHTWINWhere stories live. Discover now